Banjirembun.com - Sebaik, semulia, dan sebijak apapun seseorang ketika berhadapan dengan orang berhati jahat tetap enggak ada artinya. Malahan, meski enggak punya salah tetap saja dimusuhi. Mencari-cari kesalahan atau lebih parahnya memfitnah.
Entah apa alasan orang-orang berhati busuk memusuhi individu lain yang sesungguhnya "diam" tanpa ulah. Padahal, orang yang dimusuhi tersebut tak punya dampak negatif yang merugikan. Baik itu berakibat merusak secara fisik, finansial, hingga moralitas.
Banyak penyebab seseorang membenci seseorang. Bisa lantaran orang tersebut memang layak untuk dihindari agar tak terkena imbas atau getahnya. Namun, dapat pula sejatinya si pembenci itulah yang berakhlak buruk. Artinya, dia sedang sakit jiwa alias tak waras.
Orang bersikap jahat sehingga memusuhi orang yang tak punya salah dipicu oleh perasaan iri (dengki). Pencetus lain karena misi atau tujuannya terhambat. Maksudnya, khawatir tentang apa-apa yang telah dimiliki atau dinikmati selama ini akan terenggut.
Kehadiran sosok yang dimusuhi ditakutkan mengganggu kemapanan (zona nyaman) yang berujung bikin panik. Cemas saat pengaruh (posisi sosial) tergeser, sumber mata pencarian berkurang, sampai hidupnya berubah ke arah tanpa kepastian.
Nah, bagaimana cara menghadapi orang jahat? Jawabannya jangan balas kejahatan mereka dengan menyerang balik.
Disarankan sebagai langkah awal, perlakukan mereka dengan baik. Misalnya mentraktir serta memberikan mereka makanan atau bingkisan tertentu. Metode ini berguna sekali untuk mengambil hati seseorang.
Sangat tampak mudah dikatakan, tetapi sulit dilakukan. Apalagi berbuat baik kepada orang yang jahat. Akan tetapi, itu teramat penting diterapkan sebagai langkah pertama. Manfaatnya guna memastikan mereka benar-benar jahat atau memang ada kesalahpahaman saja.
Asumsinya, orang yang jahat ketika sudah diajak berdamai dan "dibaik-baikin" tetap saja enggak suka. Di mana, dia masih tetap terus memusuhi. Alih-alih bersikap lunak, yang ada justru serangan fitnah serta ghibah yang dilakukan semakin gencar.
Orang-orang yang rendah (makhluk hina) memang tak perlu diharapkan balas budi dari mereka. Mengharapkan balasan yang baik dari mereka sama dengan merendahkan diri sendiri. Oleh sebab itu, lebih baik tinggalkan mereka tak usah dipedulikan.
Cara selanjutnya untuk menghadapi orang jahat ialah jangan berurusan dengan mereka. Dilarang ikut campur maupun hanya penasaran terhadap masalah-masalah yang terkait dengannya. Bersikap "masa bodoh" tentang kehidupan mereka akan menyelamatkan kesehatan mental.
Di sisi lain, harus siap risikonya. Menjauhi orang jahat terkadang butuh perjuangan dan kesabaran. Sebagai "kompensasi", carilah orang-orang yang baik hati untuk dijadikan teman. Kemungkinan saja orang baik itu juga dimusuhi oleh orang jahat.
|
Ilustrasi orang yang baik (sumber foto koleksi pribadi) |
Bersikaplah baik pada orang yang tepat, agar hati semakin bahagia. Dengan begitu rasa kesepian bakal sirna. Sebab, boleh jadi orang-orang jahat pilih bergerombol untuk menerkam mangsa yang dijadikan musuh bersama oleh mereka.
Penggambaran sederhananya begini, sampah akan sering berkumpul dengan sampah. Babi dan anjing umumnya juga bergerombol sesama mereka. Maknanya, ketika binatang itu sendirian sebaiknya tetap dijauhi. Sebab, saat mereka berkumpul akan merugikan.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Cara Menghadapi Orang yang Jahat, Padahal Tak Punya Salah Tetap Saja Dimusuhi"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*