Banjirembun.com - Wibu adalah seseorang yang sangat menyukai hingga fanatik kepada banyak hal tentang kebudayaan jepang. Rasa cinta terhadap sesuatu yang berkaitan dengan jepang itu sangat berlebihan. Bisa dibilang, tingkatannya sudah pada tahap terobsesi akut. Seolah-olah kehidupannya berada di jepang. Boleh dikata, teramat nyeleneh dan aneh.
Meski bukan keturunan jepang, kenyataannya nilai hidup dan rasa cinta justru tercurahkan pada seputar terkait dengan negeri Sakura. Bahkan, rela "berpura-pura" menjadi orang jepang demi menunjukkan bukti cinta pada kultur negeri matahari terbit itu. Barangkali, wibu pantas disebut sedang mengalami krisis identitas.
Para wibu yang juga disebut "orang jepang jadi-jadian" itu akan tambah bangga dan puas ketika dirinya dikenal sebagai penyuka budaya jepang. Oleh sebab itu, jangan heran saat tahu profil akun media sosial mereka aksaranya jepang. Serta, foto profil mereka terkait erat dengan jepang. Malahan, saat berdialog lisan juga berbahasa jepang.
Bukan sekadar berhenti di sana. Perilaku keseharian orang jepang terkadang juga ditiru oleh wibu. Sebut saja seperti gaya makan, intonasi bicara, sopan santun, sampai selera humornya. Sayangnya, budaya disiplin dan etos kerja tinggi jarang sekali diikuti oleh para wibu. Kebanyakan, mengambil yang enak-enaknya saja tentang jepang.
Ditambah lagi, karya seni berupa lukisan maupun lagu yang digarap secara pribadi berhubungan langsung dengan jepang. Bisa dibilang, wibu merupakan orang yang tergila-gila pada produk kreasi yang dihasilkan masyarakat jepang. Mulai dari nama individu khas jepang, kartun, musik, film, komik, makanan, fashion, hingga novel. Diimbuhi kadang mengandrungi sejarah jepang.
Tak perlu heran saat menemukan para wibu yang nama aslinya ditambahi atau malah diganti sepenuhnya dengan penamaan individu khas jepang. Begitu pula jangan kaget, tatkala tahu mereka akan membela mati-matian di waktu ada orang yang menghina budaya jepang. Parahnya, mengatakan tanpa beban bahwa budaya jepang lebih unggul dari bangsa lain.
Seorang wibu garis keras, bakal terus up to date alias memperbarui segala informasi terkait kebudayaan jepang. Selain demi mendapatkan pengakuan sesama anggota di komunitas wibu, juga karena memang mereka "sangat" butuh berita tersebut. Berharap pula, sesama pengikut wibu mau menambahi berita yang berpotensi terlewat.
Adapun, otaku adalah orang yang menjadi penggemar berat anime dan manga. Keduanya merupakan bagian tak terpisah dari kebudayaan jepang. Di mana, anime artinya kartun yang berciri khas jepang. Yakni, dibuat oleh orang jepang dan diproduksi di negara pemilik gunung Fuji tersebut. Sedangkan, manga artinya komik yang berciri khas jepang.
Baca juga: Apa Arti Manga dan Anime?
Selain dihubungkan dengan anime serta manga, penyebutan otaku juga dikaitkan erat dengan dunia game. Dalam artian yang negatif, para otaku kerap dikatakan sebagai orang yang menutup diri dari kehidupan sosial. Hidup mereka sudah terpuaskan cuma dengan menikmati serta maniak terhadap anime, manga, dan game bergaya jepang.
Lebih lanjut, para otaku lebih pilih sering di dalam rumah akibat terlalu terbuai menekuni "hobi" hiburan yang konsumtif tersebut. Sangat jarang para otaku mampu menghasilkan uang dari kegiatan mendalami atau menggemari dunia anime, manga, game yang karakter tokohnya bernuansa jepang, atau dunia intertainment jepang lainnya.
Bedanya Otaku dan Wibu
Biasanya sebelum menjadi wibu, seseorang akan melalui tahapan menjadi otaku dulu. Berangkat dari suka pada anime dan manga tertentu, lambat laun terjerumus menyukai berbagai hal terkait jepang. Menganggap persoalan tentang dunia jepang sebagai hal yang sempurna. Tanpa dibandingkan dulu dengan "kesempurnaan" dari negeri lainnya.
Kendati harus diakui, masih banyak orang yang berstatus "pecinta anime" tetapi teramat ogah mengakui disebut wibu. Bahkan, sekadar dijuluki otaku juga tetap menolak. Sebab, mereka masih punya batasan dalam mencintai sesuatu. Pun, rasa cinta anime itu murni disebabkan oleh alur ceritanya yang bagus dan orisinil. Punya ciri khas yang sulit ditemukan di serial acara lain.
Lantas, apa perbedaan wibu dan otaku? Penganut wibu hampir dipastikan pernah atau sedang menyukai anime dan manga layaknya otaku. Sebaliknya, pengikut aliran otaku tak serta merta kelak menuju level wibu. Bisa jadi status kefanatikan turun berada di level cuma "penyuka anime" secara wajar alias normal. Tak menyebabkan mengurung diri di kamar.
Terdapat sejumlah pihak yang menyalahkan pendapat atau melarang bahwa ketika ada penyuka anime boleh saja disebut wibu. Alasannya, menurut mereka julukan penyuka anime ada sendiri yaitu otaku. Lagi pula untuk mencapai gelar wibu tak cukup dengan suka anime. Harus disertai dengan fanatisme lain yang masih terkait hal-hal berbau jepang.
Sebagai tambahan, umumnya wibu sangat terbuka dan aktif di kehidupan sosial secara terbuka di dunia nyata maupun media sosial. Sebab, mereka sangat bangga menunjukkan koleksi dan prestasi diri yang mencakup tentang budaya jepang. Di sisi lain, otaku sangat tertutup secara nyata maupun dunia maya. Malahan cenderung malu unjuk diri.
Persamaan antara wibu dan otaku ialah mereka hanya cenderung mau berbaur atau setidaknya berteman dekat dengan sesama otaku dan wibu. Satu sama lain dituntut saling mendukung serta menguatkan. Penyebabnya, banyak sekali netizen (warganet) bertebaran yang membuli (merundung) mereka ketika menunjukkan jati diri yang berminat terhadap hal seputar kebudayaan jepang.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Perbedaan Wibu dan Otaku"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*