Banjirembun.com - Sabar itu tanpa batas. Kalau ada seseorang mengatakan "sabar itu ada batasnya". Sungguh, manusia tersebut sangat lancang membatasi dirinya sendiri. Bagaimanapun itu, utamanya tentang masalah ujian atau cobaan hidup, sebuah kesabaran menghadapi masalah merupakan kewajiban yang harus dijalani setiap manusia.
Bukan cuma tentang sabar di tengah bencana alam, penyakit, luka berdarah, ditinggalkan selamanya oleh orang tercinta, atau yang semacamnya tetapi juga terkait kesabaran dalam menghadapi omongan fitnah maupun ghibah dari orang lain. Intinya, dalam tantangan di bidang apapun dilarang "mengecilkan" terdapatnya potensi sabar dalam diri.
Setiap insan harus yakin betul bahwa Maha Pencipta pasti memberi ujian hidup pada manusia, sudah sesuai dengan batas kemampuan penerimanya. Begitu pula tidak boleh ragu bahwa di setiap kesulitan pasti didampingi, diiringi, atau dibersamai dengan kemudahan. Tugas kita hanya fokus pada solusi. Bukan terjebak pada masalah.
Setiap orang di dunia ini pasti pernah mengalami fase terendah dalam hidupnya. Mustahil, penduduk bumi yang berjumlah 8 miliar jiwa sekarang ini enggak ada yang tak pernah "bermasalah". Kalau hidup mereka semuanya dalam keadaan datar tanpa gejolak justru bikin hidup tak lagi seru. Oleh sebab itu, mempelajari tanda seseorang sedang dalam titik terendahnya sangat penting.
Sayangnya, sekali lagi diingatkan bahwa titik nadir terkadang terjadi bukan karena seseorang tak mampu mengatasi masalah tersebut. Melainkan disebabkan oleh pribadi itu sendiri yang telah membatasi diri sehingga tak sanggup keluar dari kemelut hidup yang tengah menghadangnya.
Beberapa ciri individu yang berada di titik terendah di hidup yaitu:
1. Keimanan Menurun
Jangan berbicara tentang masalah super berat. Ketika iman seseorang menurun, kendala kecil dalam kehidupan pun sudah sanggup membuat pikiran kacau dan hati gelisah. Biasanya hari-hari merasa dekat dengan Maha Mengetahui dan rajin beribadah. Namun, saat iman turun seolah-olah dia tak punya siapa-siapa lagi. Termasuk menganggap dijauhi-Nya.
2. Tubuh Tak Mendukung untuk Bertindak Lebih
Keadaan terserang penyakit berat hingga ringan seperti autoimun, ginjal, mag, gangguan tekanan darah rendah atau tinggi, sampai diabetes membuat pergerakan serba terbatas. Hal itu, tentu mempersempit ruang gerak. Alhasil, bagi siapapun yang tiba-tiba mendapat vonis kena penyakit tertentu langsung mengalami tekanan mental kalau tak siap.
Video ciri-ciri seseorang sedang berada di di titik rendah hidup
Kondisi badan yang capek berat atau drop juga menghalangi seseorang untuk bertindak lebih. Padahal dia sedang semangat-semangatnya untuk beraktualisasi, berkarya, atau menjadi lebih produktif. Nyatanya, berhubung fisiknya sudah berada di batas toleransi menahan aktivitas yang menguras energi mau tidak mau harus mengistirahatkan secara total.
3. Impian yang Sudah Ditetapkan Tak Mendapat Dukungan Siapapun
Bila tak ada satupun orang yang mendukung pada kegiatan "khusus" demi memperjuangkan impian maka saat itu pulalah seseorang berada di titik nadir hidup. Dia harus berjuang sendirian. Bukan cuma tentang berkorban lebih banyak untuk mengeluarkan uang, tenaga, pikiran, dan waktu. Lebih dari itu, dia juga mesti merelakan kebahagiaan yang diperoleh tatkala hidup bersama mereka.
4. Kebutuhan Mengeluarkan Uang untuk Hal Penting Tapi Tabungan Tak Cukup
Sebenarnya sudah punya tabungan untuk simpanan. Baik itu berupa aset seperti tanah, emas, dan uang. Akan tetapi semua itu nyatanya belum cukup untuk menebus hal-hal penting. Misalnya biaya pengobatan, modal usaha yang sudah mulai bergeliat tumbuh, serta untuk membeli sesuatu yang memang benar-benar dibutuhkan bagi keluarga.
5. Berambisi
Ciri-ciri ambisi yaitu buru-buru, serakah (keluar modal sedikit tetapi berharap untung banyak), terlalu berharap di luar kemampuan (tak realistis), hingga terlalu semangat tanpa disertai kontrol. Dampak orang yang berambisi dapat menghadirkan kekecewaan, tidak puas, dan menuntut lebih. Akhirnya, jika itu tak terwujud maka berisiko jiwa terjatuh.
Baca juga 6 Perbedaan Impian dan Ambisi, Jangan Disamakan karena Jauhnya Seperti Langit ke Bumi
6. Merasa Kehilangan
Bukan melulu tentang kehilangan orang yang dicintai. Baik itu karena meninggal dunia, ditinggal menikah, hingga merantau jauh. Lebih dari itu, setiap orang pasti pernah mengalami kehilangan harapan maupun arah hidup. Umumnya, rasa kehilangan ini diakibatkan oleh faktor dari luar yang tak bisa dikendalikan. Alhasil, tak bisa diprediksi alias ditebak alurnya.
7. Merasa Kesepian
Perasaan sepi muncul mayoritas disebabkan oleh masalah kepribadian seseorang. Faktor eksternal hanya memperparah rasa kesepian atau kekosongan. Salah satu pemicunya yaitu dia gagal dalam memahami sekitarnya lantaran terlalu sensitif, emosional, dan penuh curiga. Lebih lengkap silakan baca Perbedaan Kesendirian dan Kesepian.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "7 Ciri Kondisi Individu yang Berada di Titik Terendah dalam Hidup"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*