Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Berdasarkan Pengalaman Pribadi, Ini yang Terjadi Ketika Mengikuti 500 Lebih Grup WA dan Chat Menumpuk 951 Pesan

Banjirembun.com - Memiliki ratusan grup yang diikuti di media sosial seperti Whatsapp sangat jarang mau dilakukan banyak orang. Alasannya, yang pertama sebab boros ruang penyimpanan file ponsel. Kedua, membuat kinerja aplikasi menjadi tersendat. Bahkan, sering macet total berujung eror.


Ketiga, alasan yang subjektif yaitu karena tak ingin terganggu oleh banyaknya pesan masuk dari grup. Keempat, boros penggunaan daya baterai. Kelima, malas menyaring pilah-pilah pesan. Akibatnya, pesan penting dan "murni" bermanfaat terselip, kejepit, atau tenggelam. Keenam, smartphone mudah panas (overheat).


Ketujuh, dibanjiri pesan pribadi (privat chat) yang berasal dari teman satu grup. Baik itu, mereka yang masih berada di dalam grup maupun yang keluar grup lalu mengirimkan pesan pribadi. Tujuannya, bukan hanya untuk kenalan. Lebih meresahkan lagi promosi minta subscribe, follow, simpan kontak, hingga "meminta-minta" sedekah. 


Berdasarkan pengalaman pribadi, yang mengikuti lebih dari 500 grup serta jumlah chat menumpuk belum terbaca menyentuh 951 pesan, berdampak merepotkan dan kadang bikin kesal. Namun, mau bagaimana lagi kalau itu sudah jadi tuntutan profesi. Salah satu hikmahnya, telah mengajarkan tentang arti kesabaran dan ketelatenan.




Perlu diketahui saja, sebelum memutuskan mengikuti grup WA yang tak penting, lebih baik tolak semuanya. Tak perlu mencoba dengan maksud mencari pengalaman sendiri secara langsung. Tujuh poin yang disebutkan di atas merupakan hal yang benar adanya. Oleh sebab itu, ketimbang menyesal cegah diri tergoda gabung pada grup "tak jelas".


Belum lagi, ketika grup yang diikuti masuk kategori group super aktif. Di mana, dalam waktu satu hari pesan yang masuk dari 1 grup tertentu tembus ratusan pesan hingga ribuan. Diperparah, banyak yang di dalamnya mengirimkan stiker, meme, foto, dan video. Ditambah, tatkala pengaturan akun Whatsapp tidak "disesuaikan" kebutuhan agar bikin nyaman.


Baca juga: 3 Cara Mengatur Aplikasi WhatsApp Agar Nyaman


Banyak sekali ditemukan virtex (virus text) di beberapa grup Whatsapp. Terutama grup yang diikuti oleh para bocil (bocah cilik) yang lagi puber cari perhatian. Virus Whatsapp yang dikirimkan ke grup Whatsapp tidak menyebabkan Android atau perangkat ponsel "dibajak" layaknya virus komputer. Melainkan, akibatnya aplikasi WA jadi eror parah sehingga sulit untuk dipakai dalam beberapa waktu.


Tak hanya virtex, sebagian para bocil terkadang gemar kirim stiker dan meme yang berkali-kali dilakukan oleh orang sama. Sayangnya, kadang nilai estetika dan etikanya terkesan ekspresif yang ke arah negatif. Sedang, sebagian lain kirim pesan tak jelas tanpa makna. Intinya, para bocil SD dan SMP tersebut ingin cari perhatian. Nahasnya, admin grup tersebut teledor dan jarang online.


Langkah bijak perlu dilaksanakan. Bila ada iming-iming link atau tautan grup bertebaran maka jangan langsung bergabung. Seleksi benar-benar terlebih dulu, apakah grup tersebut berkualitas dan layak untuk menjadi bagian anggotanya. Begitu pula, hindari tergoda apalagi bangga menjadi admin grup. Baik itu dari grup yang dibuat sendiri maupun ditawari oleh pemilik grup lain.


Saran saja, untuk menghindari spam iklan dan risiko kemubaziran alias kesia-siaan fokuslah ikut grup WA yang adminnya tegas dan bertanggungjawab. Pastikan anggota grup yang akan dimasuki minimal 250 pengikut. Lantas, admin grup lebih dari satu supaya makin giat dalam bersih-bersih dari peserta nakal. Kemudian, pantau terus bagaimana suasana grupnya.


Kalau dirasa tak berefek positif dianjurkan seketika keluar group WA. Sebab, boleh jadi grup tersebut hanya bersifat "kloning" guna memuluskan modus mengelabui dan menipu. Lebih ngerinya, ada grup yang dibuat oleh buzzer untuk main-main atau "iseng" mengadu domba antar umat beragama. Itu bukan paranoid tetapi memang benar adanya. Hati-hati salah masuk grup.


Terkait tentang tema media sosial lainnya silakan buka atau copy-paste tautan ini https://www.banjirembun.com/search/label/Medsos?m=1. Di sana, juga akan didapati artikel-artikel yang masih terkait dan terhubung erat dengan topik yang dibahas dalam tulisan sekarang ini.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Berdasarkan Pengalaman Pribadi, Ini yang Terjadi Ketika Mengikuti 500 Lebih Grup WA dan Chat Menumpuk 951 Pesan"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*