Banjirembun.com - Selama ini masyarakat awam dalam mengobati dan meredam masalah kejiwaan, biasanya dengan cara bercanda atau tertawa bersama. Bahkan seberat apapun masalah ketika disapih dan dipulihkan dengan bercengkrama penuh sumringah dengan teman, seolah semua beban terasa lebih ringan.
Kultur masyarakat Indonesia memang unik. Mereka terkenal ramah, santai, mudah bahagia saat kumpul bersama, hal-hal topik sederhana dapat jadi bahan candaan, dan cepat puas menerima nasib. Berbeda dengan kebanyakan negara lain yang orangnya serius, monoton, individualis, dan penuh ambisi.
Intinya, untuk terapi jiwa yang sedang mengalami gangguan depresi ringan cukup dilakukan dengan tertawa. Baik itu dengan cara dilakukan bersama dengan teman saat bercanda maupun lewat sendirian. Misalnya menonton komedi, kartun, komik, atau hal yang bikin lucu lain. Di aman tertawa dianggap solusi terampuh mengatasi stres.
Harus diakui bahwa tawa merupakan salah satu penangkal stres yang berdampak signifikan, gampang, dan murah. Dengan tertawa otot-otot hampir di seluruh tubuh menjadi rileks. Peredaran darah menjadi lancar lantaran kala tertawa ukuran pembuluh melebar. Begitu pula, tentunya sistem kekebalan tubuh menjadi kuat.
Humor yang berujung tertawa sanggup mendukung proses penyembuhan penyakit secara cepat ketimbang pasien yang mengeluh, pesimis, dan fokus pada hal-hal yang bikin menyesakkan dada. Lebih dari itu, tertawa juga mampu mencegah orang sehat mudah terserang penyakit.
Bersuka cita dengan tawa bisa disebut sebagai salah satu bentuk "olahraga" yang teramat bagus efeknya bagi kesehatan individu. Oleh sebab itu, sebaiknya jangan menghindari tertawa. Kalau memang malu dan merasa tak berwibawa tatkala tertawa, cukup dengan tersenyum lebar mampu jadi penggantinya.
Baca juga: 4 Manfaat Tersenyum Pura-pura Maupun yang Natural bagi Kesehatan
Terapi Menangis Jauh Lebih Bagus Bagi Kesehatan Jiwa Daripada Tertawa
Selama ini menangis selalu dipahami sebagai tanda seseorang sedang sedih, lemah tak berdaya, dan menyerah. Padahal orang yang sedang bahagia pun bisa menangis. Tentunya di waktu sangat terharu juga meneteskan air mata. Begitu pula di kala berharap besar mendapatkan sesuatu agar segera diberi, "dibumbui" dengan rengekan tangisan.
Contoh tangisan di atas yaitu saat orang mendapatkan hadiah dengan nominal rupiah gede, terharu berjabat tangan dengan tokoh terkenal, serta tangisan karena berdoa pada Maha Pencipta penuh harap pada-Nya agar permohonannya terkabul. Artinya, menangis menjadi tanda seseorang sedang mengalami kondisi emosi tak terkendali.
Ilustrasi video laki-laki sedang menangis
Baik laki-laki maupun wanita, terapi menangis tetap menghasilkan manfaat positif bagi kesehatan mental. Sekali lagi ditekankan, terapi menangis di sini bukan disebabkan hal-hal negatif. Sebab, tangisan yang keliru justru semakin melemahkan psikis. Akhirnya, tak menyembuhkan depresi malah makin parah.
Menangislah bukan sebagai bentuk penyesalan, ekspresi putus asa, dipicu oleh ketakutan menghadapi masalah, meratapi kegagalan, ditinggalkan seseorang, hingga kehilangan harapan. Melainkan, menangislah sebagai langkah bijak melepaskan energi negatif yang mengendap di tubuh.
Baca juga: 7 Ketakutan Terbesar Manusia, Salah Satunya Rasa Kehilangan
Emosi negatif yang terpendam di badan saat tak dilepaskan berisiko menghasilkan ledakan-ledakan marah, agresif, brutal, berontak, atau semacamnya. Nah, dengan menangis secara benar bikin semua potensi buruk tersebut dapat dihilangkan. Dengan catatan, frekuensi menangis harus sering. Tak hanya sekali dua kali dalam sebulan.
Akan tetapi, menangislah karena ingin bermanja-manja pada Maha Pengasih. Menangislah hanya kepada-Nya serta penuh yakin bahwa Dia yang hanya mampu mengerti kondisi hati dan mengatasi segala musibah tragedi kehidupan. Daripada menimbulkan salah paham, jangan menangis di hadapan sesama manusia.
Menangis tersedu secara benar di kesendirian tanpa diketahui siapapun berakibat baik sekali bagi terapi jiwa. Terus-menerus pilih menahan diri untuk menghindari menangis, membuat insan menarik diri dari kehidupan sosial. Lebih parah lagi, bentuk kompensasi yang ditempuh yaitu konsumsi alkohol serta obat-obatan terlarang.
Enggak sekedar terkait memperbaiki suasana hati yang buruk. Menangis juga baik untuk kesehatan organ hidung. Alasannya ketika menangis "lebat", siapapun akan mengeluarkan ingus bening. Cairan berlendir tersebut bermanfaat untuk membersihkan hidung dari ancaman kotoran serta mikroorganisme berbahaya.
Selanjutnya, tangisan menjadi cara untuk mengairi bola mata. Sebagaimana diketahui, mata yang terlalu kering akan berbahaya. Cairan mata juga bermanfaat membersihkan dan melindungi mata dari berbagai zat super kecil yang berbahaya. Selain berfungsi melumasi, air mata menjadi bahan alami sebagai anti bakteri yang kuat.
Manfaat menangis untuk terapi jiwa yang terakhir adalah membentuk karakter bermental baja. Ketangguhan jiwa tersebut diperoleh dari berkurang dan meredanya beban-beban atas gangguan kesedihan dan depresi. Dengan begitu, perasaan negatif tidak lagi menjadi batu sandungan yang terus-terusan bikin jiwa melemah.
Menangis ialah cara cerdas untuk mundur sejenak demi dapat berlari jauh lebih kencang lagi. Tangisan memacu jiwa supaya lebih siap lagi serta tegar menghadapi rintangan-rintangan di depan. Dengan demikian, tangisan membantu pemulihan mental sehingga dapat mengendalikan dan menahan sisi buruk dalam jiwa.
Kelebihan terapi menangis dari terapi tertawa, yakni tertawa sekadar mengendalikan stres di waktu itu saja. Akibatnya, jika setiap tekanan mental terjadi sehingga bikin depresi di sepanjang (beberapa) hari maka selama itu pula individu butuh hiburan yang bisa bikin tertawa untuk mengatasinya.
Adapun, proses pelepasan stres melalui tangisan efeknya bertahan hingga selama satu pekan. Dalam artian, disarankan setiap individu yang kejiwaannya sedang berada di fase rendah berkepanjangan, setidaknya telah menangis sepekan sekali. Percayalah, habis menangis terbitlah senyum lebar.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Bagusan Mana Antara Menangis atau Pilih Tertawa untuk Terapi Jiwa?"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*