Banjirembun.com - Primitif adalah keadaan dari sebuah peradaban yang bersifat sangat sederhana atau kuno karena peralatannya belum canggih, cara pandang masyarakat irasional serta "rakus", hingga miskin perkembangan ilmu pengetahuan. Menurut sebagian penganut ateis, agama atau kepercayaan manusia terhadap hal-hal gaib menjadi salah satu penyebab "status" primitif masih layak disandang manusia.
Doktrinasi agama maupun tahayul (percaya pada kekuatan roh) dianggap sebagai beban peradaban. Mereka berpendapat bahwa seandainya kepercayaan manusia pada hal-hal gaib ditiadakan membuat dunia menjadi lebih "manusiawi". Tidak ada lagi peperangan antara suku, bangsa, maupun negara. Bahkan, tiada lagi fanatisme pada manusia tertentu.
Mereka seakan amnesia tentang tokoh-tokoh ateis yang telah menginisiasi peperangan. Mengakibatkan jutaan manusia meninggal di tangan komunis-ateis. Dengan atau tanpa adanya agama dan kepercayaan pada roh, peradaban manusia tetap bakal melakukan peperangan. Justru kesadisan perang bakal lebih parah ketika agama ditiadakan.
Baca juga: Dampak Ketika Semua Manusia Tak Beragama dan Tidak Percaya Ada Kehidupan Abadi Setelah Mati
Primitif atau tidaknya manusia bukan dipengaruhi oleh agama. Melainkan disebabkan oleh umat manusia yang mengaku beragama tapi justru meninggalkan nilai-nilai agamanya. Hanya menerapkan ilmu agama secara sepotong-potong. Lantas menganggap diri paling benar. Padahal apa yang dilakukan masih jauh dari kesempurnaan beragama.
Sebuah kaum pengikut agama bisa saja maju dan berkembang lantaran meninggalkan sebagian ajaran kitab sucinya. Namun, sebagian umat agama lain menjadi mundur karena meninggalkan ajaran inti atau pokok dari kitabnya. Agama yang seharusnya menundukkan peradaban. Kenyataannya, kini kebudayaan yang mengekang agama.
Kekuasaan yang seharusnya dibimbing oleh keluhuran ajaran agama tetapi faktanya penguasa dan orang-orang kaya yang memanfaatkan agama untuk kelancaran urusan dunia mereka. Agama dijadikan pembenaran dari keputusan politik mereka. Serta dimanfaatkan sebagai alat "menjinakkan" dan menenangkan para rakyat kecil.
Berikut ini bukti nyata manusia masih terbelakang ilmu pengetahuan dan peradabannya:
1. Belum Mampu Eksplorasi Seluruh Bumi dan Langit
Lautan dan daratan di bumi ini belum seluruhnya diteliti manusia. Masih ada lokasi tertentu yang misterius dan butuh penjelasan. Terlebih di luar angkasa, jauh lebih besar hal-hal yang belum mampu dimengerti manusia. Artinya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia sangat primitif untuk mengeksploitasi alam semesta ini.
2. Tahu Bentuk Bumi Baru-baru Saja
Foto bumi dari luar angkasa baru diambil pertama kali tahun 1946. Itupun warnanya hitam putih. Foto tersebut cukup penting untuk landasan mengetahui bentuk bumi. Setelah ribuan tahun perdebatan bumi datar atau bulat, paling tidak dengan adanya foto dan misi ke luar angkasa mampu mengikis jumlah para pengikut kaum bumi datar.
|
Bentuk bumi bulat (sumber gambar dari aplikasi Google Earth) |
3. Teknologi Transportasi, Informasi, dan Komunikasi Masih Belum Berkembang Maksimal
Dalam menilai sebuah peradaban maju atau tidak, salah satu hal yang tak boleh ditinggalkan yaitu kualitas dan kuantitas teknologi transpotasi maupun komunikasi. Semakin banyak jumlah, kecanggihan, dan kemudahan (murah) yang dapat dinikmati masyarakat pada dua bidang tersebut tentu dapat dikatakan semakin modern sebuah peradaban.
Sayangnya harus diakui bahwa teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi manusia masih berusia bayi. Bukti-buktinya meliputi komputer komersial baru beredar tahun 1950-an, internet baru "rilis" ke publik tahun 1990-an, ponsel modern baru "meledak" tahun 2000-an. Sedangkan, kendaraan listrik berkualitas "standar" sampai kini masih menjadi barang mewah.
4. Hirarki dan Kasta Masih Ada
Pemisah-misahan manusia berdasarkan ras masih dilakukan oleh sebagian negara. Belum lagi pengelompokan berdasarkan harta yang dimiliki. Sebagaimana diketahui sekitar 80% kekayaan di bumi ini dimiliki oleh hanya 20-an persen populasi manusia. Hal itu menandakan peradaban manusia tidak berimbang. Di mana, minoritas mampu menguasai mayoritas.
5. Perilaku Lebih Primitif dari Bangsa Dulu
Sebagian (tidak semua) peradaban bangsa zaman dulu masih peduli pada kelestarian hutan, tanah, sungai, hingga laut. Dalam memburu dan mengambil sumber daya alam tidak dilakukan berlebihan. Meski jumlah pasokan pangan alami masih lebih besar dari kebutuhan penduduk di sana, nyatanya tetap ada kontrol batasan dari pemimpin atau tetua.
Berbanding terbalik dengan era digital seperti sekarang. Pengerukan hasil bumi dan pembukaan lahan terus dilakukan. Bukan untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia. Akan tetapi demi bisnis dan keuntungan sebesar-besarnya. Sudah kaya raya, tapi ingin terus-menerus bertambah lebih berduit. Berlomba jadi kaya tanpa peduli alam sekitar rusak.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "5 Bukti Nyata Bahwa Peradaban Umat Manusia Masih Primitif"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*