Banjirembun.com - Pernah tidak menemukan orang yang teramat perhitungan, pelit, dan mata duitan? Malahan "hanya" recehan pun tetap dimakan mentah-mentah. Seakan-akan tak memberikan kesempatan bagi orang lain untuk ikut mengambilnya. Memang sih diakui, masih ada banyak kok orang berperilaku seperti itu tapi teguh memegang prinsip dan moralitas. Di mana, dia tak mau menzalimi siapapun saat mengeruk receh tersebut.
Fokus bahasan pada artikel ini yaitu mencari tahu tentang ciri-ciri orang kaya dan artis yang tampil mewah tetapi doyan receh. Berani pamer barang-barang berkelas atas, kendaraan mahal, hingga rumah mewah. Namun, di sisi lain masih gemar memungut recehan. Misalnya, memasang iklan di media sosial miliknya agar dapat uang. Dengan demikian, untuk kaum berduit yang tajir tapi memilih elegan tanpa unjuk harta ke publik bukan masuk dalam bahasan ini.
Baca juga: Ketika Orang Kaya, Motivator, dan Artis Gemar Mengeruk Receh di Media Sosial
Bagi kalangan masyarakat awam, kebanyakan enggak bakal peduli bagaimana "cara hidup" keseharian pihak yang tengah jadi sorotan. Mengapa bisa mempunyai benda-benda untuk bergaya glamor? Penyebabnya mereka cuma ingin hiburan, tontonan, dan melihat aksi drama orang-orang kaya serta artis yang suka pamer harta. Baik itu melalui televisi maupun media sosial seperti YouTube, Facebook, Instagram, TikTok, dan yang lainnya.
Walau tidak punya sendiri (ungkapan lebih halusnya belum mampu mewujudkan beli), setidaknya dengan melihat orang lain memakai barang mewah sudah membuat penonton lega. Sambil, membayangkan diri sendiri seolah-olah sedang jadi sultan. Bergelimang uang sehingga sanggup beli apa saja yang diinginkan. Itulah kehidupan para penikmat alias konsumen industri pertelevisian, media massa, dan medsos.
Seandainya mereka menyadari betapa orang kaya dan artis itu dunianya penuh kepalsuan tentulah bakal "jaga jarak". Tidak lagi terlalu fanatik dan mengidolakan. Sebab, telah mengetahui meski sudah kaya dan terkenal patut disayangkan doyan mengambil recehan. Oleh karena itu, agar tahu mana orang kaya "asli" dan artis seniman "murni" yang tak mata duitan, ketahui ciri-ciri pihak yang masih mau ambil uang receh.
Pertama, pasang iklan di akun media sosial pribadi. Maksud dari iklan di sini yaitu iklan yang dipasang oleh pengelola medsos melalui aplikasi periklanan meliputi Google Ads, Facebook Ads, Instagram Ads, TikTok Ads, dan lain-lain. Serta iklan yang dibuat sendiri untuk menjual produk dan jasa bisnis pribadi maupun iklan hasil "titipan" pihak lain untuk mempromosikan sesuatu atau yang kerap disebut sebagai endorse.
Jangan heran ada orang kaya dan artis memutuskan jualan buku, tiket seminar, dan kegiatan pelatihan di akun media sosial. Terkadang jalan yang ditempuh berupa "mengenalkan" aplikasi tertentu pada penonton. Biasanya, sosialisasi tersebut ditampilkan penuh dalam satu video maupun yang diselipkan sedikit potongan pada video tertentu. Kalau memang betul-betul kaya buat apa melakukan seperti itu?
|
Uang recehan |
Perlu diketahui, pendapatan dari pasang iklan itu sungguh besar. Satu stasiun TV nasional saja mampu menghasilkan duit tembus triliunan dalam setahun hanya dari iklan yang sering berseliweran di sela-sela acara televisi. Begitu pula kerapkali muncul iklan di awal, tengah-tengah, dan akhir tontonan pada video YouTube. Tak kalah juga di media sosial lainnya sering muncul iklan. Ambil contoh TikTok. Itulah sebabnya banyak yang berlomba posting video.
Satu kali iklan tayang, paling tidak pemilik channel YouTube tersebut meraih 500-2000-an perak. Nampak receh. Akan tetapi, tatkala dikalikan jutaan tayangan iklan hasilnya sudah ratusan juta diperoleh. Teramat miris, mengaku sudah punya bisnis mapan dan kaya raya nyatanya masih saja memburu recehan. Parahnya, demi supaya banyak penonton rela melakukan tindakan hina. Sebut saja seperti pornografi, dramatisasi, sampai bebuat kebohongan.
Kedua, semua pekerjaan dan bisnis dibabat habis. Pengusaha kaya yang bergaya hidup mewah dan artis kontroversial biasanya punya bisnis. Bukan hanya satu bidang usaha yang ditekuni melainkan merambah banyak sektor. Baik itu yang omsetnya gede di satu lokasi bisnis maupun omset "kecil" tetapi jumlahnya banyak di berbagai penjuru daerah. Di mana, sasaran konsumennya ekonomi menengah ke bawah.
Sifat kemaruk (semua ingin diraup tanpa sisa termasuk recehan) yang dialami sebagian dari orang kaya maupun artis, gejalanya sulit disadari. Bagaimanapun, menilai seseorang doyan receh atau tidak bukanlah perkara mudah. Sebab, kerapkali pemilik usaha dan artis yang ikut berbisnis menyembunyikan sumber pundi-pundi rupiahnya. Selain alasan privasi, itu semata-mata pula ingin menyelamatkan dan mengamankan.
Saat popularitas artis meredup atau yang lebih parah lagi nama baiknya tercoreng tentunya akan berdampak buruk pada bisnisnya. Lebih dari itu pula, para artis dan orang kaya yang suka tampil mewah merasa malu saat diketahui punya bisnis yang hasilnya recehan. Oleh sebab itu, sebagian mereka memutuskan merahasiakan. Wajarlah ada warganet yang berasumsi bahwa pendapatan uang tersebut tidak halal.
Ketiga, memanfaatkan popularitas untuk cari uang. Orang kaya yang sering unjuk diri dan artis "over acting" umumnya punya niat tersembunyi di baliknya. Salah satunya, hendak mengelabui masyarakat. Bagaimana tidak, semakin orang kaya dan artis tersebut jadi pusat perhatian makin besar penghasilan duit yang didapat. Entah hubungannya seperti apa, faktanya kepopuleran selaras dengan peningkatan pemasukan.
Baca juga: 4 Sumber Uang Crazy Rich Gadungan yang Bikin Geleng-geleng Heran
Berbeda halnya dengan orang kaya dan artis yang tingkah lakunya wajar. Alih-alih kontroversial yang ditonjolkan, justru yang dilakukan terus giat meningkatkan keterampilan dan mencari jalan keluar secara cerdas atas setiap masalah yang dihadapi. Bahkan, yang lebih keren lagi kepopuleran yang dimiliki digunakan untuk menginspirasi, memotivasi, dan pengabdian. Tentunya, tidak pasang iklan di channel YouTubenya.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ciri-ciri Orang Kaya dan Artis yang Doyan Recehan"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*