Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

3 Cara Promosi dan Sebar Iklan Penjualan Aset Properti

Banjirembun.com - Dalam bisnis properti yang paling penting bukan cuma strategi "kulakan" mencari aset di lokasi tepat dengan harga semurah-murahnya. Lebih dari itu, saat penjualan juga membutuhkan cara yang tak kalah menguras pikiran, waktu, tenaga, hingga uang. Artinya, buat apa sanggup memperoleh aset properti murah meriah tapi ketika menjualnya harganya tetap "murah" di bawah pasaran alias rendah.


Sebagaimana telah dijelaskan pada artikel-artikel di situs Banjir Embun ini, salah satu faktor aset properti dihargai murah yang diperparah lagi sulit laku terjual adalah metode promosi dan sebar iklan yang kurang greget. Padahal, nilai objek properti tersebut sebenarnya kelas premium. Berhubung jarang orang tahu bahwa tengah dijual, sungguh wajar tatkala sedikit pembeli menawar. Kecuali dengan nominal sekenanya.


Baca juga: 5 Penyebab Tanah dan Rumah yang Dijual Sulit Laku


Untungnya, mayoritas harta berwujud properti bersifat awet dan dalam jangka panjang justru bertambah besar angka duitnya. Alhasil, mampu ditahan dulu untuk dilepas ke pembeli ketika kenyataannya harga belum cocok. Namun, hal berbeda terjadi bagi penjual yang butuh uang alias BU. Akibatnya, terburu-buru pengen segera laku sesuai perencanaan.


Berikut ini cara promosi penjualan properti agar cepat laku:


1. Promosi Tradisional

Hindari meremehkan gaya pengumuman atau penyebaran informasi tentang jual aset properti secara tradisional. Baik itu dengan cara menerapkan mulut ke mulut yang kerapnya mengandalkan lisan dari para makelar, tetangga, maupun masyarakat luas. Sebab, masih banyak orang fanatik serta konservatif yang lebih percaya lisan perantara (broker) ketimbang sumbernya dari iklan. Di mana, saat broker berkata "iya" baru dia mau beli. Begitu pula sebaliknya.


Langkah promosi secara tradisional lainya meliputi pasang iklan di koran, cetak brosur lalu disebarkan, mengikuti acara pameran lantas "menyusup" menawarkan langsung pada pengunjung, serta hadir di acara seminar properti kemudian aktif menawarkan pada peserta lain. Tak lupa diperkuat melalui pasang baliho, banner, atau reklame di lokasi strategis. Minimal tertancap tepat di muka dagangan properti yang dijual.


Langkah pemberitahuan pada publik seperti di atas sama sekali tanpa melibatkan akses internet. Pengeluaran untuk beli pulsa atau kuota internet tak perlu dilakukan. Kecuali, hanya dipakai menghubungi broker saat diskusi dan tanya jawab tentang perkembangan jual-beli. Dengan demikian, teramat maklum memerlukan durasi lebih lama daripada dua strategi berikutnya yang diuraikan di bawah.


2. Gunakan Media Sosial

Akun media sosial sangat banyak anekanya. Terdiri dari YouTube, Facebook, Instagram, WhatsApp, TikTok, telegram, kaskus, aplikasi obrolan gratis, dan lain-lain. Pakailah media sosial tersebut untuk promosi. Disarankan langsung tertuju di grup atau komunitas jual-beli properti. Atur bahasa, narasi, atau kata-kata yang menarik. Tidak boleh ketinggalan beri beberapa foto dan video singkat, sebagai gambaran sekilas supaya bikin penasaran.


Sedangkan di YouTube, kalau bisa buatlah channel pribadi. Selanjutnya, unggah (upload) sejumlah video tentang properti sebagai "pancingan". Dengan begitu pihak YouTube secara otomatis akan menganggap bahwa akun channel yang dibuat memang "serius". Bukan hanya numpang lewat. Setelah itu, barulah diselipkan video terkait penjualan yang jadi fokus utama. Gunakan judul tepat, demi mudah ditemukan oleh calon pembeli.


