Banjirembun.com - Medsos atau media sosial adalah sebuah sarana komunikasi dalam jaringan (daring/online) yang setiap penggunanya amat mudah untuk ikut terlibat dalam mengunggah (berbagi tulisan, foto, gambar, audio, hingga video), berinteraksi, jejaring sosial, maupun forum tertentu tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Medsos merupakan sarana bersosialisasi secara digital. Bukan cuma untuk saling tegur sapa, diskusi, mencari hiburan, dan berbisnis. Kini sudah lumrah ditemukan medsos dipakai sebagai alat untuk berdakwah guna menyebarkan ajaran keagamaan. Tentu termasuk pula sebagai sarana pembelajaran dalam dunia pendidikan.
Platform media sosial sangat banyak dan beragam tersedia di jagad maya. Baik itu melalui unduhan aplikasi maupun bisa langsung diakses pada situs browser (peramban). Dengan demikian, YouTube juga dikategorikan sebagai medsos selain Facebook, Instagram, WhatsApp, Telegram, TikTok, Twitter, dan lain-lain.
Nah, orang yang aktif mengunggah konten di medsos disebut sebagai konten kreator. Unggahannya baik berupa tulisan, gambar, foto, audio, video, hingga animasi senyampang "dikonsumsi" oleh para pengguna medsos pantas disebut konten kreator. Jadi, syarat menjadi konten kreator tak harus memperoleh penghasilan uang dari akun sosmed.
Lantas, kenapa pegiat media sosial begitu produktif memuat konten di akun miliknya? Berikut ini tiga alasan utamanya:
1. Ingin Mengeruk Uang
Jangan dikira, orang yang kelihatannya aktif di media sosial dan seolah-olah peduli terhadap "sesuatu" (politik, ekonomi, motivasi, psikologi, dan sebagainya) punya niat mulia atau suci. Faktanya, di balik itu semua ada yang berniat mengeruk duit. Baik itu lantaran bisnisnya ingin laris (jualan buku, seminar berbayar, produk tertentu, atau semacamnya) maupun karena telah dibayar langsung oleh pihak berkepentingan.
Baca juga Pantesan Bawel di Internet, Ternyata Segini Bayaran dan Tugas Buzzer
Para konten kreator yang "mata duitan" orientasi menjadi pribadi yang produktif di medsos dipicu oleh hasrat terhadap keuntungan finansial. Di mana kalau sudah fokus cari duit di dunia maya, bikin mereka tidak peduli mau populer atau enggak serta kontennya berfaedah atau tidak, yang penting dapat duit. Intinya, kebermanfaatan dan popularitas bukan tujuan utama.
2. Mengincar Popularitas
Menjadi individu yang terkenal atau populer merupakan salah satu niat yang ingin digapai oleh sebagian konten kreator. Umumnya kreator yang masuk tipe nomor dua ini sudah memiliki kekayaan yang cukup. Setidaknya, dia masih muda serta punya orang tua yang punya dana "jumbo" untuk hidup secara mewah sehingga bisa dipamerkan pada konten di medsosnya.
Dalam jangka panjang, walau bukan pemantik utama, dengan popularitas yang dimiliki ke depannya berpengaruh pada kesuksesan bisnis dan akun medsosnya bisa menghasilkan uang banyak. Artinya, fokus utama yang diterapkan yaitu bagaimana agar citra diri yang positif bisa terangkat dan diakui oleh publik dahulu. Baru kemudian memikirkan cara mengeruk uang.
Uniknya, demi memperoleh perhatian dan diketahui oleh banyak orang, beberapa konten kreator tak segan membayar pengelola (pemilik perusahaan) medsos untuk pasang iklan di platfrormnya. Aktif di media sosial bukannya mendapat uang justru mengeluarkan uang untuk biaya sponsor agar konten yang dibuat disebarkan secara otomatis oleh pengelola medsos.
|
Konten kreator YouTube (sumber foto koleksi pribadi) |
3. Menjadi Manusia Bermanfaat Bagi Sesama
Menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama ada banyak sekali caranya. Enggak mesti jadi guru atau pendidik, tokoh agama, maupun tokoh masyarakat. Seorang konten kreator pun juga bisa menjadi sosok bermanfaat. Tentu kebermanfaatan yang dilakukan bukan dijalankan pada dunia nyata. Melainkan pergerakannya di internet, khususnya media sosial.
Baca juga Tidak Harus Jadi Tokoh Agama Maupun Pendidik, Begini 3 Cara Menjadi Manusia Bermanfaat
Niat konten kreator kategori seperti ini ialah ingin menyebarkan kebaikan dan nilai-nilai kemanusiaan bagi pengguna medsos. Kalau pun memperoleh duit dan menjadi terkenal gara-gara konten yang diproduksi, itu merupakan bonus semata. Oleh sebab itu, dalam membuat konten lebih menomorsatukan norma-norma ketimbang "menghamba" atau jadi budaknya warganet.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "3 Alasan Konten Kreator Produktif di Akun Media Sosial"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*