Banjirembun.com - Biasanya kalangan yang gemar menggantungkan hubungan cinta antar lawan jenis ialah pihak pria. Teramat jarang sekali wanita jadi pemicu adanya status hubungan tanpa kepastian. Di mana, tak terdapat kejelasan mau dipertahankan "dingin" terus-menerus, apa mau dilanjutkan ke jenjang yang makin erat dan serius.
Perlu dipertegas, terkait apa makna menggantungkan hubungan asmara dalam artikel ini. Arti atau maksud dari istilah menggantungkan hubungan asmara adalah sikap seseorang dalam mempertahankan hubungan pertemanan antar lawan jenis yang diliputi perasaan saling tertarik satu sama lain tetapi tak ditindaklanjuti dengan mengungkapkan cinta.
Dengan demikian, hubungan pacaran atau status "resmi" dari ikatan yang sudah diungkapkan perasaannya bukan termasuk dari pembahasan tulisan tentang percintaan ini. Misalnya, ada sepasang kekasih yang pihak laki-laki sudah mengungkapkan cinta lantas diterima oleh cewek idamannya tersebut, tetapi lama-kelamaan hubungan renggang tanpa ada kejelasan pisah atau dilanjutkan.
Bagi gadis yang merasa pernah digantungkan seorang lelaki bertahun-tahun padahal sudah memberikan kode ketertarikan padanya berkali-kali, di sisi lain sebenarnya pihak pria sendiri juga menimpali dengan kode ketertarikan, nyatanya tidak kunjung mendapatkan kepastian respon "jawaban" berupa ucapan tegas tentu rasanya amat menjengkelkan.
Guna mengurangi perasaan yang bikin menyebalkan hati seperti di atas, para cewek perlu mengetahui beberapa alasan seorang teman pilih menggantungkan hubungan asmara tanpa ungkapan cinta:
1. Menyelamatkan Masa Depan Orang yang Dicintai
Seorang pria mungkin punya idealisme tinggi. Dia rela mengorbankan diri demi kebahagiaan orang yang dicintai. Sebab, secara perhitungan logika sangat berat risiko yang ditanggung oleh mereka berdua, terlebih dampak buruknya jauh makin besar bagi perempuan, tatkala si pria mengungkapkan cinta kemudian terjalin sebuah hubungan yang jelas alias resmi tanpa "ambigu".
Malahan, demi membuat cewek yang disayangi menjauhi dan "benci" padanya, membuat dia rela berbuat kesalahan. Salah satunya, berbohong atau memberikan informasi palsu agar membuat cewek terkecoh, salah sangka. Intinya, pria tersebut tak ingin pacaran. Bahkan, surat-suratan tulis tangan pun tidak. Alhasil, kesannya si pria cuma mempermainkan perasaan wanita. Nyatanya, si pria-lah yang tengah mempermainkan perasaannya sendiri.
2. Ragu, Setelah Mengungkapkan Cinta Mau Apa?
Mengungkapkan cinta itu mudah. Asal ada tekat kuat dan menahan malu untuk berkata jujur di depannya langsung. Namun, setelah itu mau apa? Bila ungkapan sayang tersebut ditolak maka harus menyiapkan diri menerima kenyataan pahit. Sebaliknya, jika perasaan cinta itu disambut baik maka mau bagaimana lagi setelah itu? Ditambah, menurut si pria sebuah hubungan harus dilandasi komitmen kokoh.
Bagi sebagian laki-laki mungkin kondisi di atas merupakan persoalan mudah. Akan tetapi bagi dia amat rumit. Dia tak mau sebuah ikatan hanya buat main-main. Apalagi, dilakukan cuma demi mempertontonkan pada teman-teman di sekitar mereka. Biar dibilang keren lantaran melakukan sebuah hubungan spesial yang semua orang tak mampu memperolehnya.
3. Ingin Menikahi, Bukan Memacari
Maksud hati ingin menikahinya kelak. Apes nian, yang terjadi malah ditinggal nikah duluan. Itulah salah satu alasan mengapa sebaiknya bilang sejujurnya sebelum menggantungkan hubungan. Contohnya berkata "Aku tak mau pacaran, aku memang cinta kamu, tapi aku ingin menikahimu bukan memacarimu, kalau mau bersabar tunggu dulu aku sampai benar-benar layak jadi suamimu".
Ladies, cowok yang seperti ini yang sesungguhnya layak jadi pasangan di bahtera pernikahan. Alasannya, dia tak ingin main-main terhadap hubungan sakral. Mungkin sebelum menikah tingkah lakunya terlihat asal-asalan. Nampak tiada keseriusan mencintai. Kendati begitu, percayalah ketika menikah dia akan benar-benar mencintai sepenuh hati. Bersabarlah menunggu. Cegah diri untuk pacaran dengan dalih ingin melupakannya.
4. Doktrin Orang Tua
Umumnya orang tua pasti mengarahkan jalan hidup anaknya dengan benar. Baik yang diwujudkan sekadar dengan tindakan nyata tanpa kata-kata, maupun yang memberikan nasihat atau arahan secara spesifik. Sayangnya, bukannya menuntun anak secara bijak justru yang terjadi membikin dia salah langkah. Itulah yang mungkin disebut takdir. Sebuah rasa saling mencinta gagal nikah gara-gara "doktrin" orang tua.
Jangan dikira semua orang tua pasti bersifat baik pada anaknya. Diakui atau tidak, terdapat orang tua yang berbuat zalim pada anaknya. Mungkin bagi individu yang punya orang tua berakal waras dan berhati normal bakal menyangkal pernyataan itu. Lalu dengan penuh sombong berkata "Aku anak yang berbakti pada orang tua". Tentulah, berbakti pada orang tua yang akhlaknya baik jauh lebih ringan ketimbang ortu yang jahat.
5. Rasa Cinta Luntur Tiba-tiba
Jangankan di kalangan anak muda yang mudah jatuh cinta dan gampang tertarik secara fisik pada lawan jenis. Seseorang yang sudah berada di fase perkawinan juga dapat luntur tiba-tiba rasa cintanya. Bedanya, dalam pernikahan walau rasa cinta turun nyatanya kepedulian serta perhatian tetap ada. Apalagi saat hubungan itu sudah memiliki buah hati yang lucu menggemaskan.
Siapapun dapat berpeluang jatuh cinta berkali-kali pada orang berbeda. Bahkan, dalam satu waktu berdekatan sanggup mencintai sejumlah insan. Namun, hanya cinta pertama dan cinta sejati yang tak akan luntur (lebih tepatnya sulit hilang dari ingatan). Akibatnya, si pria sudah terlanjur kejar-kejar dan aktif PDKT (pendekatan) terhadap wanita incaran tapi tak ditindaklanjuti dengan kepastian karena rasa cinta surut begitu saja di tengah "perjuangan".
|
Ilustrasi pria yang gemar menggantungkan hubungan (sumber gambar koleksi pribadi) |
Itulah sejumlah alasan seseorang memilih menggantungkan sebuah hubungan tanpa ada kejelasan dan kepastian. Hindari berburuk sangka padanya. Sebab, bisa jadi niatnya betul-betul baik. Bukan didasarkan pada egoisme.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "5 Alasan Seorang Teman Menggantungkan Hubungan Asmara Tanpa Ungkapan Cinta"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*