Banjirembun.com - Cinta sejati terkadang memang aneh. Tak seperti perasaan cinta atau ketertarikan lawan jenis pada umumnya, yang kerap disertai umbar nafsu birahi sebelum terjalin pernikahan. Justru, yang mungkin terjadi salah satu cirinya malah membuat si lelaki gugup saat berdekatan dengannya. Mati kutu tak tahu harus bertindak bagaimana.
Terkadang pula tiba-tiba tersenyum begitu saja, penuh semangat, dan jadi "manusia lain" tatkala melihat langsung cewek idamannya di depan mata. Bahkan, sekadar membayangkan wajahnya pun efeknya tak kalah mengerikan. Bagaikan, baru saja menyeruput kopi kental murni tanpa campuran. Bikin melek, kecanduan, dan melayang.
Bagi para pria sejati yang memiliki cinta suci, keindahan tentang kenangan hubungan asmara bukan tertuju pada hal-hal kemesuman maupun syahwat kelamin. Menurut mereka, memori terbaik kisah percintaan mampu tertancap kuat dalam hati malahan terkait ketika masa-masa memperjuangkan cintanya.
Kenangan yang sulit hilang dari apa-apa yang melekat pada cewek yang dicintai menurut mereka bukan terkait lekuk tubuh, bibir sensual, hingga kata-kata dari lisan cewek yang sedikit mendesah penuh godaan. Melainkan, hampir mustahil dilupakan yaitu saat-saat saling berkontak batin tapi belum ada ungkapan apapun diutarakan.
Sudah saling memberikan kode perasaan cinta serta merasakan firasat suka sama suka. Namun, tak ada tindak lanjut. Jangankan mengajak bicara. Hanya menegur cewek yang dicintainya juga "berat" dia lakukan. Terlebih lagi, si laki-laki menyadari kekurangan sendiri bahwa wanita tersebut terlalu sempurna bagi dirinya.
Mungkin, bagi sebagian lelaki akan memanfaatkan ketulusan cinta si cewek. Dengan langkah berpacaran dengannya, demi bisa menikmati sentuhan dan bercumbu rayu bersamanya. Andai tak sanggup menikahinya lantaran beda kasta, seenggaknya telah mencicipi anu. Itulah jalan pikir cowok sesat yang wajib diwaspadai oleh cewek golongan pejuang kesucian.
Baca juga: Arti Anu, Asal-usul, dan Alasan Penggunaannya
Sejumlah alasan spesifik mengapa cowok suka sekali sama cewek tapi memutuskan tolak mengumbar hawa nafsu ialah ingin melindunginya, tak mau mengecewakannya, hendak menghalalkannya sehingga target meluapkan nafsu di jalan tepat, punya jiwa kedewasaan (kebapakan), sampai pada tahap sudah memahami makna cinta serta kasih sayang yang sebenarnya.
|
Ilustrasi kontak batin antara cowok dan cewek sebelum menikah (sumber gambar) |
Apapun dalih yang dilontarkan, namanya cinta sejati bakal menggiring siapapun ke perbuatan yang lebih baik. Misalnya menghindari onani, video porno, atau sesuatu yang semacamnya. Sebab, dengan cukup membayangkan wajah orang yang dicintai telah mampu menenangkan gejolak buruk dalam diri. Dia menjadi malu membayangkan orang yang dicintai melihatnya sedang berbuat maksiat.
Sebaliknya, ketika cinta makin menjerumuskan manusia kepada kesesatan dapat dipastikan itu cuma cinta buta. Pelakunya pantas disebut bucin alias budak cinta level akut. Rela mengambil keputusan ekstrim meski itu melanggar moral maupun pidana supaya si cewek bahagia. Barangkali, berbagai korupsi dilakukan karena diakibatkan terlalu bucin pada pasangannya.
Kesimpulan yang dapat dipetik, jika betul-betul cinta pada seseorang maka hindari membiarkan dia apalagi memancingnya untuk "begituan" sebelum pernikahan. Alasannya, hubungan biologis walau hanya berwujud sentuhan "kecil" tanpa begituan, berisiko pada ternodanya keimanan. Parahnya lagi terlanjur kontak fisik, nyatanya tidak ada niat sedikitpun untuk menikahinya.
Kalau sudah menyadari betapa sakralnya cinta sejati, setelah baca artikel ini apa masih tetap mau merusak fisik dan menyakiti batin cewek yang dicintai? Oleh sebab itu, jagalah dia sebagaimana menjaga kesucian saudara perempuan. Serta, hormati dia sebagaimana menghormati ibu kandung. Sungguh mengenaskan orang-orang yang tak pernah merasakan cinta sejati seperti itu.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Alasan Cowok Menolak Umbar Nafsu Birahi pada Cewek yang Dicintai, Ternyata Jadi Ciri Cinta Sejati"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*