Banjirembun.com - Sebagaimana umumnya pembeli yang ingin membayar dengar harga serendah-rendahnya, biasanya penjual properti juga ingin melepas asetnya dengan angka setinggi-tingginya. Sangat jarang ditemui pembeli maupun penjual properti yang mau bertransaksi sekenanya tanpa target. Yakni, terpenting barangnya laku atau bagi pembeli asal properti menyenangkan hati akan rela merogoh kocek lebih dalam.
Wajarlah seorang penjual properti, baik itu lantaran bertujuan bisnis maupun terdapat motivasi dan alasan tertentu lainnya, wajib pilih-pilih calon pembeli yang layak dan pantas untuk diutamakan dalam melanjutkan ke jenjang kesepakatan. Sebab, memperoleh peminat properti yang tepat bakal makin mempermudah dalam menaikkan selisih 20-50 persen lebih besar dari harga pasar.
Baca juga: 3 Tips Bagi Penjual Properti Supaya Tidak Salah Langkah dalam Pilih-pilih Calon Pembeli
Sebenarnya, bagi pembaca setia tulisan tentang properti di situs Banjir Embun ini pasti sudah tahu faktor penyebab harga properti bisa naik tajam. Serta bisa cepat laku terjual dengan nominal pantas. Beberapa judul tulisan itu telah banyak menyinggung. Salah satunya, terkait strategi pemecahan sertifikat tanah. Di mana, ukuran tanah yang luas dipetak-petak menjadi lebih kecil. Tentunya, masih ada cara lainnya di sana.
Lebih detailnya, inilah cara menaikkan harga properti sehingga laba yang didapat juga ikut terdongkrak. Pertama, beri komisi atau persenan gede pada perantara, broker, atau mediator. Lumrahnya makelar properti mendapatkan bagian jatah jual-beli dari pihak penjualnya. Dalam artian, mediator sudah tidak akan meminta lagi komisi pada pembeli. Jumlahnya di kisaran 1% sampai 3% dari harga penjualan. Alhasil, bagi penjual membangun hubungan harmonis dengan perantara properti sangat penting.
Meski zaman digital sudah menerjang, peran para mediator tetap dibutuhkan. Dilarang meremehkan kinerja mereka. Oleh sebab itu, demi mengatrol harga properti berilah "hadiah" pada broker minimal 3%. Lebih bagus lagi 5%. Namun, tentunya makelar itu juga diberikan pengertian dulu alasan kenapa harga yang dijual begitu melambung. Sampaikan dengan gamblang untuk mencegah kesalahpahaman. Harapannya, mereka akan memprioritaskan mencari pembeli properti yang komisinya lebih bikin giur.
Kedua, jadikan aset properti yang dijual sebagai tempat bisnis yang ramai pengunjung. Strategi menaikkan harga properti yang kedua ini perlu modal besar. Selain dituntut punya biaya pengadaan dan pengembangan bisnis, juga masih ada tindakan "membakar uang". Misalnya, menjual murah pada produk dagangan tertentu. Tujuannya, agar banyak konsumen yang banyak datang ke sana. Dengan begitu, aset properti tersebut dianggap berada di tempat strategis. Nah, sudah semestinya saat membeli (kulakan) properti kualitas dan lokasi pastikan bisa "dimainkan".
|
Ilustrasi calon pembeli rumah melihat kualitas atap |
Bila memungkinkan maka adakan kerja sama dengan pebisnis ulung. Seperti franchise makanan, apotek, bengkel, minimarket, dan lain-lain. Cukup menyediakan tempat berdagang, lalu ketika masa kesepakatan hubungan bisnis mendekati berakhir sebisa mungkin properti sudah terjual. Cara ini memang lebih rumit serta butuh waktu. Hanya para mafia jual-beli properti dan bandar (pemodal besar) yang kerap menggunakan langkah tersebut. Terkait contoh-contohnya praktik mafia di bisnis properti juga sudah dibuatkan artikel tersendiri di Banjir Embun.
Ketiga, hindari properti dalam kondisi kosong. Makna kosong tersebut bukan hanya harus layak dihuni, ditempati, atau ditinggali. Melainkan pula jangan sampai aset properti itu tak diberi nilai tambah. Misalnya, direnovasi lantas di dalamnya dikasih perabot rumah tangga. Salah satunya diberi CCTV. Intinya, mesti membuat pembeli merasa termudahkan tanpa terlalu banyak direpotkan lagi sesudah deal terwujud. Hal itu tentunya, bukan cuma menaikkan harga tapi gairah pemburu properti untuk memiliki makin bergelora.
Baca juga: 3 Tips Penting Saat Jual Tanah dan Rumah Agar Tak Dihargai Murah
Adapun aset properti berupa kaveling, tentulah bersihkan dulu tanah petak tersebut. Setelah itu uruk dan ratakan kembali permukaannya. Lebih bagus lagi pada lokasi dan keadaan tanah tertentu langsung pasang pondasi pagar atau rumah yang super kuat. Siap untuk dibangun rumah dua lantai. Setidaknya, jangan biarkan tanah yang dijual itu polosan tanpa isi. Hilangkan rumput, tumbuhan liar, atau tumpukan material bangunan berlumut. Oleh sebab itu, dalam jual-beli properti jangan melulu mengandalkan faktor lokasi atau posisi.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "3 Cara Agar Harga Properti Naik Pesat Minimal 25% Lebih Tinggi dari Harga Pasaran"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*