Banjirembun.com - Saat mendapati komentar pedas harus selalu kuat. Ketika diremehkan mesti senantiasa kuat. Tatkala direndahkan kudu bertahan kuat. Begitu pun, diintimidasi juga wajib tetap kuat. Semua itu menjadi rumus penting yang dipegang dalam menghadapi kehidupan yang penuh persaingan inj.
Marah, jengkel, sedih, rendah diri, frustasi, atau memberontak di kala mendapatkan perlakuan tak mengenakkan merupakan ciri manusia lemah. Maksudnya, mudah "patah" atau sebaliknya jadi "keras" karena dipukul bertubi-tubi oleh perilaku buruk banyak orang.
Dalam hidup yang keras seperti ini dilarang banget menjadi pribadi yang cengeng, sensitif, baper (terbawa perasaan), serta melankolis. Namun, bukan berarti menjadi seseorang yang brutal (misal langsung memvonis/menghakimi) dan menyerang orang lain juga dibenarkan.
Sebagaimana merasa enggak suka diperlakukan hina oleh orang lain, sebagaimana pula jangan menghinakan orang lain. Prinsipnya, andai tak bisa berbuat baik pada sesama, dianjurkan hindari bersikap buruk pada mereka. Sebab, mereka kelak pasti merasakan balasan setara yang berdampak bikin sakit hati.
Ingatlah selalu! Memberikan sikap buruk di waktu bertatap muka dengan orang lain nanti akan memperoleh hal sama yang berujung gangguan jiwa. Entah bisa berupa perasaan diri telah disepelekan dan direndahkan oleh orang lain ataupun terus-menerus menjadi penjilat dan merasa dimanfaatkan individu tertentu.
Hidup ini memang harus kuat-kuatan. Tentu, bukan adu kekuatan otot (fisik) maupun kekuasaan. Melainkan kekuatan mental dan keteguhan hati dalam mempertahankan kewarasan serta keimanan. Tergoda, terhasut, termakan, atau terpancing perilaku maupun omongan orang lain bisa disebut ciri bermental tak kuat.
|
Ilustrasi manusia yang bermental kuat (sumber gambar koleksi pribadi) |
Saat orang-orang di sekitar bertingkah aneh, norak, tidak sopan, atau semacamnya tak boleh dibiarkan saja alias cuek. Disarankan gemuruh rasa penasaran ditindaklanjuti dengan mencari penyebab kenapa mereka bersikap seperti demikian.
Intinya, dituntut bermental kuat tanpa emosional yang juga harus diimbangi dengan meredam masalah. Bagaimanapun, menahan beban mental terus-menerus terkadang berisiko capek. Oleh sebab itu, dengan melenyapkan akar masalah diharapkan gangguan-gangguan sinis berkurang.
Cari tahu dalang yang jadi sumber masalah siapa, terkait berita miring apa sehingga buat tak nyaman, dan sejauh mana peredarannya. Kemudian, atasi terlebih dulu dari hulu. Bukan malah dari hilir. Ingat, hindari tergesa-gesa. Terapkan semua secara elegan.
Menyerang orang-orang yang berperilaku janggal terkadang percuma. Alasannya, boleh jadi mereka juga korban dari individu yang menjadi sumber permasalahan. Dia hanya diperalat dan dimanfaatkan. Ibarat kata, bukan urusan pribadinya tetapi ikut campur. Padahal tanpa klasifikasi dulu.
Selalu kuatkan mental di kala hidup di sekitar orang-orang yang berpendidikan rendah. Mereka amat gampang terprovokasi, terjerat hasutan, dan mudah berprasangka buruk. Maklumi saja. Justru, dengan bersifat baik pada mereka akan menunjukkan kualitas diri yang tangguh.
Baca juga Bukan Adu Otot, Inilah Kasus "Kuat-kuatan" yang Aku Alami
Setiap masalah pasti ada solusi. Cegah terburu-buru ingin cepat tuntas masalah konflik batin di atas. Lagian, kendati kehilangan sampai dimusuhi oleh beberapa manusia bukan sebuah hal yang perlu dipusingkan. Toh, masih banyak manusia lain yang bisa dijadikan relasi dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti itulah namanya interaksi sosial. Pasti di dalamnya ada ketidaksempurnaan yang membuat kesedihan dan ketidakpuasan. Kalau enggak mau diperlakukan buruk solusinya tinggal di hutan saja.
Nah, kalau kekacauan komunikasi telah parah jalan keluarnya hanya dua. Yakni, kuatkan mental untuk tetap bertahan serta pergi meninggalkan orang-orang yang sudah menyebalkan parah tanpa ada obat lagi.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Hidup ini Memang Harus Kuat-kuatan, Tanpa Perlu Adu Otot Maupun Saling Tatap Mata"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*