Banjirembun.com - Siapapun bisa kehilangan arah di tengah perjalanan kehidupan yang dilintasi. Baik secara pelan-pelan maupun dengan tiba-tiba sehingga seakan buta begitu saja. Membuat hidup berasa penuh siksaan, masalah, hingga konflik batin tiada henti.
Terbingung mau melangkah ke mana karena tujuan hidupnya sudah tak menggiurkan lagi. Tidak ada alasan baginya untuk terus menjalani kehidupan, kecuali diisi penuh rasa bosan dan kebahagiaan palsu. Sebab, menurutnya segala tantangan bukan hal menarik lagi.
Di waktu lain keadaan sebaliknya terjadi, mengalami hilang arah lantaran memiliki tujuan hidup tetapi tanpa tahu bagaimana cara menggapainya. Ke jalan mana yang mesti ditempuh. Semua masih diliputi keraguan. Keteguhan hatinya rapuh.
Ditambah ketakutan tentang nasib di masa depan, pesimis dalam diri, minimnya modal, serta himpitan orang sekitar yang jadi "sampah" semakin menjadikan hati kalut. Sudah terjatuh tertimpa tangga. Seharusnya memperoleh bantuan malah diinjak-injak bagai kecoa.
Andai saja keimanan enggak ada di dalam dadanya barangkali bertekad memutuskan mati bunuh diri. Nyatanya, Tuhan masih mentakdirkannya hidup sampai sekarang. Itulah yang kadang membuat jiwa kembali bersemangat. Berhasrat mengalahkan diri sendiri.
Ada keyakinan di dada bahwa hidupnya masih berguna. Setidaknya bagi pribadi. Waktu tersisa dipakai menambah pahala sekaligus mengurangi dosa-dosa. Syukur-syukur mampu digunakan untuk memperbaiki nama buruk di masa lalu agar tak lagi menghantui.
Baginya, ada kalanya serta merta tubuhnya enggan menyiakan kesempatan dari Tuhan. Bergejolak untuk mampu menaklukkan semua cobaan kehidupan. Terbebas terbang melenyapkan kenangan buruk di masa lalu. Sambil mengucapkan selamat tinggal.
Cara yang ditempuhnya untuk kembali ke jalan benar atas keterpurukan hidup yaitu berhijrah. Yakni, pindah dari satu tempat ke tempat lain. Bukan cuma fisik yang digeser. Melainkan cara pandang, desain masa depan, tekat, dan arah hidup juga ditempa ulang.
Arah hidupmu ke mana? |
Kini dia tahu harus berjuang untuk siapa. Dia telah sadar mesti bersandar pada siapa. Lebih-lebih tentu paham untuk apa ia berjuang. Semangatnya berkobar kembali. Berani melepaskan diri dari bayang-bayang yang mengacaukan pikiran.
Hidupnya sekarang jadi asyik. Kegiatan hari demi hari terasa seperti sedang merangkai kepingan puzzle. Tanpa perlu tahu bagaimana nanti bentuk pasti akhirnya. Terpenting jalani dulu bagai air yang mengalir. Mengikuti kehendak Tuhan yang telah tercatat jadi takdir-Nya.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ketika Hidup Orang ini Hilang Arah, Hanya Cara Berikut yang Sanggup Mengembalikannya ke Jalan Benar"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*