Banjirembun.com - Selama ini beberapa developer perumahan membanggakan proyek pembangunan rumah yang digarap merupakan berkonsep cluster. Di mana, dijelaskan bahwa cuma ada satu pintu gerbang keluar-masuk pada lingkungan perumahan.
Lantas, apakah satu ciri di atas membuat sebuah komplek hunian sudah pantas disebut cluster? Ternyata, sayangnya sama sekali belum bisa dikategorikan cluster. Sebab, masih ada syarat lainnya yang wajib dilengkapi terlebih dahulu.
Sebuah perumahan dikatakan cluster tatkala semua model dan tipe bangunan rumah di dalamnya sama persis. Termasuk tentunya fasad alias bentuk muka rumah juga sama. Di mana, pemilik kerapkali dilarang merubah tampilan rumah oleh pengelola.
Ditambah lagi, letak rumahnya saling berdempetan tanpa pagar pemisah. Terkecuali, di bagian depan atau mungkin pula di belakang rumah. Artinya, bila ada jarak pemisah yang jauh maka namanya bukan cluster.
Terkait kapasitas, jumlah unit rumah di cluster juga sangat terbatas. Maksimal seratusan yang terbangun dan dihuni. Kendati seperti itu, harus tetap didukung fasilitas umum yang layak. Jadi, isinya tak penuh atau dijejali rumah saja.
Sebut saja mesti ada jogging track, taman bermain, taman tumbuhan yang terstandar, lapangan olahraga (basket, kolam renang, memanah, atau lainnya), hingga area terluar perumahan ditutup tembok yang mengelilingi.
Dengan demikian, sebuah cluster bukan hanya berisi komunitas penghuni beserta rumah tinggalnya. Di dalamnya wajib dilengkapi layanan dan fasilitas yang memanusiakan manusia. Tidak semata-mata mengurung mereka dan menutup akses secara ketat.
Dari sini dapat dipahami bahwa perumahan cluster tak melulu tentang memperlakukan one gate system maupun tertutup pagar rapat. Dengan maksud terkesan eksklusif. Sebab, kualitas bangunan juga mesti diperhatikan. Malahan, ada rumah cluster dua lantai yang terkesan mewah.
Ilustrasi rumah cluster dua lantai (sumber gambar) |
Perumahan subsidi pun bisa menggunakan pola keamanan seperti cluster. Namun, untuk urusan lain faktanya masih jauh dari standar cluster. Misalnya terkait kebersihan, kemewahan, pelayanan, kelengkapan/kebutuhan publik, fasilitas publik, dan lain-lain.
Tentu konsekuensi rumah cluster dengan non cluster juga bakal terkait harga. Sebuah perumahan berkonsep cluster memiliki nilai jual yang lebih tinggi ketimbang rumah minimalis di perumahan "biasa". Apalagi ketika dibandingkan dengan perumahan subsidi.
Baca juga: Alasan Rasional Kenapa Tak Boleh Tergiur dengan Iklan Penjualan Rumah dan Tanah
Setelah membaca artikel ini kalian jadi tahu mana perumahan cluster asli dan mana yang abal-abal. Hati-hatilah terhadap iklan developer yang mengecoh calon konsumen. Hindari tergiur iming-iming menggiurkan dari marketing nakal. Buat apa perumahan one gate system tapi keamanan maupun kenyamanan tak terjamin?
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Perbedaan Perumahan Cluster dan Non Cluster"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*