Banjirembun.com - Sejujurnya saya menulis artikel ini berawal dari rasa penasaran. Yakni, mengapa orang terdekat saya memiliki panjang umur dalam keadaan sehat tanpa sakit-sakitan? Jangankan penyakit berat yang menyulitkan badan bergerak. Terkena asam urat, linu-linu, atau yang semacamnya pun tidak.
Padahal, sebagai perokok berat dan sering begadang lantaran tidur larut malam, sewajarnya saya takut pada kondisi kesehatan beliau seperti apa kelak. Di usia 70 tahun lebih, beliau masih kuat beraktivitas hingga sekarang. Walau tak berat dan sudah menghindari bersepeda motor jauh, kegiatan harian beliau lumayan aktif.
Perlu diketahui, beliau memiliki tekanan darah rendah serta suka minum kopi. Di mana, takaran kopi setiap harinya juga tergolong ekstra jumbo. Sehari bisa habis bergelas-gelas ukuran kisaran 200 ml. Sebanding dengan jumlah batang rokok yang dihirup juga terbilang banyak. Begitu pula, beliau memiliki golongan darah O yang tentunya "istimewa".
Baca juga: Bukan Mistis, Secara Ilmiah Golongan Darah Sangat Berpengaruh Terhadap Panjang Umur dan Kekebalan pada Penyakit
Awalnya, saya begitu pasrah menerima kenyataan bahwa golongan darah saya A+ yang termasuk paling rentan berpenyakitan. Namun, entah bagaimana tiba-tiba saya berusaha berpikir "Selain golongan darah O, faktor apa yang membuat beliau awet sehat?". Saya yakin, golongan darah saja bukan penentu tunggal.
Saya cermati dan telusuri lagi aktivitas rutin beliau. Salah satunya yaitu minum kopi. Sebenarnya sempat merasa ragu sih, adanya keterkaitan antara minuman kopi dengan umur panjang. Berhubung sedang butuh informasi tersebut, saya memutuskan melakukan pencarian di internet untuk menemukan jawaban.
Tanpa dinyana. Betapa mengejutkan, saya menemukan beberapa tulisan ilmiah (hasil penelitian resmi) hingga artikel ringan yang renyah telah membahas manfaat kopi. Ternyata, kopi yang selama ini saya kira cuma "obat kuat" melek dan bersifat adiktif alias bikin kecanduan, punya fungsi luar biasa bagi kesehatan tubuh.
Minum kopi setiap hari dengan dosis tepat mampu menurunkan risiko kematian dini. Peluang terhindar dari ancaman meninggal dunia akibat penyakit dan menurunnya kualitas hidup semakin besar. Artinya, kopi tidak cuma memperpanjang umur tetapi juga terhindar dari risiko sakit-sakitan meringkih di masa tua.
Sedangkan, potensi kopi mampu memperpanjang umur secara tidak langsung yaitu peminumnya terhindar dari kecelakaan akibat mengantuk, lelah, dan kehilangan konsentrasi. Sebagaimana diketahui, efek positif kopi mampu meningkatkan daya pikir. Beruntungnya, manfaat kopi bagi otak juga efektif untuk jangka panjang.
Berdasarkan temuan beberapa studi menyatakan kopi sanggup menekan berbagai penyakit terkait jantung (koroner, serangan jantung, dan lain-lain), otak (parkinson, alzheimer, saraf, demensia, dan lain-lain), diabetes, pernapasan, hingga infeksi akibat luka. Intinya, kopi berguna dalam menjaga kestabilan fungsi gerak tubuh maupun kognitif.
Kendati demikian, dilarang keras serta merta minum kopi begitu saja. Ketahui dulu ilmu dan wawasan terkait kopi. Sebab, tidak semua jenis kopi cocok untuk dikonsumsi seseorang. Disarankan, minumlah kopi dalam jumlah terbatas dulu. Pilihlah kopi arabika (bukan robusta) yang ramah untuk lambung, tak menimbulkan reaksi deg-degan, dan tidak bikin gemetaran.
Kopi sebaiknya juga sangat dibatasi volumenya untuk dikonsumsi anak-anak, ibu hamil, pengidap insomnia, ibu menyusui, tekanan darah tinggi, penyakit lambung, gangguan kecemasan parah, serta sejumlah indikasi lain yang menimbulkan reaksi buruk ketika minum kopi berlebihan.
|
Kopi arabika dalam gelas ukuran 900 ml |
Sebagai perbandingan saja, ada pendapat ilmuwan lain yang mengutarakan bahwa kopi belum terbukti secara "benar-benar" bikin panjang umur. Meski mereka tetap mengakui ada hubungan antara kopi dengan panjang umur, nyatanya untuk panjang umur bukan cukup dengan kopi.
Ada penyebab lain yang harus ikut diteliti juga pada individu peminum kopi yang punya umur panjang. Misalnya seperti bagaimana genetika atau DNA (asal usul etnis/ras), pola makan, pola tidur, pola aktivitas harian, sampai pada pola pikir mereka dalam memandang kehidupan. Konsekuensinya, jangan bergantung pada kopi saja untuk panjang usia.
Hal di atas masih belum mempertanyakan tentang di umur berapa sebaiknya memulai minum kopi rutin saban hari? Berapa takarannya? Jenis kopi apa yang terbagus untuk kesehatan? Sebaiknya kopi murni pahit tanpa gula atau ada tambahan lain? Berapa idealnya perbandingan campuran kopi dengan susu, creamer, gula, dan lain-lain? Bagaimana dengan kopi instan/sachet?
Terkait dosis, takaran, atau ukuran jumlah bubuk kopi maupun jumlah air panas yang dianjurkan diminum tiap hari silakan baca Manfaat Minum Kopi Dalam Mencegah Penyakit Kronis.
Saya suka kopi sejak saya SD,. hingga sekarang saya minum kopi pagi dan malam hari. Karena saya sudah terbiasa dengan minum kopi, maka sehabis minum kopi tetap ngantuk jika kurang istirahat. Tapi kopi memang menambah konsentrasi beepikir saya
BalasHapusTerima kasih banyak sudah bermurah hati untuk berbagi wawasan 🙏🙏🙏🙏🙏
Hapus