Banjirembun.com - Bakar duit umumnya dilakukan oleh perusahaan atau wirausahawan pendatang baru yang tengah merintis bisnis. Terkadang pula diterapkan oleh pihak yang ingin mempertahankan roda usahanya agar tetap berjalan di tengah gempuran persaingan.
Bukan hanya dilakukan oleh pebisnis besar kelas nasional yang nilai aset di atas ratusan miliar. Strategi bakar uang juga kerap dipakai oleh para pegiat bisnis kelas kecil. Sebut saja seperti toko kebutuhan harian (pracangan), warung makan, pulsa atau kuota internet, hingga pedagang keliling sekalipun.
Tujuan akhir dari bisnis melalui strategi bakar duit adalah untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar ketimbang pakai cara umumnya. Tentunya, demi mewujudkan itu tidak cuma butuh modal besar untuk "dibakar". Melainkan momentum dan langkah tepat dalam mendapatkan kesetiaan konsumen.
Baca juga: 5 Tahapan Memanipulasi Pikiran Konsumen dari Praktik Bisnis "Bakar Uang"
Modal khusus yang dianggarkan seperti di atas bukan dipakai untuk pembiayaan promosi, renovasi, inovasi produk, apalagi pengadaan barang (kulakan). Namun, dialokasikan murni guna diberikan secara cuma-cuma kepada konsumen. Diwujudkan dalam bentuk bonus, diskon (jual rugi), sampai hadiah tertentu.
Ilustrasi Sederhana Strategi Bakar Duit dalam Bisnis Sehari-hari
Ada rumah makan A milik bapak Fulan berkategori skala sedang sudah lama berdiri. Di mana, omset (total uang masuk dari hasil penjualan) perbulan sebesar 100-an juta. Salah satu menu favorit yang laris yaitu berupa nasi kangkung "Keblinger". Satu porsi dijual 20 ribu.
Di mana, setelah dikurangi biaya operasional (bayar listrik, gaji karyawan, tisu, dan lain-lain) serta pembelian bahan mentah dari satu porsi pak Fulan dapat untung bersih 5 ribu. Laba besar itu didapat lantaran dia tak terlalu banyak memiliki pesaing di kategori menu tersebut.
Di sisi lain, ada rumah makan B milik bu Fulanah dengan segmentasi atau sasaran konsumen yang sama, menjual nasi kangkung yang diberinama "Kebacut". Berhubung merasa sebagai warung baru, dengan porsi yang sama seperti di warung makan A, bu Fulanah menjual hanya 14 ribu. Artinya, dia justru rugi 1 ribu per porsi.
Keputusan Fulanah di atas diterapkan agar konsumen dari warung A milik Fulan maupun calon pembeli baru lain banyak yang datang ke warungnya. Dengan begitu, bisnis milik Fulanah jadi terkenal. Meraih ulasan positif di Google Maps. Terlebih lagi, mendapatkan puja-puji dari lisan pelanggan yang menyebar luas di komunitas mereka.
Nah, sesudah dikira waktunya tepat akhirnya Fulanah bakal menghentikan bakar-bakar uang. Lambat laun serta dikit demi sedikit dia akan membalik keadaan. Meski terlihat harga tetap murah nyatanya porsi dan kualitas makanan "agak" dikurangi. Artinya, Fulanah ingin memperkecil kerugian. Bahkan, kalau memungkinkan memperoleh keuntungan.
Sayangnya, setelah warung B milik Fulanah moncer hal berbeda terjadi pada warung A milik Fulan. Disebabkan sepi pengunjung bikin warung Fulan turun omsetnya. Walau tak bangkrut, Fulan mengambil kebijakan mengurangi jumlah karyawan. Ditambah lagi, sudah tak ada modal untuk menyaingi Fulanah yang punya modal besar.
Kasus lebih ekstrim lagi, terdapat warung makan yang promosi gencar ugal-ugalan. Di mana, diumumkan pada tanggal tertentu warungnya menjual gratis untuk 150 porsi. Apakah itu tujuannya bersedekah? Tentu tidak. Alasannya yaitu untuk mencari perhatian masyarakat. Biar makin banyak yang tahu bahwa ada warung "hebat" di lokasi bagi-bagi makan gratis itu.
Tentulah, akan menimbulkan kesan positif bagi publik. Bukan hanya oleh para penikmat gratisan. Melainkan orang yang sekedar lewat maupun yang baca brosur atau reklame iklan "makan gratis". Bakal banyak yang bersimpati pada warung tersebut. Akibatnya, di benak mereka ketika nanti di lain hari beli makan di sana seolah-olah juga ikut membantu bisnis berhati malaikat itu.
Pada kejadian yang lebih mengerikan, teknik bakar uang tak melulu untuk meramaikan lokasi bisnis oleh para pembeli sehingga jadi magnet calon konsumen lain. Akan tetapi ada tujuan lain sebagai "bonus saja" yang nilainya tak kalah gede. Yakni, harga properti berupa kaveling dan ruko yang dimiliki di sekitarnya melambung tinggi.
Baca juga: 3 Contoh Taktik Licik Mafia Jual-beli Tanah dalam Mendekte Harga Pasar Properti
Teknik bakar duit di atas dilakukan oleh mafia jual-beli properti. Tentu, terdapat kerja sama yang melibatkan banyak orang untuk memuluskan misi. Intinya, strategi bakar uang yang dijalankan oleh mafia itu bisa dilakukan secara langsung di bidang properti maupun lewat cara halus. Berupa membuka bisnis baru, yang tujuannya ialah membuat kesan ramai sehingga dianggap lokasi strategis.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ilustrasi Sederhana Strategi Bisnis "Bakar Duit" Demi Keuntungan Besar"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*