Banjirembun.com - Media sosial bisa bikin capek lahir dan batin alias fisik dan mental. Artinya, kelelahan yang terjadi akibat berlama-lama di media sosial bukan cuma berakibat kehilangan bahagia maupun semangat tetapi pula berisiko kehilangan tenaga tubuh. Itulah sebabnya kenapa rutinitas hanya rebahan di kamar tapi kerap bikin capek.
Capek badan di atas tentunya diawali dengan terkurasnya energi otak di kepala. Asumsinya, otak kadang justru lebih banyak memerlukan pasokan cadangan energi tubuh untuk beroperasi dalam memahami dan menghayati segala apa yang telah dijelajahi di media sosial dibanding kegiatan fisik seperti olahraga.
Perlu ditegaskan bahwa media sosial adalah sebuah sarana komunikasi dalam jaringan (daring/online) yang setiap penggunanya amat mudah untuk ikut terlibat dalam mengunggah (berbagi tulisan, foto, gambar, audio, hingga video), berinteraksi, jejaring sosial, maupun forum tertentu tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Contoh-contoh media sosial yaitu YouTube, twitter, telegram, instagram, whatsapp, facebook, weibo, line, snapchat, pinterest, tiktok, wechat, skype, linkedin, dan aplikasi-aplikasi medsos lain baik yang langsung bisa diakses lewat browser maupun didownload dulu di toko aplikasi (playstore atau appstore).
Bagi sebagian orang mungkin tatkala menikmati tontonan video, tulisan di media sosial, melihat foto/gambar, atau apapun di media sosial terkadang tiba-tiba tubuh terasa capek. Butuh jeda, selingan, atau istirahat lebih dulu sebelum melanjutkan membuka topik lain di medsos. Bahkan, ada kalanya harus menutup aplikasinya dulu.
Dalam kasus terkini, banyak ditemukan setelah menonton video-video pendek dengan durasi 10 detik hingga sekitar 50 detik (kurang 1 menit) malah merugikan penggunanya. Dengan catatan, video singkat itu ditonton selama 1 jam tanpa putus sehingga langsung terus-menerus digeser/digulir (scroll) antara satu video dengan yang lainnya.
Sebagaimana diketahui, sejak kecil dulu manusia sudah diajarkan untuk menikmati hal-hal yang satu topik. Contohnya dalam satu buku walau terdiri dari beberapa BAB kenyataannya tidak bikin capek ketika dibaca lantaran antara satu bagian satu dengan yang lain teman bahasan masih serangkai menyatu.
Begitu pula ketika menonton film di TV atau drama korea di internet secara maraton. Meski durasinya panjang hingga lebih dari 2 jam tapi nyatanya tetap terasa ringan dinikmati. Itu enggak bakal bikin capek dibandingkan menonton kumpulan video-video pendek selama 1 jam beruntun tanpa putus.
Dalam video pendek di medsos, penonton diajak melompat dari satu tema ke tema lainnya. Awalnya video pertama tentang dunia hewan setelah digeser berganti tema otomotif. Lalu berganti lagi tema humor, horor, sains, teknologi, politik, kriminal, dan lain-lain. Akibatnya otak dipaksa untuk menelan mentah-mentah topik yang gonta-ganti dalam satu waktu.
Padahal, sebenarnya otak masih butuh waktu jeda untuk memahami dan merenungi setiap topik-topik tersebut. Buktinya, terkadang setelah menonton video tertentu di YouTube seperti ulasan alur film dengan durasi 20-30 menit masih dibutuhkan istirahat sejenak dulu. Itu diperlukan guna mengolah ulang hal-hal berkesan yang ada di video.
Sisi negatif media sosial selanjutnya ialah membuat penggunanya kecanduan. Baik itu yang aktif posting dan berkomentar maupun yang diam saja (sider) potensi bikin candu tetap ada. Seolah-olah kalau tak membuka medsos satu hari saja terasa ada yang kurang dan merasa kehilangan. Diimbuhi takut ketinggalan informasi dan khawatir dikatakan ketinggalan zaman.
Akibatnya, dengan memakai sosmed tanpa kontrol berakibat buang-buang waktu. Semestinya waktu, uang, tenaga, dan pemikiran untuk hal-hal produktif malah terhabiskan untuk menikmati media sosial. Padahal, belum tentu kebahagiaan yang ada di medsos tersebut berakibat positif. Sebaliknya, rasa bahagia yang didapat cuma semu.
Risiko buruk lainnya sosial media yaitu termakan umpan, hasutan, atau pancingan orang lain. Baik itu dilakukan secara sengaja ingin memprovokasi seseorang maupun murni karena ingin unjuk diri (pamer) semata-mata demi mendapat pengakuan di sosmed. Nah, bagi yang memakan umpan tersebut berujung hati menjadi jengkel dan emosi.
Belum lagi di media sosial banyak sekali iklan bertebaran. Berujung minat dan gairah untuk belanja semakin besar. Awalnya tidak ada niat untuk beli sesuatu. Berhubung melihat iklan di media sosial akhirnya terbujuk untuk ikut beli. Dengan kata lain, media sosial juga berefek pada perilaku boros.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "3 Sisi Negatif Media Sosial, Salah Satunya Bikin Capek Fisik dan Mental"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*