Kangen
Oleh: Gisela Oktaviani
Entah aku mesti kangen terhadap siapa lagi, kecuali pada-Mu
Aku sudah tak memiliki siapapun yang mau aku kangeni di sini
Aku mati pun, mereka belum tentu mau pura-pura menangis melepas pergiku
Tak tahu mengapa diriku begitu dibenci? Apakah karena mereka iri?
Aku hanyalah wanita pejuang, bukan bermulut lebar seperti mereka
Mereka gemar mencampuri hidupku, padahal nasibnya sendiri juga nelangsa
Kenapa harus aku yang jadi sasaran mangsa?
Sebegitukah bencinya melihatku hidup bahagia?
Sejujurnya, aku sudah enggak betah lagi hidup di kota ini
Terlalu banyak kenangan pahit di sini
Bukan cuma masalah pekerjaan dan percintaan, tapi tentang keagamaan
Sebab, aku ingin hijrah agar bisa lebih mendalami ilmu agama
Mau pulang kampung pun, aku takut hanya menambah beban keluarga
Lagi pula, di sana terasa sulit mencari pekerjaan
Sungguh, aku kangen pada kenangan masa laluku
Kangen kepada indahnya masa-masa sebelum pandemi 3 tahun lalu
Aku ingin lebih dekat pada-Nya
Berhasrat gabung komunitas agama yang mencerahkan dan meneduhkan
Biar hidupku lebih tenang serta bahagia tanpa dikotori sampah dunia
Kelak, walau tak ada satu pun manusia kangen padaku, semoga tidak dengan para malaikat-Nya
Ya Allah, aku kangen pada-Mu
Hatiku menjerit rindu pada-Mu
Orang lain telah menyangka aku tak layak memperoleh ampunan-Mu
Namun, aku tak akan putus asa meraih rahmat-Mu
|
Ilustrasi sedang kangen pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala (sumber pexels.com) |
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Puisi: KANGEN"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*