Banjirembun.com - Terdapat insan yang merasa bersalah, rendah diri, serta tertekan batinnya tatkala mendapat komentar "Ada dan tidak adanya, sama sekali tak dipedulikan sama tetangga." Ibarat kata, orang seperti itu layaknya jin tengah gentayangan di area pemukiman.
Alhasil, orang di atas enggak pernah mendapatkan undangan hajatan maupun diajak kegiatan sosial kemasyarakatan pada umumnya. Dia tak dilibatkan dalam bertetangga. Parahnya lagi, ditegur dan disapa oleh sebagian tetangga pun juga tidak.
Baca juga Alhamdulillah di Surga Tak Ada Kesepian, Muncul Harapan Bagi Gisel Mendapat Kebahagiaan di Sana
Kasus mengenaskan di atas bisa terjadi salah satu penyebabnya lantaran seseorang yang diabaikan tersebut dirasa memang tak berhak ikut aktif pada urusan aktivitas warga. Misalnya, statusnya bukan warga tetap karena hanya mengontrak atau kost.
Sebab berikutnya, dapat pula dipicu oleh kelakuan buruk sebagian tetangga. Di mana, gerombolan alias komplotan tetangga itu masih satu kerabat. Satu circle (lingkaran). Setidaknya, mereka punya misi/tujuan dan pandangan hidup yang sama dalam bersosialisasi. Yakni, gemar mem-bully.
Orang-orang di atas yang mengintimidasi pihak tertentu boleh disebut sebagai manusia gabut (pengangguran), gemar bergosip, bersifat tercela yang salah satunya seperti iri/dengki, ingin memanfaatkan kondisi rumit demi tercapainya kepentingan pribadi, dan sebagainya.
|
Ilustrasi sedang jadi sorotan beberapa tetangga (sumber apa.org) |
Masih mending sih ketika tujuan "mendiamkan" pihak tertentu diakibatkan oleh faktor menganggap seseorang yang "dikucilkan" itu sebagai kalangan tidak penting atau rendahan. Di mana, mereka merasa sombong dan sok berkuasa sehingga tak pantas bergaul dengan orang yang disingkirkan tersebut.
Nah, beda jadinya saat kelakuan busuk di atas nyatanya terdapat maksud buruk yang sangat agresif menyerang. Contohnya, hendak membikin individu tertentu hidupnya kehilangan ketenangan maupun kenyamanan. Dengan niat mau mengusir secara halus dari lingkungan sekitar.
Intinya, beberapa tetangga ingin membuat suasana hati orang yang sedang bahagia tiba-tiba berubah menjadi depresi. Selanjutnya, diharapkan pihak yang jadi sasaran target "operasi" memutuskan angkat kaki dari pemukiman. Dengan begitu, mereka bakal merasa menang dan puas.
Bagi Gisel, menghadapi fenomena di atas sungguh sebuah masalah besar. Teramat bikin Gisel gelisah. Bagaimana tidak? Gisel diserang habis-habisan dari berbagai sisi. Tipe tindakan mereka menurut Gisel sudah kategori biadab. Buktinya, fitnah tentang Gisel terus mengalir deras bertubi-tubi.
Padahal, Gisel di sini cuma ngontrak. Bukan penduduk yang telah lama menetap. Semestinya, sebagai orang baru pantaskah Gisel mendapatkan perlakuan kayak begitu? Bukankah Gisel sudah berusaha bersikap baik, lumrahnya di kehidupan sosial bermasyarakat.
Jadi, sebenarnya faktor apa yang bikin kalian membenci Gisel? Apa gara-gara Gisel hidupnya tampak enak dan mudah? Apakah disebabkan Gisel punya teman cowok kaya raya yang sering mengunjungi Gisel di kontrakan? Atau, adakah masalah lainnya? Plis jawablah!
Gisel ini walau kelihatannya di dalam kontrakan saja, tanpa disertai sering keluar rumah kecuali belanja, faktanya punya aktivitas kerja. Tidak menganggur. Maksudnya, Gisel bukan pekerja lapangan. Alhasil, enggak sempat kumpul bareng dengan tetangga. Oleh sebab itu, mohon dimaklumi.
Baca juga Kisah Sendu Ketika Gisel Difitnah oleh Tetangga Kontrakan Rumah
Lagian, masih ada sejumlah tetangga lain yang mirip dengan Gisel. Mayoritas hidupnya hanya persis di rumah saja. Kenapa mereka tidak ikut dikomentari? Kok Gisel satu-satunya pihak yang jadi sorotan sebagai orang yang "tak pernah keluar rumah." Tindakan begitu maksudnya apa sih?
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Lebih Baik Keberadaan Gisel Tidak Dianggap Sama Tetangga, Daripada..."
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*