Banjirembun.com - Tema perselingkuhan lagi memanas akhir-akhir ini. Entah dari mana awal topik tersebut muncul di tengah diskusi gabut emak-emak. Apakah berasal dari acara gosip TV, film drama korea, media sosial, atau sumber pemantik lain yang tertutup?
Dalam kasus perselingkuhan, umumnya pihak lelaki yang dijadikan tumbal. Maksudnya, ketika ada pria yang selingkuh langsung diangkat dan diviralkan. Nah, saat ada kasus cewek berselingkuh dipendam rapat seolah tak ada peristiwa apa-apa.
Sayangnya, dari sekian kejadian perselingkuhan terdapat respon yang kurang begitu baik. Sebagian kalangan menganggap sah-sah saja membalas selingkuh dengan berselingkuh. Di mana, selingkuh dibalas selingkuh dikatakan perbuatan "manusiawi".
Padahal, prinsip atau kebiasaan seperti di atas sangat tidak bagus untuk hubungan berumah tangga. Apalagi, tatkala diketahui bahwa perselingkuhan pasangan ternyata masih sekadar asumsi atau prasangka. Belum ada bukti kuat dan saksi terpercaya.
Pembenaran dan pembolehan diri dengan alasan "Pasanganku selingkuh maka aku boleh dong ikutan selingkuh" sungguh tidak bermoral serta keji. Apa bedanya pasangan yang terjaga suci dengan pasangan pelaku selingkuh kalau nyatanya sama-sama selingkuh?
Di waktu ada pasangan yang dicurigai selingkuh lebih baik tanyakan langsung pada yang bersangkutan terkait kebenaran skandal tersebut. Di kala ternyata masih mbulet, tutup mulut, dan slintat-slintut baru langkah tegas patut dilakukan.
Baca juga Arti Slintat-slintut dan Slintutan dalam Bahasa Jawa
Dimulai dari pisah ranjang. Kalau enggak mempan baru dibicarakan bersama orang tua atau mertua. Bisa pula berkonsultasi dengan tokoh agama yang dipanuti. Andai semua itu mentah dan gagal diterapkan, baru jalan perpisahan ditempuh.
Berikut ini 3 alasan dan tujuan mengapa selingkuh dibalas selingkuh?
1. Menandingi Aksi Pasangan
Sifat tak mau kalah kadang dimiliki olah pihak tertentu yang sejak kecil terbiasa berkompetisi. Karakter suka bersaing itu tidak hanya berlaku untuk urusan yang baik-baik dan wajar, tetapi juga bersangkutan dengan perlombaan dalam kebatilan.
Asumsinya, jika pasangan sudah "bersenang-senang" maka jangan sampai kalah capai "kebahagiaan" dengan ikutan berselingkuh. Bila dia menikmati hidup berduaan dengan selingkuhan maka aku juga mesti bahagia berduaan dengan selingkuhanku.
2. Membalas Dendam
Salah satu tujuan membalas dendam yaitu ingin membuat orang yang jadi target/sasaran merasakan sakit yang sama yang sudah diderita. Di mana, penderitaan akibat diselingkuhi harus dirasakan sama oleh pasangan ketika dia juga ikut diselingkuhi.
Kondisi mental yang tertekan karena jadi korban perselingkuhan membuat dia merasa frustasi, stres, atau depresi. Diperparah lagi omongan keluarga, tetangga, dan teman yang tahu perilaku busuk pasangan. Alih-alih menggunakan jalan bijak untuk mengatasinya, justru jalan instan dan konyol yang ditempuh.
3. Mengintimidasi Pasangan
Alasan seseorang mengintimidasi ialah sebagai cara menyadarkan, menyakiti, atau memberi "pelajaran". Nah, diharapkan ketika juga dibalas selingkuh bakal membikin target menjadi sadar lantaran merasakan hal yang sama bahwa diselingkuhi amatlah tak enak.
Baca juga Kisah Kehidupan Fulan, Izin Pergi Memancing Ikan kepada Istri Ternyata Menemui Selingkuhan
Terkadang intimidasi terhadap pasangan hanya berupa hubungan spesial dengan orang lain di dunia maya. Artinya, masih mengancam belum sampai bertemu di dunia nyata apalagi berzina. Langkah seperti itu pun, sejatinya juga sangat tidak pantas dijalankan.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "3 Alasan dan Tujuan Kenapa "Selingkuh Dibalas Perselingkuhan""
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*