Teknik berikutnya ialah dengan aktif berkomentar di channel, grup, maupun akun medsos lain yang topiknya seputar properti. Terapkan langkah promosi secara elegan. Layaknya seorang agen, sales, atau pebisnis properti. Hindari terburu nafsu serta reaktif. Ingatlah, banyak mafia atau pebisnis properti nakal berkeliaran di internet. Berhati-hatilah di waktu menanggapi respon calon pembeli.


3. Iklan Digital Berbayar

Cara pertama sebetulnya juga tergolong "berbayar". Bedanya, uang diberikan pada mediator (makelar) ketika proses jual-beli tuntas. Persenannya dapat ditentukan di awal. Misalnya 1 persen hingga 5% dari nominal penjualan. Begitu pula pasang iklan di surat kabar, cetak brosur, sampai pasang baliho tentunya butuh anggaran tersendiri. Intinya, mustahil menjalankan promosi berkualitas yang benar-benar gratis 100%.


Perusahaan yang mengelola iklan digital berbayar mudah ditemukan di dunia maya. Beberapa di antaranya yaitu Google Ads, Facebook Ads, Instagram Ads, dan TikTok Ads. Semuanya itu menyediakan ruang bagi seseorang, lembaga, yayasan, maupun perusahaan untuk mempromosikan sesuatu. Mulai dari promosi akun agar booming terkenal, barang jualan, jasa, hingga donasi.

Halaman utama Google Ads


Untuk memulai halaman Google Ads silakan buka atau copy-paste tautan ini ke kotak browser https://ads.google.com/intl/id_id/home/. Adapun bagaimana teknik eksekusi, memakai fitur, hingga pilih menu-menu di dalamnya akan kami bahas di artikel berikutnya. Penggunaan Google Ads butuh metode tertentu supaya akurat dan hemat. Oleh sebab itu, senantiasa pantau situs Banjir Embun ini.

Dengan memakai layanan Google Ads, situs/website/blog, akun Google Maps, atau channel YouTube sang pengiklan mampu tampil di urutan atas pada mesin pencarian Google. Tentu saja bakal bertengger di sejumlah aplikasi yang diinstall dari Play Store di Android  yang sudah dimiliki Google. Serta tampil di banyak website, terutama yang fokus tulisan artikelnya pada bidang properti. Malahan, andai beruntung iklan muncul di YouTube.


Akun media sosial yang dipromosikan akan diutamakan atau direkomendasikan oleh YouTube, Facebook, Instagram, dan TikTok muncul di halaman beranda sebelah atas. Dampaknya, pengguna medsos sangat mudah menemukan serta klik postingan tulisan maupun video milik pengiklan. Baik itu yang tercantum tulisan "iklan" maupun yang seolah-olah alami yang nyatanya itu berkat sudah bayar untuk pasang iklan.


Pihak penyedia jasa pasang iklan di atas tentu tak ingin membuat konsumen yang memasang iklan rugi. Oleh sebab itu, mereka akan mengutamakan dan memprioritaskan pemilik akun yang sudah pasang iklan lewat Google Ads, Facebook Ads, Instagram Ads, dan TikTok Ads. Setiap postingan disundul "up" ke atas secara otomatis sehingga banyak yang membacanya.


Baca juga: Membangun Blog Sebagai Aset Digital Jangka Panjang


Lebih keren lagi, pembaca atau penonton iklan sifatnya tertuju dan tepat sasaran. Maksudnya, iklan hanya dimunculkan pada pemilik akun yang karakternya sesuai dengan "isi" iklannya seperti apa. Contohnya, iklan tentang properti tak akan ditampilkan pada pemilik akun medsos yang sedang menggemari mobil. Iklannya oleh perusahaan jasa sebar iklan digital hanya "disodorkan" terhadap peminat properti. Malah, langsung pada yang sedang tertarik beli properti.






Baca tulisan menarik lainnya:

2 Tanggapan untuk "3 Cara Promosi dan Sebar Iklan Penjualan Aset Properti "

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*