Banjirembun.com - Saya merasa heran saja, kok ada lelaki yang menangis gara-gara kekasih maupun yang diakibatkan teringat kenangan zaman silam bersama sang mantan. Jangankan pada mereka yang tak memiliki status ikatan, malah menangisi wanita yang sudah jadi istri sendiri pun tetap tak pantas dilakukan. Bagaimanapun, wanita hadir di dunia ini bukan untuk ditangisi!
Kalaupun, ada wanita yang berhak ditangisi, sesungguhnya tak lain dan tak bukan ialah seorang ibu kandung. Beliau merupakan satu-satunya wanita yang layak untuk dihadiahi kucuran air mata. Baik itu dalam setiap doa sesudah sholat maupun tatkala merenung, yang tiba-tiba berujung teringat kenangan bersama beliau. Janganlah sia-siakan air matamu!
Buat apa menangisi kisah buruk di masa lalu, tentang keinginan menikahi wanita yang pernah dicintainya tapi berujung gagal? Bukankah itu hanyalah bagian hiasan cerita kehidupan yang semestinya diimani sebagai garis takdir dari-Nya? Bukankah itu jauh lebih indah, ketika ridho pada takdir-Nya ketimbang seakan-akan menyatakan bahwa Dia tak adil?
Kalau memang tetap ingin menangis, lantaran beban di jiwa sudah begitu memuncak, sebaiknya teteskan air mata tersebut secara tepat. Menangislah saat beribadah atau berdoa di hadapan-Nya. Ingat, daripada menangisi wanita lain yang tak punya jasa apapun pada hidupmu, eloknya tangisi ibumu yang telah mengandung serta melahirkanmu!
|
Ilustrasi pria menangis gara-gara teringat ibunya yang jahat (sumber pexels.com) |
Seburuk-buruknya kelakuan para wanita, tatkala dia bukan ibumu, mereka sama sekali tak layak untuk mendapatkan "amarah" maupun luapan air mata yang mengucur deras. Maksudnya, janganlah haus kasih sayang terhadap satu wanita mana pun kecuali pada ibumu. Artinya, jika kamu tak mendapatkan kasih sayang ibu maka boleh untuk menangis.
Asal, janganlah pertontonkan tangisan itu pada siapapun. Agar tak ada yang salah paham. Lebih parah lagi, terdapat orang yang langsung menuduh alias menghakimi bahwa orang yang sedang menangis tersebut berhati lemah. Padahal, tangisan itu disebabkan teringat oleh ibunya yang sangat jahat. Yakni, orang tua yang tak pantas digambarkan sebagai sosok ibu yang bersifat keibuan.
Kendati demikian, bukan berarti seorang laki-laki mesti menganggap mantan sebagai sampah. Dengan slogan "Buanglah mantan pada tempatnya!" Alasannya, seperti apapun mantan, sungguh mereka adalah pilihan hidup sendiri. Oleh sebab itu, hargailah diri sendiri dengan cara menghargai keputusan hidup yang pernah diambil pada masa lalu!
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Nak, Satu-satunya Wanita yang Berhak Kamu Tangisi Adalah Ibumu"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*