Banjirembun.com - Perlu dicatat dulu, bahwa perasaan nikmat dan bahagia di kehidupan dunia ini merupakan suatu hal yang sangat relatif. Bagi sebagian umat Islam, sebuah perilaku dikatakan sebagai kenikmatan dan kebahagiaan. Namun, bagi umat Islam lainnya dikatakan biasa-biasa saja. Alhasil, jangankan bikin bahagia, justru yang ada membuahkan jengkel lantaran tak ikhlas menjalaninya.
Perlu diketahui, ada kenikmatan dan kebahagiaan hakiki yang hanya dirasakan oleh umat beriman saat mereka hidup di dunia, tapi enggak bakal ditemukan di surga kelak. Bahkan, beberapa rasa bahagia tersebut justru menjadi amal saleh yang barangkali ikut andil jadi asbab (penyebab) seseorang masuk ke surga. Perbuatan seperti itu, juga disebut dengan kenikmatan iman dan kesempurnaan ihsan.
Baca juga Kenapa di Surga harus Ada Hubungan Seks dengan Bidadari? Bolehkah Pesta Seks di Sana?
Dengan demikian, sesungguhnya untuk mendapatkan pahala sehingga mampu berpeluang masuk surga, sejatinya bukan melulu mesti terkait pada ritual keagamaan yang dikira membosankan atau memberatkan. Begitu pula, tidak harus selalu tentang masalah/ujian/musibah/cobaan kehidupan yang menghimpit dada serta apapun yang bikin suasana hati jadi buruk (bad mood).
Harus diakui, terdapat individu Muslim yang menyatakan sebuah amalan ibadah tertentu dianggap tidak penting alias dikira biasa-biasa saja, tapi sebagian Muslim lainnya merasakan amat nikmat serta berakibat bahagia. Mungkin orang yang tak memperoleh kenikmatan tersebut mengaku sebagai bagian dari umat Islam, tapi iman dan ihsan di dalam hati masih dalam kategori lemah sekali.
Bagaimanapun, untuk jadi Muslim tulen yang taat semestinya menyelaraskan antara Islam, iman, dan ihsan supaya dapat seiring sejalan. Islam dan iman saja belum cukup. Wajib ditambahi dengan ihsan. Yakni, beribadah kepada Allah seakan-akan ia bisa melihat-Nya atau jika tidak mampu maka beribadah kepada Allah seolah-olah Dia sedang melihat dirinya berbuat amal saleh.
Inilah tiga kenikmatan dan kebahagiaan di kehidupan dunia yang tak didapatkan di surga:
1. Aktivitas Keagamaan Secara Bersama-sama
Aktivitas keagamaan secara bersama (berjamaah) ada yang bersifat wajib dan enggak wajib. Contoh ibadah wajib yang dikerjakan secara berjamaah yaitu sholat Jumat yang dilakukan satu pekan sekali. Nah, dalam aktivitas ibadah tersebut, umat Islam laki-laki (tanpa ada wanita) saling bertemu satu sama lain di Masjid. Tentunya, hal itu menjadi sebuah hubungan kebersamaan yang sangat menyentuh.
Pernah mengetahui banyolan di media sosial "Segera sholat Jumat biar ganteng!" Ungkapan seperti itu sebetulnya ada benarnya. Salah satu sebabnya, sebelum sholat jumat disunahkan lebih dulu untuk mandi besar. Alasan berikutnya yaitu sesudah Jumatan, akhlak Umat Islam jauh berubah lebih baik. Tampak wajah mereka yang seolah puas. Teramat berbeda tatkala mengunjungi kondisi keramaian lainnya.
Terbukti nyata, dulu saya ketika masih remaja pernah memecahkan kaca spion sepeda motor milik jamaah Jumat lain. Waktu itu kejadiannya usai bubaran sholat Jumat. Saya agak buru-buru sehingga termasuk jamaah yang keluar duluan. Nahas, hendak mengeluarkan sepeda motor, ternyata spion saya menyenggol spion motor milik orang lain. Tiba-tiba kaca spion pecah berguguran.
Lokasi parkir masih sepi. Akan tetapi saya memutuskan menunggu dulu sampai pemilik sepeda motor itu datang. Sudah tertebak, walau saya yang salah (tapi sebenarnya sudah tergolong hati-hati) orang tersebut tak minta ganti rugi. Ucapan yang keluar dari lisannya sangat halus atau sopan. Begitu pula perangainya. Luar biasa. Suasana atau momentum sholat Jumat bikin ketiban berkah.
