Banjirembun.com - Pungguk adalah nama dari salah satu spesies burung hantu yang tampak seolah kerap memandang bulan. Di mana, sebenarnya ejaan yang tepat bukan Pungguk tetapi Punggok. Salah satu jenis Punggok yang gampang ditemukan di Indonesia yaitu Punggok Cokelat.
Peribahasa yang sering ditemukan "Bagai Pungguk Merindukan Bulan" mengandung arti individu yang mencintai atau mendambakan seseorang atau sesuatu tetapi mustahil terbalas serta memperolehnya. Meski berusaha keras sekali pun, secara logika akan sangat sulit angan-angan terwujud.
Jadi, sebagai gambaran mudahnya yaitu ada seekor burung hantu bertengger di dahan pohon pada malam hari. Di mana, dia senantiasa berlama-lama memandangi rembulan. Seakan dia sangat ingin mendapatkan rembulan tersebut untuk dimilikinya. Padahal, itu sungguh enggak mungkin terjadi.
Adapun referensi lain mengatakan bahwa perumpamaan "Pungguk Merindukan Bulan" berasal dari sebuah dongeng. Yakni, terdapat pasangan yang disebut sebagai Pungguk dan Bulan yang tinggal di kayangan. Singkat cerita, dari atas sana mereka berdua melihat cahaya berkilau di bumi.
Serta merta Pungguk berkata pada Bulan "Aku akan mengambilkan permata itu untukmu Bulan". Bulan menanggapi "Aku tidak membutuhkan permata itu, sebab engkaulah permataku Pungguk".
|
Ilustrasi burung hantu di malam hari (sumber gambar Pixabay) |
Nahasnya, Pungguk yang ingin menunjukkan pengorbanannya tanpa sepengetahuan Bulan mencari Suhu (guru suci) untuk memberinya kekuatan agar bisa turun ke bumi. Akhirnya, Pungguk pun berhasil turun ke bumi untuk menuntaskan misi "konyol" tersebut.
Ternyata, pungguk tidak menemukan permata yang didambakannya tersebut. Pancaran sinar dari bumi nyatanya cuma cermin dari hasil pantulan cahaya rembulan. Nahasnya, saat ingin kembali ke kayangan Pungguk mengalami kegagalan.
Akibat ulah nekat dan terburu-buru berujung Pungguk hanya bisa menyesali. Hari-harinya di bumi dipenuhi rasa rindu pada Bulan. Tangisan dan suara-suara panggilannya menyebut nama "Bulan... Bulan" sudah menjadi kegiatan sehari-hari.
Sungguh Pungguk telah menjadi bucin (budak cinta) lantaran kerinduannya tak terbalas disebabkan terpisah jarak yang jauh.
Bukannya sadar diri sehingga menerima kenyataan untuk berbaur dengan penghuni bumi yang ada, malah terus-terusan merindukan Bulan yang kemungkinan peluang dapat berjumpa teramat kecil.
Dari kisah di atas kemudian, muncullah peribahasa "Bagai Pungguk Merindukan Bulan".
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Arti dan Kisah di Balik Peribahasa "Bagai Pungguk Merindukan Bulan""
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*