Banjirembun.com - Bocah cilik (bocil) SD hingga SMA di zaman sekarang mana mau menggunakan ungkapan yang penuh kandungan makna dan sindiran yang populer di era dulu. Sebut saja seperti pucuk dicinta ulam tiba, air susu dibalas tuba, setali tiga uang, nila setitik rusak susu sebelangga, hingga istilah "mabuk kepayang".
Untuk mengetahui arti, contoh penggunaan, dan sebagain diterangkan sejarahnya tentang semua ungkapan di atas silakan buka tautan ini https://www.banjirembun.com/search/label/definisi?m=1. Di sana juga ada peribahasa tua-tua keladi. Di mana, ternyata maknanya bukan hanya berkonotasi negatif.
Meskipun, mungkin sebagian dari sejumlah ungkapan yang disebutkan di atas sudah diajarkan di sekolah tapi nyatanya mereka seolah malu memakai perumpamaan estetik tersebut. Barangkali, menganggap kalimat ringkas atau padat yang mengandung nasihat serta perbandingan itu dianggap kuno.
Arti Kepayang dalam Beberapa Ungkapan atau Peribahasa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa arti kepayang adalah "pohon; bijinya memabukkan". Makna kedua kepayang dalam KBBI ialah "biji kepayang". Dari sini dapat dipahami bahwa kepayang itu terkait erat dengan tumbuhan. Terutama menyangkut dengan biji bernama "kepayang" dari pohon yang juga disebut kepayang.
Biji kepayang (sumber gambar) |
Adapun ungkapan "mabuk kepayang" dalam KBBI juga sudah dijelaskan definisinya secara tersendiri. Di mana, di sana dapat diketahui ada tiga pengertian dari istilah tersebut. Arti pertama "mabuk karena makan buah kepayang". Kedua, "tergila-gila karena cinta". Ketiga, "agak mabuk sedikit". Dari itu, semestinya sudah terbuka sekelumit tabir yang menyelimuti.
Pada peribahasa yang lebih panjang ditemukan ungkapan "Bagai buah kepayang, dimakan mabuk dibuang sayang". Artinya, sesuatu yang sangat disayangi dan digandrungi tetapi justru merusak atau merugikan pemiliknya. Baik itu yang harganya mahal dan sulit didapatkan maupun yang kategori murah. Serta yang bikin ketagihan atau fanatik terhadapnya.
Ungkapan di atas sekilas dapat dipaksakan sama maknanya dengan peribahasa berikut "Sayang-sayang buah kepayang, dimakan mabuk dibuang sayang". Padahal, arti darinya jauh beda yaitu sebuah keadaan atau situasi yang serba salah. Maksudnya, mau dibuang bakal kehilangan sesuatu yang telah dipunya. Namun, tatkala dipertahankan berisiko berdampak buruk.
Kandungan arti selanjutnya yaitu kebingungan lantaran menghadapi wanita cantik yang "berbahaya". Ingin diperjuangkan bikin ragu dan takut. Sebaliknya, ketika ditinggalkan begitu saja membuat hati tak tega serta terancam penuh penyesalan. Hal itu, setali tiga uang dengan ungkapan "Bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tak dimakan ayah mati".
Pohon Kepayang dan Buahnya
Lantas seperti apa wujud pohon kepayang? Pohon kepayang berbentuk tegak lurus. Di bawah ini tampilan fotonya.
Pohon kepayang (sumber gambar) |
Buah kepayang (sumber gambar) |
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Arti Istilah Kepayang yang Dipakai dalam Beberapa Peribahasa Berikut"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*