Aktivitas keagamaan secara bersama-sama yang menghasilkan kenikmatan dan kebahagiaan selanjutnya meliputi sholat jamaah 5 waktu, haji, majelis taklim, pawai PHBI (Peringatan Hari Besar Islam), dan lain-lain. Termasuk di antaranya mengikuti komunitas/organisasi keagamaan serta bekerja di lingkungan yang Islami, nyatanya juga ada sensasi kebahagiaan tersendiri.
Suasana kebersamaan di Masjid al Haram Makkah (sumber pexels.com) |
Kendati demikian, di surga nanti ternyata masih ada kegiatan kumpul-kumpul bersama oleh para penghuninya. Terutama bagi mereka yang dulu waktu hidup di dunia pernah menjalin kebersamaan. Bedanya, tujuan kumpul-kumpul di surga bukan untuk acara ritual agama atau ibadah, tetapi sebagai sarana bersuka ria dan temu kangen.
2. Bersedekah Secara Sembunyi Maupun Terang-terangan
Bersedekah boleh dilakukan secara terang-terangan atau terbuka. Dengan catatan, tidak membuat pihak penerima merasa dipermalukan atau parahnya kehilangan harga diri. Diimbuhi juga, diniatkan untuk syiar serta dakwah Islam agar perbuatan baiknya itu diikuti oleh orang lain. Lebih baiknya, mengimbangi sedekah secara terang-terangan dengan bersedekah sembunyi (tertutup).
Bersedekah dan zakat merupakan salah satu bentuk kebutuhan psikis (kejiwaan). Ia masuk dalam salah satu jenis bentuk altruisme. Yakni, perhatian atau kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain yang tampak membutuhkan bantuan. Misalnya, membukakan pintu kaca di pusat perbelanjaan bagi orang yang tepat di belakangnya dan memberikan hadiah berupa jajan kepada anak kecil yang sedang menangis.
Sesudah membantu atau menolong orang lain, umumnya manusia, bakal ada perasaan kepuasan tersendiri. Terdapat rasa bahwa diri sendiri telah menjadi manusia berguna alias bermanfaat bagi sesama. Oleh sebab itu, pelaku altruistik tidak harus berstatus kaya raya. Malahan, sesama orang miskin pun bisa saling melakukan berbuat baik. Minimal dengan cara melempar senyuman manis serta menyapa.
Keadaan di surga nanti sudah tak ada lagi orang bersedekah ataupun berzakat. Sebab, segala permintaan yang terbesit dalam hati dari seluruh penghuni surga pasti seketika (lebih cepat dari kedipan mata) langsung terpenuhi di hadapannya. Lagian, di sana juga hatinya dibersihkan dari sifat-sifat hina. Maksudnya, mustahil ada orang yang mengemis minta sedekah. Kalaupun penghuni surga ada yang memberi atau membantu, bukan dikategorikan sedekah (tidak berpahala).
3. Ibadah Khusus Secara Personal
Puasa merupakan salah satu bentuk ibadah khusus secara individual, yang dikerjakan oleh masing-masing personal. Tanpa perlu diketahui manusia lain. Ibadah berikutnya yang umum dikerjakan secara personal meliputi sholat malam, sholat dhuha, zikir, bersholawat, muhasabah diri, hingga membaca al Quran. Aktivitas semua itu, bagi sebagian umat Islam mampu menghadirkan perasaan nikmat dan bahagia.
Baca juga Sebuah Contoh Nyata Tentang Pentingnya Akidah Lurus dalam Kehidupan Bermasyarakat
Di surga tidak ditemukan lagi ibadah yang wajib dijalankan oleh penduduknya. Kalau pun ada, itu sekadar berupa zikir atau kalimat-kalimat pujian pada Allah Subhana wa ta'ala karena mensyukuri kenikmatan dan kebahagiaan yang abadi. Cukup zikir pun sudah sangat membuat bahagia. Jadi, jangan sok-sokan minta izin supaya boleh mengerjakan sholat di surga. Melainkan, nikmatilah sholat ketika masih hidup di dunia sekarang ini.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "3 Kenikmatan dan Kebahagiaan di Kehidupan Dunia yang Tidak Ditemukan di Surga"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*