Banjirembun.com - Pancaroba alias pergantian dua musim merupakan masa-masa paling rentan manusia terserang penyakit. Terutama peralihan dari kemarau menuju musim hujan. Tak sedikit individu yang terserang flu atau jenis penyakit ringan lain maupun berbagai aneka alergi. Contohnya gatal-gatal, diare, dan beringus.
Secara alami, sifat air hujan itu pasti membawa berkah. Kalaupun setelah turunnya hujan muncul genangan air, banjir, longsor, hingga menimbulkan penyakit musiman itu semata-mata disebabkan oleh ulah jahat manusia sendiri. Dengan kata lain, berasal dari perilaku manusia kembali ke manusia.
Dalam artian, bila tak ada manusia maka potensi kerusakan akibat hujan sangat kecil. Alhasil, siklus hujan terjadi secara sempurna. Manfaat atau khasiat hujan bakal dirasakan seutuhnya oleh seluruh penghuni bumi. Termasuk yang ada di dalam lautan sekalipun.
Misalnya, adanya eksploitasi alam serta penggunaan bahan kimia buatan yang merajalela oleh manusia. Salah satu akibatnya, terjadi yang namanya "hujan asam". Yakni, segala jenis hujan yang airnya berkadar pH di bawah angka 5,6. Tentu, itu juga berbahaya bagi kesehatan banyak makhluk hidup.
Lantas, apa hubungannya antara hujan dengan penyakit musiman? Jawabannya, tergantung pada sistem imunitas seseorang masing-masing. Kendati secara umum udara dingin, kualitas buruk air, dan jarangnya sinar matahari menyebabkan turunnya daya tahan tubuh tetapi faktanya masih banyak manusia yang kuat bertahan.
Nyatanya, terdapat sebagian manusia memiliki kekuatan stabil dalam melawan berbagai ancaman potensi penyakit di musim hujan. Sebaliknya, ada orang yang rapuh malahan alergi dengan tibanya hujan. Walau faktor sebab akibatnya tak langsung berkaitan, nyatanya setiap kali hujan berisiko besar kena sakit.
Bukan hanya ditentukan oleh kekuatan "bawaan" dari masing-masing individu. Tingkat keganasan guyuran air hujan yang berpotensi menimbulkan penyakit musiman juga dipengaruhi oleh lokasi atau daerah. Di mana, ada daerah yang benar-benar terjaga bagus sanitasinya sehingga kandungan penyebab penyakit di alam sekitar sedikit jumlahnya.
Lebih lanjut, terdapat pula daerah yang punya curah hujan tinggi sehingga sumber penyakit justru disapu derasnya hujan. Baik dari segi durasi hujan atau intensitasnya maupun tingkat kederasan mampu membersihkan mikroorganisme di dalam tanah, di permukaan daratan, sampai di atap berbagai jenis bangunan. Tentunya, di sana minim genangan.
Di antara yang paling berpeluang jatuh sakit di musim hujan yaitu individu yang kehujanan maupun sengaja berhujan-hujanan. Pemicu utamanya adalah lantaran suhu air hujan yang mengguyur tubuh jauh lebih dingin ketimbang air di bak mandi atau tandon sekalipun. Bahkan, tanpa terkena air hujan saat di luar ruangan bakal tetap kedinginan.
Udara dingin itulah yang menekan dan menurunkan kualitas sistem kekebalan tubuh. Oleh sebab itu, sangat disarankan bagi yang "lemah" ketika musim hujan bukan cuma menghindari berbasahan air hujan. Melainkan pula, pastikan suhu tubuh tak kedinginan. Solusinya, pakai jaket dan selimut terutama di waktu badan tak baik-baik saja.
Perlu diketahui juga, tatkala musim hujan tiba berbagai mikroorganisme bertebaran di mana-mana. Bakteri, virus, jamur, kuman, dan zat asing super kecil lainnya bebas terbang di udara karena terkoyak hantaman hujan maupun yang berkeliaran keluar di permukaan tanah.
Diperparah lagi, kerap terjadi redupnya cahaya matahari. Padahal, panasnya mentari tersebit biasanya ganas sehingga bermanfaat membunuh mikroorganisme nakal. Sungguh betapa sang surya sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tak terbayang andai langit tertutupi debu atau kabut terus-menerus akan berakibat bencana luar biasa.
Patut disadari pula bahwa genangan air di jalanan serta jatuhan air hujan dari atas bangunan berpotensi besar mengandung sumber penyakit. Kuman yang berada di air yang tampak jernih itu bakal menempel ke tubuh. Paling seringnya di tangan dan kaki. Akibatnya, ketika tak dicuci dengan sabun berdampak berbagai penyakit. Termasuk korengan alias borok.
Bagaimanapun, badan akan terkuras energinya untuk dipakai dalam beradaptasi dengan cuaca ekstrim. Perubahan suhu yang mendadak secara drastis tersebut membikin tubuh jadi melemah. Diperparah lagi dengan perkembangbiakan virus yang luar biasa cepat. Diakibatkan oleh kelembapan udara lantaran pancaran sinar matahari teramat miskin di penghujan.
Nah, sehebat apapun kondisi pertahanan tubuh jika terus-menerus dihantam mikroorganisme nakal lama-kelamaan bisa dikalahkan. Minimal gejala gangguan kesehatan yang muncul berupa demam ringan, bersin-bersin, dan terkadang disertai badan terasa capek. Cara mengatasinya ada yang cukup beristirahat dan minum herbal tertentu.
Disarankan, bantu dan pahami tubuh sendiri agar mudah dalam menyesuaikan diri. Jangan sampai lengah menganggap semua baik-baik saja. Nahasnya, baru telat menyadari sesudah gejala-gejala penyakit menyerang bersusulan.
Semoga senantiasa diberikan kesehatan. Andai sakit pun mampu segera sembuh dengan cepat dan mudah teratasi.
Disclaimer: Tulisan tentang alasan turun hujan bisa menimbulkan penyakit musiman ini hanya bersifat memberi wawasan tentang dunia kesehatan. Tidak dapat dijadikan rujukan maupun "alat pembenar" dari prasangka sebelumnya. Oleh sebab itu, guna mendapatkan kesimpulan utuh diperlukan membaca artikel-artikel lain tentang topik atau pembahasan terkait.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Alasan Turun Hujan Bisa Menimbulkan Penyakit Musiman"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*