Banjirembun.com - Alamak (bukan almanak ataupun alamat) merupakan bahasa Indonesia baku. Asal-usul istilah tersebut bersumber dari bahasa Jepang. Lantas, secara resmi diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Terbukti ungkapan alamak telah tercantum di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Di sana dijelaskan bahwa arti alamak yaitu "kata seru untuk menyatakan keheranan yang mengandung kekecewaan".
Sebagaimana kata "anu" yang juga pernah dibahas dalam situs Banjir Embun. Istilah alamak juga dapat menjadi sebuah kalimat yang berdiri sendiri. Baik itu dipakai saat meresepon perintah atau permintaan maupun diterapkan ketika situasi genting/mendesak.
Baca juga: Arti Anu, Pengertian, Asal-usul, dan Alasan Penggunaannya
Contoh pertama.
Ibu: Fulanah tolong bersihkan meja makan Nak!
Anak: Alamak...
Contoh kedua.
Setelah merasa capek beraktivitas, seorang suami sepulang kerja di sore hari dapat kabar dari istri.
Istri: Sayang, jangan lupa nanti malam kerja bakti persiapan agustusan di jalan poros perumahan.
Suami merespon: Alamak...
Contoh ketiga.
Saat makan siang di rumah makan dekat kantor, seorang pegawai tiba-tiba ingat tugas penting yang diperintahkan atasannya di waktu pagi. Secara reflek dia bilang "Alamak..!". Lalu tergopoh-gopoh kembali ke kantor.
Sedangkan kata kongkalikong berasal dari bahasa hokkien. Yakni, salah satu bahasa daerah di negara cina. Jadi, sebagaimana kata cuan istilah kongkalikong juga bukan bahasa mandarin. Sebab, mandarin adalah bahasa nasional cina.
Baca juga: Ternyata Istilah "Cuan" Bukan dari Bahasa Mandarin, ini Penjelasannya
Pada KBBI kata kongkalikong memiliki arti pertama "tidak jujur; tidak terang-terangan; sembunyi-sembunyi". Kedua, "perilaku tahu sama tahu (dalam melakukan sesuatu yang tidak baik)".
Makna lain dari perilaku kongkalikong yaitu bersekongkol atau berkomplot dalam urusan tak baik. Intinya, penggunaan istilah kongkalikong untuk mengesankan pada konotasi negatif.
Dalam bahasa hokkian kongkalikong mempunyai arti cuma ngomong saja. Namun, itu tidak berdiri sendiri. Penutur asli bahasa tersebut sering memakai istilah kongkalikong ke dalam satu kalimat utuh yang tak terpisahkan.
Contoh pertama.
Cuma ngomong saja, tapi niat sebenarnya disimpan di hati.
Kalimat dari bahasa aslinya 講共汝講,做唔共汝做" (kóng kah-lí kóng, chò m̄-kah-lí chò).
Contoh kedua.
Hanya ngomong saja, tidak dilakukan sama sekali.
Kalimat dari bahasa aslinya 講共汝講,心行囥在腹內" (kóng kah-lí kóng, sim-hēng khǹg-tī pak-lāi).
Menurut kebiasaan masyarakat pengguna hokkien kedua kalimat di atas kerapkali diterapkan ketika ingin menunjukkan:
1. Ada sesuatu (rencana) yang tak baik di balik peristiwa tertentu.
2. Apa yang dikatakan tak sesuai dengan yang dikerjakan.
Nah, dari sini dapat diketahui bahwa setelah diserap ke dalam bahasa Indonesia penafsiran dari ungkapan kongkalikong tertuju pada hal-hal negatif. Padahal, dari bahasa aslinya juga bisa dipakai dalam kalimat bertujuan "menerangkan" sesuatu sebagai sindiran.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Arti Istilah Alamak dan Kongkalikong Beserta Asal-usulnya"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*