Banjirembun.com - Kebatilan adalah suatu perbuatan yang sia-sia, tak berfaedah, tidak terpakai, dan rusak. Dengan demikian, sesuatu yang batil merupakan hal yang dapat membatalkan kebenaran dan keabsahan yang sudah jadi pedoman bersama. Artinya, batil merupakan sifat yang tidak dapat dibenarkan sama sekali.
Dari sini sudah dapat dipahami bahwa lawan kata dari kebatilan ialah kebenaran. Nah, bagaimana ketika ada orang yang mencampurkan antara kebatilan dengan non kebatilan? Jawabannya, tergantung sejauh mana kadar dalam mengaburkan antara yang benar dengan yang salah. Serta, antara menegakkan syariat Islam dengan kemaksiatan.
Baca juga Tak Perlu Ajari Allah SWT, Tetap Berada di Jalur Benar karena Kebatilan Pasti Bakal Dibinasakan
Siapapun yang membiarkan, setuju, atau malah membantu tindakan batil disebut sebagai orang yang telah memakaikan busana atau baju kebenaran kepada sesuatu yang batil. Dengan kata lain, sebagaimana orang kafir ketika dipakaikan busana atau simbol-simbol keislaman bakal tampak seperti Muslim.
Padahal, sudah jelas-jelas bahwa orang kafir itu belum mengucapkan syahadat. Akan tetapi mengapa diberikan, diizinkan, atau dibiarkan untuk mengenakan hal-hal yang sudah umum dipakai oleh umat Islam? Dengan begitu, mana dong bedanya antara Muslim dengan kafir? Itulah pentingnya sebuah kultus sebagai identitas pembeda pada sebuah komunitas.
Sudah jelas bahwa siapapun yang membiarkan kebatilan berakibat serta merta langsung membuatnya menjadi bagian dari kesesatan itu sendiri. Oleh sebab itu dalam menghadapi sifat-sifat batil, minimal hal yang harus diterapkan yaitu mengingkari atau menolak. Sebaliknya, ketika mendiamkan ditakutkan disangka ikut membolehkannya.
Kendati pun seyogyanya bentuk perlawanan atau perilaku menentang terhadap kebatilan tidak memakai cara-cara brutal, kasar, maupun kekerasan. Melainkan menempuh dengan cara dialog secara penuh damai. Intinya, terpenting pihak lain sudah tahu bahwa umat Islam memusuhi hal-hal yang batil.
|
Ilustrasi jalan batil, salah, atau sesat (sumber gambar pexels) |
Jadi, bentuk deklarasi nyata sebagai upaya menghadapi dan mencegah maraknya kebatilan dapat diselenggarakan secara sederhana. Contohnya, membuat pernyataan resmi dan diketahui publik bahwa perbuatan yang dilakukan individu atau kaum berkubang dalam batil itu telah sesat alias menyalahi ajaran agama Islam.
Kesimpulannya, tatkala diberi dua pilihan yaitu berupa membiarkan atau membela kebatilan akan pilih mana? Jawabannya, tidak bakal membiarkan maupun membela kebatilan. Alasannya, keduanya merupakan perilaku salah. Sesuatu yang salah harus dilawan dan dihapus dengan kebenaran.
Kebenaran Harus Lebih Menarik Ketimbang Kebatilan
Dakwah dan syiar Islam yang menyerukan kebenaran mesti diterapkan lebih menarik daripada kebatilan yang merajalela. Di mana, dalam menghadapi kebatilan harus ditempuh dengan akal sehat dan metode yang tepat. Sebab, sebuah ironi alias "gagal nalar" ketika hendak membersihkan kebatilan pakai sesuatu yang kotor.
Buatlah kebenaran itu sesuatu yang menarik dan indah sehingga menggoda. Sedangkan, kebatilan dijadikan sebagai sesuatu yang tak membahagiakan. Kalau semua kalangan umat Islam membangun cara pandang tersebut, bukan mustahil lambat laun orang-orang yang batil bakal merasa tidak nyaman lagi berbuat sesat.
Misalnya, agar sholat Jumat itu memiliki daya tarik sebaiknya berikan jajanan atau panganan di serambi Masjid. Di mana, jamaah boleh mengambil bingkisan tersebut dengan gratis setelah selesai mendirikan sholat Jumat. Intinya, tunjukkan bahwa ibadah pada Allah itu jauh lebih bikin bahagia dibanding kemaksiatan.
Tunjukkan pula bahwa mengidolakan Ulama, Kiyai, Ustadz, dan Santri jauh lebih membahagiakan ketimbang mengidolakan artis-artis luar negeri. Tunjukkan juga, mengikuti acara-acara keagamaan jauh lebih menarik dan menggairahkan daripada menonton drama film luar negeri. Buatlah kegiatan Islami menjadi magnet!
Baca juga Program Masjid Kota Malang ini Patut Ditiru! Suguhkan Makanan dan Minuman Gratis untuk Jamaah Sholat Jumat
Rubah cara pandang dan pola pikir masyarakat. Langkahnya, apapun yang terkait dengan agama Islam dibikin jauh lebih menarik ketimbang apa-apa yang dilakukan oleh kaum pemuja kebatilan. Bangunlah kesan bahwa menjadi orang yang taat dalam beragama Islam mampu membikin pribadi jadi bahagia.
Tentunya, tunjukkan semua akhlak setiap Muslim yang mulia dan ramah menyejukkan. Semua itu, supaya memberi keteladanan bagi orang-orang yang masih bingung atau bimbang. Syukur-syukur dapat menjadi sarana dapatnya hidayah orang-orang berada dalam lubang kesesatan. Jangan lupa tunjukkan kebahagiaan!
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Dua Pilihan, Mau Membiarkan atau Memutuskan Membela Kebatilan yang Menghancurkan Islam?"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*