Kepedihan Ditinggal Nikah Cinta Pertama
Oleh: A. Rifqi Amin
Dia adalah cinta pertamaku yang pasti bagiku tak bakal terbantah
Sayangnya, itu baru kusadari setelah lulus sekolah
Serta, gejalanya muncul tak lama dari terjadinya "tragedi kelengkeng sekolah"
Di mana, dia pilih berpaling jauh dari aku yang cupu parah
Entah, itu cuma ingin memancing cemburuku maupun berupa pelampiasan belaka
Baca juga: Tragedi di Bawah Pohon Kelengkeng Sekolah
Kuakui, saat itu sejujurnya aku sejatinya telah kehilangan dia, walau mungkin belum kehilangan hatinya
Namun, aku berusaha mati-matian menipu hatiku sendiri dan manipulasi rasa
Seakan, aku tegar tanpa pikiran bersalah mengabaikan suara hatinya
Padahal, hatiku sendiri sudah berkecamuk melebihi tinggi serta ganasnya ombak samudera
Wajarlah, saat cinta pertama disebut sebagai cinta tiada tergantikan dan tak terlupakan
Cinta yang awet bertahun-tahun, bahkan tetap ada, meski telah melalangbuana entah berantah demi menghilangkannya
Jangan ditanya bagaimana rasanya ketika ditinggal nikah oleh dia sebagai cinta pertama?
Duh, semua pilihan menjadi serba salah "mati bunuh diri segan, melanjutkan hidup pun penuh beban"
Patah hati kehilangan cinta pertama bukan "seakan" maupun "seolah" lagi, tetapi benar-benar mengalami distimia parah
Yakni, sebuah depresi berkepanjangan yang kronis, menjalar membuat hilangnya akal waras
Akibatnya haluan hidup pun semakin goyah, layaknya kapal disapu badai di antara karang
Hendak melawan cuaca kejam tersebut nyatanya setan mengajak menyerah untuk tiarap duluan
Baca juga: Kenali 7 Gejala Distimia, Ternyata ini Bedanya dengan Depresi
Awalnya, memang tetap mampu menjaga hawa nafsu dan prinsip kehidupan
Nah, sesudah ditinggal dia nikah bikin semua berubah
Gejolak jiwa meronta-ronta menyesali keadaan
Menjadi pribadi yang tak seperti orang beriman yang ridho pada takdirnya
Ditambah lagi, sebelum nikah itu "terwujud" nyata, aku tidak pernah mengungkapkan perasaan ke dia ingin menikahinya
Bila waktu itu kuutarakan rasa cinta sebelum pernikahannya maka jadi berbeda ceritanya
Setidaknya, hatiku lega tanpa dihinggapi sesal seperti sekarang yang bertubi-tubi tiada jeda kecuali sementara
Nahasnya, malah yang ada, gangguan penyesalan itu kukuh terngiang-ngiang menyerang
Andai aku tak punya agama, barangkali aku sudah bunuh diri menutup usia
Demi menghindari bayang-bayang rasa salah yang tiada tara pedihnya
Tak usah kau ingin tahu siapakah dia
Sebab, aku tak ingin siapapun fokus padanya
Akulah yang salah, bukan dia
Apalagi sebagai lelaki aku tak kesatria
Terakhir, bait-bait ini sebenarnya belum tersampaikan semua
Akan tetapi, aku paksakan berhenti saja
Supaya aku bisa memberikan kesempatan pada diriku ini bangkit dari keterpurukan
Serta pula, mendorong dia agar memaklumi masa laluku yang penuh salah
Semoga dia makin bahagia bersama anak dan suaminya
Sementara aku di sini masih terombang-ambing di atas kecilnya perahu layar
SELESAI
[Video ilustrasi tentang cinta pertama] Video di bawah bisa diputar. Klik saja!
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Puisi Kepedihan Ditinggal Nikah "Cinta Pertama""
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*