Banjirembun.com - Selama ini masih ada orang yang belum betul-betul memperhatikan untuk memilah, membedakan, atau memisahkan antara istilah subhanallah dengan masyaallah. Mengira bahwa keduanya memiliki makna tak jauh beda sehingga bisa diterapkan untuk situasi, masalah, ataupun keadaan yang sama.
Arti kata subhanallah adalah Maha Suci Allah. Hal tersebut bermakna bahwa ingin menyucikan Allah dari segala kekurangan yang tidak layak bagi-Nya. Maksudnya, apapun selain dirinya termasuk dunia ini beserta isinya pasti memiliki unsur keburukan, kelemahan, aib, cacat, keterbatasan, kehinaan, atau yang semacamnya.
Baca juga Subhanallah, ini 8 Perubahan Total Arab Saudi yang Mulai Meninggalkan Nilai-nilai Islam Konservatif
Subhanallah menjadi ucapan rendah hati di mata sesama manusia sekaligus ungkapan rendah diri di hadapan Allah Subhanahu wa ta'ala. Artinya, mengucapkan subhanallah di hadapan manusia merupakan bentuk pengakuan bahwa dirinya sebagai insan (ciptaan-Nya) memiliki banyak kekotoran. Hanya lantaran pertolongan Allah aib/dosa itu tertutupi.
Zikir Subhanallah boleh dipakai sebagai wujud rasa heran (mengelus dada) karena sedang melihat sikap dan sifat jelek manusia. Misalnya, menyebut "subhanallah" tatkala lagi menceritakan tokoh zalim (firaun dan qarun) yang ada di al Quran. Lantas, bisa pula diterapkan ketika intropeksi diri yang tiba-tiba teringat dosa-dosa di masa lalu sehingga membuat malu pada-Nya.
Sifat atau sikap buruk manusia yang patut untuk segera menyebut subhanallah bukan harus perbuatan yang betul-betul dosa. Subhanallah dapat dipakai di waktu menghadapi individu yang bebal, bodoh, aneh, usil, nakal, sok tahu, gemar berhutang, cerewet/bawel, terlalu manja, atau semacamnya. Contohnya, sedang meladeni orang yang banyak tanya terhadap sesuatu hal yang sepele.
Berikutnya, ketika melihat keterbatasan alam atau benda tertentu. Di kala melihat matahari terbit dan terbenam setiap Muslim dianjurkan melantunkan tasbih seperti di atas. Alasannya, sesuatu yang terbit berarti simbol adanya awal/permulaan dan terbenam merupakan tanda akhir/berhenti. Padahal, Allah Maha Suci terbebas dari sifat makhluk. Allah memiliki sifat yang tidak sama seperti matahari tersebut.
Bukan sekadar itu, menjumpai binatang tertentu juga sebaiknya mengucapkan subhanallah. Di antaranya hewan buas, hewan najis, hewan buruk rupa, atau hewan kotor. Begitu pula tatkala tengah melihat penampakan seram, mencekam, atau menakutkan. Dalam kondisi putus asa pun sebaiknya berucap subhanallah sebagai pengakuan kebodohan diri.
Selanjutnya, ucapkan subhanallah di saat menghadapi peristiwa besar (luar biasa dan ganjil). Sebut saja seperti bencana alam, peperangan, perampokan, pembunuhan, umat Islam diancam/disudutkan secara masif, hingga fitnah yang bertebaran di mana-mana. Nah, ketika menemukan berita penipuan dan hoaks beredar luas, tentunya itu sangat patut dibacakan kalimat tasbih berupa "Subhanallah."
Arti Masyaallah adalah sesuatu yang dikehendaki Allah. Bisa juga berarti apa yang Allah kehendaki telah terjadi. Maksudnya, orang yang mengucapkan kata tersebut menunjukkan bahwa dia ingin mengembalikan segala urusan yang dimiliki dan apa yang sedang dinikmatinya kepada Allah. Bukan kepada kemampuan dan usaha yang diupayakannya.
Ucapan masyaallah difungsikan untuk pengakuan diri bahwa Allah yang memberi atau mengizinkan, sehingga individu mampu memiliki atau menikmati sesuatu. Dengan harapan, setelah itu Allah pula yang akan menjaga keberkahan terhadap apa-apa yang dipunyai atau dinikmatinya tersebut. Dengan kata lain, masyaallah juga bisa menjadi bentuk doa atau permintaan kepada-Nya.
Penyebutan masyaallah dianjurkan dilakukan saat melihat, merasakan, atau menikmati hal-hal yang menakjubkan alias mengagumkan. Sebut saja seperti pemandangan alam yang indah, mobil baru, mendengar kabar baik, rumah baru, baju baru, menerima pujian/sanjungan, mendapatkan rezeki, memperoleh apa-apa yang diidamkan, melihat anak yang bahagia, memperoleh rezeki secara tiba-tiba, dan lain-lain.
Ilustrasi pemandangan alam yang indah (sumber pexels.com) |
Ucapkan masyaallah laa quwawata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah) di waktu melihat hal-hal mewah, istimewa, atau hebat dari yang dimiliki oleh diri sendiri. Pilihan lainnya bisa mengucapkan masyaallah tabarakallah (Inilah yang dikehendaki Allah, semoga Allah memberkahi).
Adapun, tatkala melihat "kelebihan" milik orang lain dapat menyebut masyaallah tabarakallah seperti di atas atau dengan cara ucapkan baarakallahu laka fihi (semoga Allah memberkahi anda dengan apa yang anda miliki). Di mana, doa semacam itu guna menghindari rasa iri/dengki dan mencegah munculnya penyakit a'in yang menyerang orang lain maupun diri sendiri.
Lebih detail, mengucapkan masyaallah di waktu melihat barang milik orang lain sejatinya mengajarkan umat Islam untuk mendoakan kebaikan terhadap sesama Muslim. Sebaliknya, hakikatnya juga mendoakan diri sendiri agar terhindar dari sifat ujub maupun takabur. Ujungnya pun sama dengan kata subhanallah yaitu sebagai aksi nyata merendahkan diri di hadapan Allah.
Baca juga Arti Takabur dan Ujub Beserta Perbedaannya
Selain sama-sama sebagai pengakuan rendah diri di hadapan Allah. Persamaan antara ucapan subhanallah dengan masyaallah juga sebagai bentuk rasa syukur. Subhanallah diucapkan lantaran bersyukur bisa terbebas (tidak tertular kejelekan) dari sifat atau sikap buruk makhluk lain yang didengar dan dilihat. Sedangkan, masyaallah diungkapkan untuk bersyukur lantaran diberi kenikmatan atas sesuatu yang dirasakan panca indera.
Disclaimer: Ada sebagian pendapat yang mengatakan kata subhanallah boleh digunakan terhadap peristiwa atau sesuatu yang bikin bahagia atau takjub (kagum). Namun, mayoritas pendapat menyetujui bahwa ucapan masyaallah hanya ditujukan untuk hal-hal yang baik dan indah. Artinya, ketika ada seorang ibu menegur anaknya yang bandel sambil menyebut kata "Masyaallah Nak!" itu merupakan tindakan keliru. Semestinya ucapkan subhanallah atau pilihan lainnya astaghfirullah.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Perbedaan dan Persamaan antara Subhanallah dengan Masyaallah, Inilah Kondisi Tepat saat Mengucapkannya"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*