Banjirembun.com - Perkenalkan, nama gue Jonathan. Asli dari Kota Jakarta. Gue sedang kuliah di Kota Malang, Jawa Timur. Meski jadi pemuda tanggung yang agak-agak kenal kaum wanita, gini-gini gue juga masih punya iman pada Allah SWT. Boleh dibilang, cukup sering mengikuti kegiatan keagamaan di kampus tercinta. Sebab, jadwal perkuliahan agama Islam saja gue kira masih kurang.
Kata-kata di atas bukan maksud ingin berbangga diri maupun riya'. Namun, gue ingin memberi motivasi. Yakni, terhadap siapa saja yang masih merasa pada tahap masa pencarian jati diri dan fase penuh bimbang menentukan arah kehidupan ke depan seperti apa. Apalagi yang tengah terkena mabuk cinta. Gue pikir lebih baik "mabuk" agama daripada mabuk jenis lainnya.
Baca juga Inilah Bentuk Tampilan Mimpi Orang yang Buta Sejak Lahir Saat Tertidur
Jadi begini, menurut penuturan dan nasihat dari Ustadz yang telah membimbing gue beberapa waktu belakangan bahwa menceritakan mimpi yang buruk sebaiknya dihindari. Akan tetapi, bercerita tentang mimpi baik saat tertidur pun bijaknya juga dicegah. Khawatirnya, nanti disalahartikan sama orang yang mendengar sehingga berakibat timbul perbuatan tercela.
Intinya, lebih anggun memang jangan menceritakan mimpi baik dan mimpi buruk kepada siapapun. Kecuali, ditujukan untuk orang yang benar-benar terpercaya atau layak mendapatkan kabar tentang isi mimpi tersebut. Takutnya, kalau mimpi buruk disimpan sendiri justru bikin depresi. Sebaliknya, tatkala dapat mimpi baik rasanya bakal hambar di kala tak ada yang tahu.
Nah, untuk mimpi gue yang aneh serta lebih cenderung ke arah mimpi buruk dalam kisah pengalaman ini, barangkali juga patut untuk disampaikan. Alasannya, pertama sebagai bahan renungan dan pelajaran bagi para pembaca. Kedua, gue ingin mimpi gue mampu menjadi pengingat untuk gue sendiri di kemudian hari. Ketiga, sebagai konten tulisan di *Banjir Embun*.
Pengalaman mimpi gue tadi malam memiliki kata kunci yang meliputi kucing kampung, berkendara sepeda motor, jebakan, uang, dan negoisasi. Durasi mimpi terasa sangat pendek. Kendati seperti itu, sudah sanggup bikin gue langsung terbangun dengan suasana hati kesal hingga marah tak karuan. Intinya, suasana hati menjadi buruk. Alhamdulillah, setelah itu segera kembali sadar guna beristighfar.
Mimpi dimulai ketika gue "tiba-tiba" mengendarai sepeda motor. Lalu, tepat di depan gue dengan jarak pendek terdapat dua orang yang sedang menggiring binatang ke luar dari pagar halaman rumah menuju tengah jalan. Kedua tangan 2 orang itu membentang lebar. Entah yang digiring kambing kecil atau kucing, gue lupa, atau memang hewan itu pada tampilan mimpi tampak "kabur" untuk diingat.
Berhubung mata gue meleng/melirik untuk memastikan bagaimana aksi dua orang yang sedang menggiring "sesuatu" berwarna hitam menuju tengah jalan, gue langsung banting setir ke kanan. Dalam artian, binatang yang digiring itu letaknya di sebelah kiri jalan. Sedangkan, gue reflek alias spontan nyelonong ke kanan. Nahasnya, tak gue duga di sana nyatanya juga ada manusia lain.
Tindakan gue yang mengerem secara pakem serta mendadak tersebut membuat gue terguling ke kanan. Maklum saja kecepatan berkendara gue tergolong "ngegas" karena gue ingin buru-buru sampai tujuan. Untungnya, walau posisi terjatuh sangat "berdempetan" dengan orang yang berada di samping kanan pinggir jalan, ternyata tidak menabrak dia.
