Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Puisi Penyesalanku di Bawah Pohon Kelengkeng Sekolah

Tragedi di Bawah Pohon Kelengkeng Sekolah

Oleh: A. Rifqi Amin


Sebelum ajal ini tiba, izinkan aku bercerita

Dulu kala aku mencintai teman sekolah di SMA

Cinta pandangan pertama di aula sekolah saat acara Masa Orientasi Siswa

Saat kutatap dia ataupun berdekatan dengannya jantungku berdegup kencang



Singkat cerita, hingga sampai kelas 3 perasaanku itu tetap hinggap di dada

Malahan, makin tinggi menggebu tak tertahankan

Namun, betapa bodohnya aku yang berujung penyesalan sampai sekarang



Bukan penyesalan tidak mendapatkan cintanya

Apalagi menyesal tak bisa berpacaran dengannya

Melainkan penyesalanku tak ungkapkan isi hatiku padanya




Terkadang, salah membuat keputusan lantaran hasilnya tak sesuai harapan jauh bikin melegakan

Ketimbang, menahan gejolak suara hati tetapi ujungnya penderitaan tiada tara



Semestinya, di bawah pohon kelengkeng kala itu saat dia bersama satu temannya, aku tegas berterus terang terhadapnya

Sanggup mengungkapkan isi hati setulus-tulusnya tanpa jeda

Bukan untuk menembaknya agar berujung bermadu kasih pacaran

Akan tetapi, supaya tak ada rasa penuh salah yang sampai kini masih kuderita



Andai pada waktu itu akal dan jiwaku sudah tercerahkan

Tentu aku akan utarakan cinta padanya saat di bawah kelengkeng sekolah

Sekali lagi, bukan untuk memenjarakannya atau menyempitkan langkahnya

Namun, untuk membebaskannya dengan cara yang elegan



Bukanlah hal salah berterus terang masalah cinta

Kesalahan terjadi tatkala menggantungkan rasa tapi tak mampu memberi kepastian kapan nikah dilakukan

Intinya, mengungkapkan cinta pada wanita yang diyakini punya firasat sama patut dicoba



Pada saat itu, di kursi bundar terbuat semen cor bawah pohon kelengkeng, aku ingin berkata yang intinya "Aku cinta kamu"

Kalau dia merespon positif "menerima" perasaanku, aku sudah siapkan kata-kata ampuh

Dengan cara menambahi "Tapi maaf, aku tak ingin ada hubungan dulu"

Kemudian "Aku ingin menyiapkan diri dulu agar mampu menikahimu, membahagiakanmu, dan mempertahankanmu"

Lantas "Jika kamu tak menginginkan seperti itu maka silakan jalani hidupmu tanpa perlu merasa terpaksa karena ungkapanku"



Kalau pun dia menolak mentah-mentah berkata "Maaf, kita kan masih belia", setidaknya perasaanku sudah lega

Sudah tahu ternyata firasatku hanya akibat ke-GR-an dan kepercayadirian yang terlalu besar

Walau sakit di awal, setidaknya tak membuahkan kegelisahan sampai aku menua


Baca juga: Rinduku Pada Masa Lalu


Inilah bait-bait yang bercerita tentang satu-satunya penyesalanku di kehidupan fana

Maaf, aku tak kuasa lagi ingin bicara apa, kesimpulannya ialah cuma dia yang bikin terngiang-ngiang, tak ada selainnya

Serta, aku cuma mau bilang "Menyesali disebabkan sudah berterus terang, jauh lebih bikin bahagia daripada penuh sesal telah menyembunyikannnya"

Setelah ini, aku berharap bisa menghadapi maut tanpa beban pikiran


SELESAI

Ilustrasi pohon kelengkeng di sekolah (sumber gambar)






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Puisi Penyesalanku di Bawah Pohon Kelengkeng Sekolah"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*