Banjirembun.com - Menulis sebenarnya mudah. Pertama kali dicoba dulu merangkai tulisan panjang. Bukan suatu masalah, barangkali masih blepotan tak karuan. Namun, ketika terus dilatih dan sering dipraktikkan pasti berbuah lancar. Seperti halnya belajar bersepeda. Awalnya kerap terjatuh bangun. Lantas, mungkin saja akhirnya jadi raja jalanan.
Jangan terpengaruh oleh gaya berkendara orang lain. Terobsesi ingin mengalahkannya. Ingatlah, bahwa tujuan berkendara itu untuk apa? Begitu pula dalam menulis. Hindari cepat-cepat ingin bisa handal merangkai kata. Intinya, nikmati dulu perjalanan dalam menggunakan pena dan kertas atau keyboard di laptop maupun ponsel.
|
Ilustrasi persiapan menulis di atas kertas memakai pena |
Sebuah kewajaran di masa depan merasa geli, malu, dan sempat "kena mental" saat melihat tulisan sendiri di periode latihan menyusun kata pada dulu kala. Hal itu justru pertanda bagus. Alasannya, kemampuan menulis telah mengalami peningkatan. Akibatnya, tak sadar telah "tega" menilai tulisan sendiri pada waktu proses belajar nulis di kala itu.
Manfaat menulis itu teramat banyak. Ada kebermanfaatan bagi masyarakat luas. Terdapat pula kandungan faedah bagi pihak penulis sendiri. Secara lengkap, berikut ini manfaat menulis bagi perkembangan hidup penulis:
1. Meluaskan Cakrawala Kehidupan
Boleh saja penulis tak pergi ke mana-mana. Cuma di dalam kamar tetapi sanggup menyusun kata-kata. Loh, terus ilmunya untuk modal dasar merangkai kalimat dari mana? Jawabannya, seorang penulis semestinya pasti telah menjadi pembaca yang baik. Tidak hanya buku-buku perpustakaan serta bacaan digital. Namun, tak ketinggalan juga membaca alam.
Bagaimana mau membuat tulisan ketika kosa kata atau kamus bahasa yang jadi dasar utama tak punya? Untuk mendapatkannya beserta inspirasi penulisan tentu sebagiannya dengan langkah membaca karya-karya tulisan yang sudah ada. Intinya, membacalah dulu baru menuliskannya. Kalau perlu, bukalah cakrawala kehidupan dengan perjalanan ke luar kota. Demi mencari pengalaman dan inspirasi.
Kata kuncinya ialah tulislah apa yang sudah dikerjakan untuk berbagi pengalaman. Sebaliknya, menulislah dengan mengumpulkan sumber bacaan terpercaya sebanyak-banyaknya maupun dari video pengalaman orang lain sebelum praktik atau menerapkan sesuatu yang masih baru dan asing. Terkadang cukup dari kisah dan curhat orang lain, mampu menghasilkan tulisan bermanfaat.
Sesudah itu, mengurunglah untuk penulisan. Nikmati kesendirian. Pastikan tak ada gangguan. Harapannya, pikiran menjadi lancar dalam menggiring tangan dalam mengetik dan menuntun pena untuk menumpahkan tinta. Percayalah, kalau sudah terbiasa dan punya bekal cakrawala kehidupan yang luas membikin tulisan bukan lagi sebuah beban.
2. Meluapkan isi Hati
Untuk menyuarakan gelisah hati bagi penulis pemula disarankan bikin puisi, sajak, atau cerita pendek. Bagi yang sudah "terlanjur" biasa menulis, curahan isi hati dapat lebih elegan untuk disebarkan. Caranya membuat artikel, makalah, jurnal, hingga buku. Diutarakan dengan maksud untuk menyampaikan uneg-uneg yang terpendam.
Meluapkan gejolak hati tidak harus tentang seputar percintaan, romansa, dan persahabatan. Urusan politik, konflik sosial, perbedaan pendapat, sampai nasib tragis diri penulis bisa dijadikan tema. Ketimbang lisan mudah bocor menyebarkan pada kuping orang yang tak tepat. Lebih baik dituliskan agar hati menjadi lega terlampiaskan.
3. Mengetahui Sesuatu dengan Utuh
Guna mengetahui sesuatu yang bikin penasaran, terkadang tak cukup dengan terlena mengandalkan panca indera. Apalagi tanpa disertai memperkaya literatur dengan giat membaca. Singkat kata, membaca dan memakai penglihatan maupun pendengaran saja belum cukup. Supaya lebih jelas tanpa penyekat, disarankan metodenya dengan menuliskannya.
Penulis yang ingin sungguh-sungguh menghasilkan karya berkualitas, pasti sadar diri. Sebagaimana, pengalaman sendiri tatkala rasa sebal dan tak puas di waktu baca artikel orang lain yang paparannya tidak tuntas. Dari itu, kemudian terdorong untuk membikin tulisan hasil karya pribadi demi memperoleh pengetahuan yang lebih utuh dan lengkap.
4. Menjadi Manusia Bermanfaat
Untuk bermanfaat bagi sesama tak harus jadi ustadz (pengajar), penceramah, tokoh masyarakat, serta aktivitas lain yang kerap muncul di muka publik. Sangat banyak jumlahnya manusia bermanfaat yang memutuskan tak menonjolkan diri. Sebab, memilih berperan di balik layar atau balik panggung kehidupan. Salah satunya, melalui karya tulis.
Baca juga: Pentingnya Berbagi Peran dalam Bermasyarakat, Biar Semua Kebagian Jatah Menjadi Manusia Bermanfaat
Malahan, di era modern ini sebuah hasil kreativitas menulis mampu diabadikan dengan begitu mudahnya. Tersimpan permanen di dunia maya, yang boleh diakses dan dibaca kapan pun dan oleh siapa saja. Jika lisan kaku nan kelu untuk berbagi ilmu maka bijaknya menulislah. Tentu, sebelum dipublikasikan baca dulu dan revisi berulang-ulang. Sudahkah layak tayang?
5. Ketagihan untuk Produktif Menulis
Bagi orang yang darah dan jiwanya gandrung menulis, bakal tak menghilangkan kebiasaan menulis. Bahkan, ketika sudah kaya raya serta banyak uang yang telah didapat dari tulisan. Apapun dalihnya, menurut individu yang maniak menulis, akan senantiasa mengaggap wajib untuk mencerahkan lewat tulisan. Bukan, sekadar gaya-gayaan atau trik tertentu demi memperoleh simpati masyarakat.
Penulis sejati, justru senang ketika banyak orang yang mengikuti jejaknya. Terlebih lagi, pembacanya tersebut mampu menghasilkan karya tulis yang lebih gemilang. Alih-alih merasa tersaingi lalu berhenti menyerah. Malah, yang terjadi bikin semangat tertantang untuk semakin produktif serta memperbaiki kualitas tulisan. Jangan mau kalah "berguna" dengan tulisan para pendatang baru!
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "5 Manfaat Menulis Bagi Perkembangan Diri Penulis"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*