Rinduku Pada Masa Lalu
Oleh: Jonathan
Entah kabar dia seperti apa aku tak ingin cari tahu
Anaknya berapa? Suaminya bagaimana?
Alasannya, semakin kucari tahu makin sulit pula melupakan dia
Upaya melalangbuana demi menghilangkan kerinduan di masa lalu terancam gagal
Entah mengapa sebelum masa hidup ini berakhir, hanya dia yang mampu mengganggu pikiran
Padahal, tahun demi tahun sungguh kucoba melupakannya dengan cara mencintai jutaan wanita
Terkadang, dibumbui pengembaraan ke berbagai kota tanpa tujuan layaknya orang hilang
Mengikuti pengajian tokoh agama di banyak Masjid pada aneka daerah
Serta, langkah-langkah lain demi memanipulasi hati yang kadang kerinduan tetap muncul tiba-tiba
Semoga dia tetap bahagia dengan keluarganya
Sampai dia menua di lanjut usia bersama anak cucu dan suaminya
Harapanku, kata-kata ini tidak akan merusak masa depannya
Sedang, aku di sini masih tetap tertipu dengan penyesalanku
Gara-gara di masa laluku yang terlalu lugu
Tepatnya, lebih pantas disebut naif dan peragu
Biarkan aku berbicara, jangan langsung menghakimi dulu
Sebab, hidupku tak lama lagi lantaran penyakitku
Oleh karena itu, aku berani mengungkapkan isi hati penuh sesal ini tanpa pilu
Sebelum ajal tiba, berikan aku kesempatan berbicara
Memberi tahu sedikit tentang kisah-kisah cintaku padanya
Daripada terlambat, yang ujungnya bakal menyesal juga di akhirat
Aku hanya ingin dia tahu bahwa aku dulu sangat betul-betul menyayanginya
Setiap gerak-gerik dan tatapan matanya pasti aku awasi pula
Sejujurnya, aku juga merasakan getaran dari hatinya
Namun, aku lebih pilih bungkam dan tampak melarikan diri darinya
Sungguh aku tak menyesal berbuat seperti itu, karena memang tingkah tersebut berdampak baik baginya
Hal yang kusesali yaitu kenapa aku tak berkata sejujurnya secara kesatria
Meski setelah itu tak terjalin hubungan apa-apa, setidaknya dia tahu gejolak cintaku terhadapnya
Sebaliknya pula, aku tahu bagaimana kepastian tentang perasaannya padaku seperti apa
Apakah dia benar-benar suka padaku sesuai firasatku? Tentu langsung kudengar sendiri dari lisannya
Kini aku sadar diri bahwa rinduku pada masa lalu telah tertutup rapat
Tapi, setidaknya dengan ini dia tahu bahwa dulu aku mencintainya melebihi siapa saja
Semoga keterbukaan ini berakibat baik bagi dia dan bagiku nanti di alam sana
Cinta yang dibawa mati itu memang benar adanya
Diceritakan bukan untuk membuat yang masih hidup menangisi, menceramahi, serta menghujat
Melainkan, biar semata-mata tahu tentang adanya cobaan manusia yang lebih menakutkan daripada kematian
Aku yakin dia sekarang sudah melupakanku begitu gampangnya
Justru, kalau ungkapan hatiku ini membuatnya "tersiksa" akan membuatku makin menderita
Bagaimanapun, aku ingin mati tenang tanpa meninggalkan banyak luka, terlebih lagi padanya
Aku percaya dia sudah melenyapkanku dari pikirannnya
Sebagaimana aku sangat mudah menghapus jejak-jejak cintaku pada semua insan kecuali dirinya
Jutaan cintaku lenyap sudah, tetapi itu tak berlaku cintaku untuknya, entah sampai kapan
Dari sini juga, dapat dijadikan pelajaran bahwa melamar wanita sebelum mapan patut diusahakan
Lebih baik telah tahu kepastian ditolak di awal, ketimbang tak memperjuangkan untuk menahannya sementara
Semoga, nanti aku masuk surga tanpa mencicipi azab kubur maupun siksa neraka
Supaya boleh memilih bidadari yang 100% mirip dengannya
Kalau dia membaca ini sampai habis, penuh harap bisa membuatnya bahagia
Kalau membuatnya geli dan jijik juga tak apa-apa
Asal hidupnya makin lebih baik sesudahnya
Itulah harapan tulusku padanya, dia hidup bahagia bersama kerabatnya
Bukan maksudku mengganggu hatinya, apalagi rumah tangganya
Cuma saja, dia biar tahu bahwa aku dulu sungguh-sungguh mencintainya
Malah, hingga kini pun perasaan itu sulit terhilangkan, mungkin sampai terbawa mati yang sebentar lagi tiba
Huh, hati ini sungguh lega...
SEKIAN dan TAMAT
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Puisi: Rinduku Pada Masa Lalu"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*