Banjirembun.com - Sebelum membeli ataupun menjual tanah kaveling lebih baik pahami dulu tujuan seseorang hendak memilikinya. Bagaimanapun, motivasi serta alasan konsumen beli tanah kaveling sangat beragam. Di mana, bagian itu semua bakal saling menyesuaikan dan tak terpisahkan.
Adapun pihak penjual lahan petak (ukuran kaveling) umumnya tujuan memiliki tanah kaveling ialah investasi. Jarang sekali ditemukan individu menjual kavling murah lantaran butuh uang. Kalaupun ada tentunya akan dijual hanya pada kerabat, teman, atau orang terdekat lainnya.
Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Memiliki Tanah Kaveling
Seandainya ada yang jual kaveling murah tanpa SHM (Sertifikat Hak Milik) patut dicurigai. Potensi penipuan dan lamanya pengurusan balik nama sertifikat antara 1 hingga 2 tahunan amat mungkin terjadi. Salah satu penyebabnya yaitu surat tanah induk belum dipecah (split) perkaveling.
Hindari ikut-ikutan mempunyai kaveling gara-gara terdapat uang menganggur tapi bingung dipakai apa. Oleh sebab itu, sebelum membeli pastikan tujuannya bukan untuk "buang" duit. Melainkan memang serius ingin menguasai kaveling demi memenuhi kebutuhan hidup dalam jangka waktu yang ditetapkan.
Berikut ini alasan seseorang lebih pilih membeli tanah kaveling ketimbang aset properti lainnya:
1. Dipakai Membangun Rumah
Mau beli rumah seken (bekas) maupun yang baru tapi nyatanya kondisi anggaran keuangan mepet. Setelah dihitung-hitung, lebih baik beli tanah kaveling dulu. Lantas mencicil membeli material bangunan. Langkah pembangunannya secara santai menyesuaikan ada atau tidaknya uang.
|
Ilustrasi tanah kaveling di perumahan |
Lokasi ideal tanah kaveling buat dibangun rumah ini sebaiknya di pinggiran kota. Diutamakan di perumahan. Meski rencana pembangunan masih lama, jangan pilih yang letaknya amat jauh dari kota. Apalagi tidak ada rumah lain di sekitaran kawasan perkavelingan tersebut. Misalnya di area lereng bukit, sawah, atau perkebunan.
Jika memiliki tanah kapling bermaksud bakal dibangun rumah dengan segera di atasnya maka cara pencarian dan penyeleksian kavelingnya juga harus lebih ketat. Barangkali langkahnya disamakan saat ingin berburu beli rumah siap huni. Tentu ini harganya lebih mahal dibanding kaveling "sembarangan" (non premium).
2. Diwariskan ke Anak
Membeli kaveling lantaran ingin diwariskan ke anak merupakan tipe konsumen yang biasanya lebih fleksibel. Terlebih lagi usia anaknya masih belia. Mereka akan berpikir jangka panjang. Lokasi bukan jadi masalah. Terpenting legalitas terjamin aman, clear and clean, dan balik nama pemiliknya cepat.
Pembeli meyakini bahwa suatu saat lokasi tanah yang dibeli pasti ramai. Optimis anaknya yang mewarisi ke depannya memperoleh durian runtuh. Di mana, orang tua yang membeli tapi anaknya yang menikmati. Prinsip hidup seperti itu yang pantas disebut dengan orang tua yang cinta dan peduli anak.
Tanah kaveling juga bisa menjadi motivasi bagi anak supaya berusaha keras membangun rumah di atasnya. Orang tua cuma menyediakan lahan tapi anaknya yang kelak membangun sendiri rumah impiannya. Sayangnya, masih banyak pihak yang lebih pilih beli barang serta kendaraan mewah daripada tanah yang harganya terus naik.
3. Sebagai Instrumen Investasi
Tabungan "beranak pinak" merupakan harapan dari investor tanah kaveling. Hanya dengan menjemur tanah dan tidur tetapi di masa depan uang tiba-tiba datang berlipat-lipat. Itulah suara angin dari "surga" yang sering terdengar. Namun, realitanya butuh waktu lama antara 5 sampai puluhan tahun untuk memanennya.
Baca juga: Tiga Metode Bisnis Tanah Kaveling Perorangan Beserta Langkah-langkahnya
Umumnya orang menjual tanah kaveling harganya sudah tinggi. Nah, tentunya sulit sekali menjual kembali kaveling dengan harga lebih tinggi dari saat beli. Bagaimanapun, mencari konsumen yang tepat dan serius tidak semudah saat membeli kaveling. Intinya, membeli kaveling lebih mudah ketimbang menjualnya.
Dari semua tujuan pembelian kavling, item atau poin inilah yang paling bikin tegang. Sebab, orientasi mempunyai kaveling targetnya yaitu keuntungan atau laba besar. Padahal, menjual kembali tanah yang dibeli dengan selisih besar bukanlah perkara gampang. Lebih-lebih dalam tempo singkat dari masa pembelian.
Disarankan jangan bermain di dunia bisnis kaveling kalau berharap kemudahan banyak darinya. Risiko tanah sulit terjual sangat tinggi. Belum lagi ancaman berasal dari mafia tanah kelas teri. Contohnya penipu yang menyamar jadi makelar (perantara). Serta oknum tertentu yang cuma ingin merusak maupun tes harga pasar.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "3 Tujuan Utama Seseorang Membeli Tanah Kaveling "
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*