Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Teori Kompensasi untuk Meredakan Bara Amarah dan Menutup Luka Batin

Banjirembun.com - Setiap orang punya masalah. Ada yang masalahnya kecil. Kendati, walau "sepele" ternyata itu kerap menyerang bertubi-tubi yang diperparah lagi pola dan jenisnya sangat bervariasi. Ada pula yang masalahnya besar hanya satu kali tapi sangat membebani jiwa.


Sayangnya, dari sekian banyak orang yang mengalami "keburukan" dalam hidupnya ada saja pihak yang berkomentar sinis. Misalnya merendahkan, menyepelekan, merundung, menyindir, menghina, atau berkata-kata yang tak mengenakkan.


Mungkin saja harus diakui orang-orang jahat yang tak punya empati, simpati, dan kepedulian seperti di atas faktanya juga punya masalah besar. Akan tetapi, barangkali mereka memiliki kompensasi sebagai penutup luka batin yang menganga lebar di dada.


Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh individu baik secara fisik maupun non fisik yang dapat membahagiakan hatinya. Di mana, kebahagiaan tersebut berefek cukup lama dan menjamin kebutuhan alias kesejahteraan fisik maupun psikisnya.


Artinya, kompensasi merupakan hasil pemberian dari orang lain. Kalaupun butuh berjuang untuk mendapatkannya, itu sangat amat kecil sehingga tak membebani sama sekali. Ibarat kata, kompensasi didapat datang sendiri bagaikan durian runtuh.


Fungsi kompensasi bisa dipakai sebagai pelampiasan, pengganti, penghibur, pengalihan sementara, dipakai mengambil jeda, "membuang sial", hingga alat untuk meningkatkan nilai diri. Alhasil, setelah memperoleh kompensasi siapapun bakal mendapat obat dari rasa sakit yang diderita.


Nah, yang awalnya karena punya masalah-masalah tertentu yang dapat berisiko menimbulkan amarah dan muncul luka di hati, berhubung punya kompensasinya semua menjadi reda serta gampang terkendali.


Contohnya, ada orang yang punya teman super jahat yang bikin resah. Namun, berhubung dia mempunyai orang tua yang sangat mulia dan cerdas (penyayang serta mau memberi solusi nyata secara finansial, bimbingan, sampai pendampingan) akhirnya masalah yang dihadapi terasa biasa-biasa saja.


Dari sini dapat diduga dengan kuat bahwa adanya peluang terkait orang-orang yang suka merundung (membully), menghina, atau berkata-kata kasar juga merupakan sebagai bentuk kompensasi atas masalah hidup yang tengah dialami. 


Bagi mereka perbuatan jahat yang dilakukan sangat mudah dilakukan. Tanpa ada rasa khawatir atas risiko di kemudian hari. Apalagi sasaran orang yang dizalimi sangat lemah atau rapuh. Semakin gampang bagi mereka untuk menjahatinya.


Asumsinya, dengan berbuat jahat seperti di atas bikin mereka merasa ada "pelampiasan". Bisa saja saat di rumah tempat tinggalnya harga diri dan kejiwaan mereka "meronta-ronta". Akibatnya, saat di media sosial maupun di dunia nyata mereka butuh objek individu untuk "dimaki-maki".


Oleh sebab itu, di sinilah peran penting sedekah dan menolong. Dua bentuk nyata kepedulian sosial tersebut merupakan sebuah kompensasi "tersendiri" bagi orang-orang yang terzalimi, menderita, dan punya masalah tekanan mental.

Ilustrasi orang bersedekah untuk memberi kompensasi pada sesama (sumber gambar dari Pixabay)

Setidaknya, kalau enggak mau bersedekah dan menolong amat diharapkan agar wajib diam saja. Bukan malah memperparah penderitaan jiwa dengan cara merundung (bully), menghina, melecehkan, merendahkan, mengolok, mengejek, atau semacamnya.


Carilah kompensasi secara cerdas. Tentunya, kompensasi yang tidak berdampak menzalimi diri sendiri maupun menzalimi orang lain. Dunia ini luas dan pilihan-pilihan kompensasi sangat tersedia banyak. Bukalah wawasan, hindari fanatisme, dan janganlah mempersempit gerak diri.


Sekali lagi ditekankan, kalau dalam mendapatkan "kompensasi" ternyata membutuhkan upaya keras (berkorban waktu, tenaga, uang, pikiran, dan lain-lain) itu sejatinya bukanlah bentuk kompensasi. Sebab, namanya kompensasi ialah sesuatu yang gampang diperoleh. 


Malahan lebih bagus lagi "full gratis" tinggal terima jadi. Contoh kompensasi cerdas yaitu berupa menulis artikel, membuat konten video, atau tindakan-tindakan "halus" lainnya yang bisa meluapkan serta "memuaskan" isi batin tanpa menzalimi orang lain.






Baca tulisan menarik lainnya:

1 Tanggapan untuk "Teori Kompensasi untuk Meredakan Bara Amarah dan Menutup Luka Batin"

  1. Berdasarkan beberapa artikel yang saya baca, teori kompensasi memiliki pengaruh yang cukup besar dalam meredakan amarah atau emosi seseorang dan dapat mengobati luka batin yang dialami sesorang. Namun, terkadang teori ini pun tidak berlaku pada kasus-kasus tertentu, dimana luka yang dialami seseorang tersebut sudah sangat tersakiti. Terima kasih

    BalasHapus

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*