Banjirembun - Selama orang tua masih hidup, selama itu pula kesempatan berbakti kepada mereka secara sempurna tetap ada. Alasannya ketika mereka sudah meninggal dunia, mau berbakti sesempurna serta sebaik apapun masih kalah nilainya dibanding saat orang tua kondisi hidup.
Sebelum penyesalan tiba, tatkala mereka masih hidup gunakan kesempatan itu sebaik-baiknya. Sejahat apapun orang tua enggak bakal membuat anak gugur (batal) kewajibannya untuk berbakti pada mereka. Sebab, perintah berbakti kepada orang tua sudah mutlak. Enggak boleh ditawar-tawar.
Baca juga: Hikmah Berbakti pada Orang Tua, Gadis ini Mendapat Keberuntungan
Jangankan orang tua sesama penganut Islam, orang tua yang kafir sekalipun tetap wajib untuk berbakti padanya. Begitu pula orang tua yang mengaku Islam tetapi tidak taat pada ajaran Islam harus berbakti terhadapnya. Apalagi, "sekedar" orang tua yang jahat kepada anaknya tapi masih menjalankan sholat 5 waktu.
Demi Allah, justru semestinya bergembira saat mendapati punya orang tua yang jahat pada anaknya. Alasannya, pahala berbakti terhadap orang tua yang "durhaka" tersebut jauh lebih besar ketimbang terhadap orang tua yang normal. Terlebih lagi, orang tua itu teramat baik hati pada sang anak.
Ilustrasi anak yang mendambakan orang tua baik (sumber gambar) |
Empat cara berbakti pada orang tua yang menjahati anaknya yaitu mendoakan, mengalah, menutupi aib orang tua, dan tidak mengganggu mereka. Keempat cara tersebut terbilang sulit untuk dilakukan. Terutama oleh anak remaja dan dewasa awal yang belum mandiri maupun mapan finansialnya.
Pertama, mendoakan. Mintakan doa pada Maha Pencipta supaya orang tua diampuni dosanya, diberi taufiq serta hidayah, dimatikan dalam keadaan husnul khatimah, dan dikasihani oleh Maha Penyayang. Sungguh sangat nikmat rasanya mendoakan kebaikan secara tulus bagi orang tua yang menzalimi.
Kedua, mengalah. Salah satu ciri orang tua jahat ialah bersifat arogan dan suka mengintimidasi anak. Ketika dilawan balik bukan malah orang tua yang mengalah demi anaknya. Sebaliknya, semakin "menyiksa" dan ingin lebih bikin anaknya sengsara. Bagi yang punya orang tua "waras" mungkin akan terkaget tahu fakta tersebut.
Tindakan mengalah waktu berinteraksi dengan orang tua yaitu lebih pilih banyak diam untuk mendengarkan ucapan orang tua. Di kala orang tua mengucapkan kata sindiran atau hal yang menyakitkan lainnya tetaplah diam. Biarkan mereka mengeluarkan ucapan apapun semaunya sampai puas. Itulah anak yang berbakti.
Ketiga, menutupi aib orang tua. Orang tua yang normal dalam artian peduli dan menyayangi dengan totalitas pada anaknya saja punya aib. Bagaimana dengan orang tua jahat? Tentu jauh lebih banyak aibnya. Pada anaknya sendiri tega berbuat sadis. Bagaimana hubungannya dengan orang lain seperti tetangga, kerabat, dan lain-lain.
Baca juga: 5 Tips Mencegah Diri Menyebarkan Aib Orang Tua
Keempat, tidak mengganggu orang tua. Menjauhi orang tua, hidup mandiri, dan tak pernah mengeluh pada mereka merupakan perilaku terbaik untuk berbakti. Terlebih lagi, orang tua yang jahat terhadap anaknya sangat sebal ketika terus-terusan melihat wajah anaknya yang dibenci.
Kelima, memberi hadiah. Sejahat apapun seseorang ketika terus-menerus diberi hadiah lambat laun bakal luluh juga hatinya. Apalagi orang tua yang sejatinya secara fitrah punya rasa sayang pada anak. Kendati setelah diberi hadiah tetap saja jahat, itu bukan berarti jadi alasan untuk berhenti memberi dan berbakti terhadap mereka.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "5 Cara Berbakti pada Orang Tua yang Jahat Terhadap Anaknya"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*