Anehnya, di samping orang ketiga itu terdapat kucing kampung. Apesnya, gue sedikit nyerempet si kucing warna putih saat menghindari dua orang yang sedang menggiring binatang. Sekonyong-konyong, orang ketiga main palak untuk minta uang ganti rugi akibat kucingnya terserempet. Gila benar, duit ganti ruginya 100 ribu. Padahal, sudah gue lihat secara jelas bahwa kucingnya enggak kenapa-kenapa tanpa luka saat dia pegang untuk ditunjukkan kepada gue.
|
Ilustrasi terbangun dari tidur dengan suasana hati buruk karena telah mimpi buruk (sumber pexels.com) |
Gue langsung naik pitam dong. Lantaran, merasa diperas dan dipermainkan. Ditambah lagi, dua orang penggiring itu tak ikut membela gue. Akhirnya, gue tambah kesal dan jengkel. Gue balas dengan keluarkan jurus balasan berupa ucapan "Kondisi motor gue juga rusak, ini butuh biaya 200 ribu!" Padahal, dalam benak gue telah sadar betul motor gue enggak kenapa-kenapa. Gue cuma hendak bersilat lidah.
Sesudah itu, mimpinya berakhir dan seketika gue terbangun dengan suasana hati buruk. Disertai dengan keadaan nafas terasa sesak, otak terasa berat agak pusing, dan sangat kesusahan untuk merubah posisi tubuh menjadi duduk. Setidaknya, butuh waktu 10 menitan supaya berhasil membangunkan tubuh dari berbaring yang lantas disusul pergi ke toilet untuk buang air kecil.
Dari cerita di atas, gue memperoleh 3 pelajaran penting. Ketiganya gue dapatkan tak lama setelah terbangun. Maksudnya, gue belum melakukan kencing ke kamar mandi. Dari situ, gue mendapatkan bahan untuk intropeksi diri. Di antaranya sebagai berikut:
1. Terdapat Unsur Sembrono
Gue orangnya grasa-grusu, gampang terburu-buru, atau sembrono. Terbukti dalam perilaku berkendara gue sangat tidak elegan sehingga menyebabkan insiden. Gue sadar diri dan gue ingin berkomitmen untuk meninggalkan tindakan sembrono dan grusa-grusu tanpa ada kesan tenang.
2. Mengandung Kemarahan
Gue tipe orang mudah marah, tersinggung, terprovokasi, dan dipermainkan emosinya oleh orang lain. Terlihat, dalam mimpi tersebut gue marah sekali terhadap perlakuan mereka yang menurut gue sengaja ingin memeras. Dari mimpi itu, gue punya harapan agar enggak jadi manusia sumbu pendek sehingga cepat terbakar dan meledak.
3. Perilaku Berbohong
Saat terpepet, tertekan, kebingungan, atau terintimidasi gue kerap berbohong. Maksud gue menerapkan perkataan bohong sebenarnya bukan untuk menzalimi. Melainkan, demi melindungi diri dari aksi jahat orang lain. Bahkan, kadang hanya gara-gara malas menjawab pertanyaan sudah mampu bikin gue berbohong. Intinya, gue sulit jaga omongan. Sebab, menurut gue dulu bahwa diam tanpa ungkapan jauh lebih menyakitkan hati ketimbang berbohong.
Baca juga Tiga Macam Mimpi Menurut Rasulullah SAW, Berikut Cara Menyikapi dan Contohnya
Namun, dari mimpi di atas gue jadi sadar bahwa berbohong tetaplah salah walau tujuannya sekadar untuk "mempertahankan diri" dan beradu argumen. Berkata bohong dalam situasi normal, misal bukan bohong dijadikan sebagai strategi peperangan maupun alasan lain jika tak berbohong maka dapat mengancam jiwa, merupakan akhlak buruk. Semoga, dari adanya mimpi di atas membuat gue bisa menjaga lisan.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Pengalaman Mimpi yang Aneh Saat Tertidur Tadi Malam, Ada 3 Pelajaran Penting Sebagai Peringatan"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*