Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

3 Penyebab Harga Rumah Subsidi dari Pemerintah Naik

Banjirembun.com - Agar tidak rancu, mesti dibedakan dulu antara perumahan subsidi dengan rumah subsidi. Perumahan subsidi adalah kawasan hunian yang menyediakan penjualan rumah kategori tertentu yang mendapatkan kemudahan dan bantuan pemerintah dalam proses pembelian.


Adapun rumah subsidi adalah unit tempat tinggal yang dibangun untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah yang cara mencicil atau kreditnya mendapatkan keringanan dari pemerintah. KPR (Kredit Pemilikan Rumah) subsidi bisa dilakukan melalui bank syariah atau pula bank konvensional.


Ketentuan dalam proses pembangunan sampai akad jual-belinya wajib sesuai persyaratan pemerintah. Baik itu hal-hal terkait ukuran, harga, bahan material, hingga mekanisme pembayaran. Dengan catatan tambahan, bahwa rumah subsidi bukanlah dalam artian negara memberikan potongan harga.


Bantuan yang diberikan oleh pemerintah yaitu berupa potongan uang muka atau DP (malah bisa 0 rupiah) dari KPR. Bunga kredit rumah yang bersifat flat alias tetap sampai lunas. Serta, bentuk subsidi lainnya. Di mana, rata-rata besaran cicilan perbulan antara 800-an ribu hingga 1,1 jutaan tergantung pada durasi.


Untuk mendapatkan subsidi tersebut sudah ditentukan melalui sistem KPR. Namun, bukan berarti rumah di perumahan subsidi tidak boleh dibeli lunas/kontan. Sangat dibolehkan bagi siapapun membeli lunas rumah subsidi. Tentunya, tidak akan mendapatkan suntikan bantuan yang seperti dijelaskan di atas.


Berikut yang menyebabkan harga rumah subsidi naik:


1. Kebijakan Pemerintah

Harga batas atas dari rumah subsidi ditentukan oleh pemerintah. Sayangnya, rumah di perumahan subsidi meski spesifikasi sama persis dengan lainnya tatkala dibeli lunas harganya bisa naik. Misalnya, harga KPR subsidi 168 juta. Nah, saat dijual secara lunas bisa tembus 180-an juta.


Beberapa tahun lalu nilai kenaikan harga rumah subsidi konsisten paling sedikit 10 juta setiap tahunnya. Akan tetapi karena ada musibah wabah sehingga daya beli rakyat turun, harganya belum juga naik sampai kini. Barangkali melihat dari fakta lapangan pemerintah bakal menaikkan lagi.


2. Inflasi

Kenaikan harga rumah subsidi juga dipengaruhi adanya faktor inflasi. Yakni, berkurangnya nilai mata uang. Contohnya, di tahun 2010 harga nasi pecel 2.500. Sekarang ini pada tahun 2022 harganya naik 7.500. Berarti, telah terjadi inflasi sebesar 200% (kenaikan harga sebesar 5.000 ribu sehingga menjadi 7,5 ribu).


Baca juga Hal Buruk yang Terjadi Setelah Deal Beli Rumah Subsidi


Inflasi disebabkan lantaran banyaknya uang yang beredar di masyarakat. Jumlah uang membludak yang mengalir setiap harinya itu dipicu oleh kenaikan harga kebutuhan pokok. Salah satunya ialah naiknya harga bahan bakar. Akibatnya, bakal merembet pada kenaikan barang-barang lain.

Perumahan subsidi


3. Geliat Perekonomian

Kemampuan daya beli masyarakat telah meningkat. Artinya, kondisi ekonomi makro telah bangkit. Walau harga komoditas mengalami kenaikan, nyatanya konsumen masih tetap mampu membayar. Hal itu bukan perkara merisaukan bagi penjual. Sebaliknya, ketika harganya rendah tapi pembelian sepi tentu saja bikin rugi.


Dengan demikian, ketersediaan rumah subsidi bukanlah ditentukan oleh seberapa banyak peminatnya. Melainkan, apakah kebijakan pemerintahan terhadapnya masih terus berjalan atau tidak. Di kala program rumah subsidi dihentikan, meski banyak permintaan dari calon pembeli belum tentu harga rumah non subsidi bakal seketika naik.


Bagaimanapun, segmen konsumen rumah subsidi merupakan kalangan masyarakat kelas bawah. Oleh sebab itu, risiko kenaikan harga tak terjadi pada penjualan rumah non subsidi ketika subsidi rumah dihapus. Justru semakin maraknya kembali bisnis kos-kosan, kontrakan, sewa apartemen, dan semacamnya. Alasannya, dipicu tak mampu beli rumah non subsidi akhirnya pilih menyewa saja.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "3 Penyebab Harga Rumah Subsidi dari Pemerintah Naik"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*