Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

5 Penyebab Orang Indonesia Susah Maju Menuju Peradaban Berkembang

Banjirembun.com - Peradaban sebuah bangsa, negara, atau kerajaan sangat ditentukan oleh kondisi rakyatnya. Seberapa ideal dan bermutunya konstitusi (pedoman atau landasan dasar) suatu negeri enggak bakal ada arti apa-apa ketika masyarakatnya rusak, tak berkualitas, dan berkarakter buruk.


Intinya, jika sebuah peradaban di wilayah tertentu ingin berkembang pesat maka perbaiki dulu orang-orang yang ada di dalamnya. Di mana, saat mayoritasnya semakin mudah diajak maju berpeluang makin gampang terbangunnya tatanan kehidupan bersama yang unggul serta modern.


Sayangnya, diperkirakan negara Indonesia tercinta masih begitu kesulitan untuk menjadi negara maju dalam waktu dekat. Setidaknya, sepuluh tahun ke depan boleh saja dibilang mustahil Nusantara ini pantas disejajarkan dengan puluhan negara besar seperti AS, Rusia, China, Kanada, Australia, dan lain-lain. 


Kenyataan yang pahit, tapi harus ditelan untuk obat dan penyemangat. Daripada terbuai yaitu dengan cara bangga berlebihan pada diri sendiri. Merasa Indonesia punya segalanya serta layak dihargai di Dunia. Lebih baik, tak boleh lupa untuk menyadari pula segala kekurangannya.


Berikut ini kelemahan orang Indonesia yang jadi penyebab susah maju ke arah peradaban berkembang:


1. Mudah Dibodohi

Gampang dibujuk, dirayu, ditipu, dibodohi, dijerumuskan, diakali, atau diperdaya merupakan salah satu penyakit orang di Indonesia. Terbukti kasus penipuan dengan skema, metode, dan tipe yang sama masih saja terus berulang. Nahasnya, korban bukan hanya generasi sepuh melainkan juga yang berusia 25-40-an tahun.


Hal yang paling mudah tatkala membuka media sosial ialah banyak yang mengetik "Aamiin", menekan angka tertentu, atau ketikan lain di kolom komentar. Iming-imingnya berupa bakal bisa masuk surga, dapat rezeki melimpah, hingga hendak mencegah agar orang tua tidak "jadi" meninggal dunia.


Sebagai penganut budaya timur, masyarakat kita memang bisa mengedepankan hal-hal irasional (tahayul). Bukan cuma ramalan serta zodiak. Lebih parah lagi juga udah termakan hoaks dan provokasi. Alhasil, di dunia maya mereka dijadikan alat bagi orang tertentu untuk misi politik maupun tujuan keuntungan finansial.


Baca juga 5 Kebiasaan Kecil dan Sederhana yang Dilakukan Setiap Hari Tapi Menentukan Nasib di Masa Tua


2. Pemalas

Menjadi individu bukan pemalas bukan berarti mesti dituntut bekerja keras banting tulang dan lembur. Bagaimanapun, bekerja secara cerdas ketimbang bekerja keras tetaplah harus diutamakan. Misalnya menjadi orang kreatif sekaligus produktif bakal mampu menghasilkan sesuatu yang efisien dengan hasil yang efektif.


Faktanya, masih banyak rakyat Indonesia yang lebih gemar memegang HP demi menghibur diri. Artinya, segala aktivitasnya tanpa ada tujuan yang penting. Baik untuk jangka menengah maupun panjang. Mereka lebih nyaman menggunakan otak untuk hiburan. Bahkan, lebih suka naik motor daripada jalan kaki maupun naik sepeda kayuh.


3. Tidak Sopan

Enggak perlu kaget. Kita memang kerap membanggakan diri sebagai negara paling sopan. Nyatanya, sebenarnya lebih banyak lagi orang yang tak sopan yang hidup di Indonesia. Di mana, mereka kelihatan "baik-baik saja" lantaran jarang dan enggan menunjukkan kebiadaban (ketidaksopanan) di dunia nyata.


Padahal, di internet sudah bukan perkara sulit menemukan kata-kata negatif. Pelakunya bukan sekadar generasi muda tetapi generasi di atasnya yang selama ini nampak "sopan" juga keluar sifat aslinya ketika di dunia maya. Contohnya berbicara kasar, mengumpat, mengurusi privasi pihak lain, dan sebagainya.


4. Pendidikan Rendah

Hal yang sering didengungkan alias dilontarkan oleh orang-orang tak berpendidikan adalah "Buat apa berteori, langsung prakti saja!". Mereka tidak menyadari bahwa peradaban barat yang maju sekarang ini juga berangkat dari teori-teori. Meski teori terus berkembang (berganti dan berubah sebagian) nyatanya itu semua tetap berperan penting.


Berpendidikan rendah mengakibatkan minat baca semakin minim. Bukan hanya karena buta huruf atau kesulitan baca. Melainkan pula anggapan dalam benak mereka bahwa membaca merupakan kegiatan yang tak berguna. Alih-alih rajin membaca, mereka pilih kerja nyata langsung dapat uang supaya perut jadi kenyang.

Ilustrasi masyarakat Indonesia (sumber gambar dari Pixabay)

Asal diketahui saja, sampai kapan pun yang namanya membaca ilmu pengetahuan merupakan kebiasaan yang bermanfaat. Sebagian besar tokoh-tokoh terkenal mampu bermanfaat bagi peradaban manusia disebabkan suka membaca. Malahan, sebagian dari mereka menjadi penulis.


 5. Acap Kali Menyepelekan

Meremehkan, menyepelekan, menggampangkan, merendahkan, sok pintar, sampai sok tahu merupakan virus yang diderita oleh rakyat yang susah maju. Sebut saja cirinya meliputi tak tepat waktu, mengingkari janji, tidak taat jadwal, serta melanggar kesepakatan. Kasus yang paling nyata berupa berhutang tapi malas membayar.


Baca juga 5 Paradigma Orang Kaya dalam Memahami Kehidupan


Mengira bahwa kesalahan semua yang disebutkan di atas dapat dimaklumi dan mudah untuk kembali "normal" dengan cepat. Justru yang tambah konyol yaitu menjadi bangga saat melakukan pelanggaran tersebut. Entah alasannya apa, barangkali merasa diri "istimewa" dan bisa tampak "sok sibuk".






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "5 Penyebab Orang Indonesia Susah Maju Menuju Peradaban Berkembang"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*