Banjirembun.com - Pantas saja banyak orang menyebut dukun sebagai orang pintar. Sebab, orang mendatanginya sejatinya ialah orang bodoh. Apalagi faktanya yang ada dukun tersebut palsu alias abal-abal.
Artinya, dukun dianggap "sakti" bukan karena ilmu gaibnya. Namun, lantaran pasien yang jadi tamunya yang memang terlalu mudah ditipu. Bahasa halusnya terlalu lugu serta mudah percaya begitu saja.
Wajar saja, mangsa dukun palsu umumnya merupakan orang-orang yang sedang putus asa. Tidak tau lagi cara apa yang mesti diterapkan akhirnya mencari jalan pintas yang dianggap singkat dan ampuh.
Korban kejahatan dukun palsu mayoritas sangat berharap berlebihan tanpa meragukan sama sekali kepada para dukun yang diyakini mantranya manjur. Diperparah lagi, biasanya si dukun menggunakan jasa "marketing".
Di mana, pihak yang mempromosikan kesaktian dukun tersebut umumnya lebih banyak ngomong dibanding si dukun sendiri. Sebab, tatkala mbah dukun yang banyak ngomong berakibat wibawa dan aura mistisnya jadi luntur.
Tenaga pemasaran yang dikerahkan pada komplotan dukun palsu biasanya banyak bercerita tentang pengalaman pribadi. Di mana, setelah menggunakan jasa si dukun banyak membuahkan hasil yang menggembirakan.
Sasaran marketing umumnya orang-orang yang berada di lingkaran komunitas klenik. Selain itu, mereka juga aktif bergerak mencari mangsa di lokasi-lokasi yang biasanya banyak calon korban berkumpul.
Tempat-tempat favorit sebagai lahan para pencari calon korban dukun palsu seperti kuburan, masjid besar, rumah sakit, pasar tradisional, dan semacamnya. Intinya, lokasi yang dituju yaitu tempat orang sedang banyak "berharap" keluar dari masalah.
Nah, di zaman digital ini banyak tim marketing dukun palsu memakai media sosial untuk memancing banyak orang terperangkap. Bahkan, yang bikin geli mereka menggunakan jasa iklan berbayar agar tawaran "bisnis" mereka tersebar luas.
Baca juga 3 Cara Promosi dan Sebar Iklan Penjualan Aset Properti
Para penjaring korban dukun palsu di atas sangat menyukai orang-orang yang merasa terzalimi, punya masalah hidup, dan butuh pertolongan. Nah, bagaikan pahlawan kesiangan mereka sanggup menenangkan hati korban dengan cara memberikan kisah-kisah menggiurkan.
Trik-trik berikutnya dari gerombolan penipu dukun palsu adalah komunikasi yang menunjukkan rendah diri (rendah hati) dahulu. Membuat lawan bicara nyaman dan aman yang tak pernah dia dapatkan di tempat lain.
Sebagai pemikat, para tim pemasaran dukun tersebut tidak langsung jumawa maupun pamer apa-apa saja yang telah dilakukan sebelum berhasil mendapatkan sesuatu setelah pergi ke dukun. Bahkan, mereka gaya bicaranya sok alim dan agamis.
Nah, sesudah calon korban terpikat baru dikeluarkan jurus selanjutnya. Yakni, sebuah pernyataan "Kalau memang menginginkan sesuatu tentu harus ada biayanya". Selain, kadangkala ada tumbal tertentu untuk pembayaran berupa uang tunai sangat disukai oleh mereka.
Tentu mahar yang dikeluarkan tersebut barangkali bukan langsung tanpa basa-basi sebagai biaya jasa dukun. Melainkan "dibelokkan" agar tidak vulgar, uang yang disetorkan untuk menebus jimat, obat, minyak, atau rajah tertentu.
Ketika calon korban sudah mau menebus syarat-syarat di atas, pihak marketing akan mengajaknya ke "kantor" praktik mbah dukun. Letaknya biasanya di lingkungan bukan padat penduduk.
Ruang kerja dukun diatur sedemikian rupa agar terkesan angker. Misalnya membikin gelap, ada ornamen sihir, hingga memamerkan sesuatu barang/uang yang telah berhasil dilakukan.
Ilustrasi peralatan dukun (Sumber gambar Pixabay) |
Diklaim barang/uang tersebut milik pasien lain yang akan segera diambil. Itu sebagai cara dukun menunjukkan bukti bahwa dia telah berhasil melakukan praktik perdukunan. Padahal, itu hanya modus untuk meyakinkan korban.
Syarat lainnya sembari menunggu hasil praktik perdukunan yaitu mbah dukun melarang pasiennya untuk menyebarkan aktivitas berdukun yang sudah dilakukan pada siapapun. Termasuk pada pasangan serta keluarga dekat sekalipun.
Maklum saja, kalau korban bercerita ditakutkan orang yang diberitahu bakal membongkar cara licik dukun palsu itu. Alih-alih menjadi ragu, para pengunjung dukun justru memegang teguh syarat tersebut agar misi "gaib" menjadi sukses.
Itulah trik dukun palsu dalam mengelabui korban. Kesimpulannya, korban dibuat percaya dulu pada kesaktian dukun. Setelah korban "membayar" uang si dukun akan memberikan jeda waktu untuk menunggu hasilnya. Artinya, dukun tidak berani memberikan hasil seketika itu juga.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Cara Pintar Dukun Palsu Mengelabui Korban"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*