Banjirembun.com - SUTET atau Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi adalah struktur transmisi tenaga listrik di ketinggian tertentu yang berkapasitas super besar sebagai penyambung distribusi antar wilayah yang berjarak sangat jauh. Saluran listrik tegangan tinggi di bawah tanah dan bawah laut bukan termasuk SUTET.
Mengingat dampak buruk dari radiasi SUTET, pada dasarnya mendirikan rumah yang jaraknya terlalu dekat dengannya sangat dilarang. Bahkan, IMB (Izin Mendirikan Bangunan) atau PBG (Persetujuan Bangunan Gedung) tidak dikeluarkan pada lokasi di sekitaran SUTET.
Lahan di bawah SUTET secara sendirinya berubah menjadi zona hijau. Konsekuensinya tidak boleh didirikan bangunan apapun. Di mana, jarak bebas serta amannya antara 14-22 meter untuk tegangan SUTET di atas 275 KV. Tergantung menggunakan sirkit tunggal atau ganda.
Alangkah bijak, sebaiknya hindari beli rumah di dekat SUTET. Berapa pun ukuran jauhnya, senyampang mata masih bisa melihatnya terutama di ruang terbuka, lebih baik jangan beli rumah maupun tanah di sana. Selain rugi finansial tentu berbahaya untuk kesehatan penghuni.
Sebelum melanjutkan pembahasan, silakan baca dulu artikel di tautan berikut. Di dalamnya tidak mengulas sama sekali tentang SUTET. Selengkapnya 5 Penyebab Harga Jual Rumah Jadi Murah Jauh di Bawah Pasar, Masih Layak Dibeli?. Nah, untuk rumah dekat tower SUTET sudah jelas tidak layak dibeli.
Inilah risiko finansial dan berbahayanya punya rumah di dekat SUTET yang tak boleh disepelekan:
1. Tetap Bayar Pajak Tapi Pemanfaatan Tanah Dibatasi
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di sekitar SUTET ongkos bayarnya normal. Padahal sesuai aturan penggunaan lahan di sana amat dibatasi. Aturan tersebut demi keselamatan dan kenyamanan masyarakat. Lebih dari itu harga jual seringkali di bawah NJOP (Nilai Jual Objek Pajak).
2. Gangguan Kesehatan
Efek kemunculan penyakit akibat terpapar gelombang elektromagnetik tidak boleh diremehkan. Pancaran energi listrik berkepanjangan tersebut mengakibatkan penyakit kanker (terutama leukimia), kecacatan lahir, insomnia, sakit kepala, telinga berdenging, mual, mudah letih, berdebar-debar, cemas, dan gangguan kesehatan lainnya.
Guna mengurangi ancaman kesehatan dari SUTET caranya jangan keluar rumah antara jam 5 sore hingga 10 malam. Sebab, di waktu itu aliran listrik sedang besar. Selain itu, saat bepergian hindari lintasan jalan maupun tempat berhenti yang berada di kawasan jalur SUTET.
3. Susah Dijadikan Sarana Bisnis
Mengontrakan, menyewakan, menjadikan rumah kos, atau untuk tempat bisnis pribadi yang tempatnya di bawah SUTET sangat menyulitkan diri sendiri. Kalaupun menghasilkan uang, keuntungan yang diraih tidak begitu besar. Itupun nyatanya sudah melakukan perjuangan ekstra dalam memasarkan.
4. Peluang Roboh
Kasus menara SUTET roboh memang sangat jarang terjadi. Namun, perubahan iklim global yang mulia nampak nyata ini patut diperhitungkan. Kekuatan dan umur tower SUTET barangkali semakin cepat rapuh lantaran kondisi cuaca yang gampang berubah. Begitu pula angin yang sering muncul.
Tower SUTET (sumber gambar) |
5. Tersengat Listrik
Ditemukan beberapa kasus pada rumah warga di dekat SUTET telah "teraliri" listrik. Walau tegangannya rendah tapi tetaplah menganggu. Ketika obeng tespen (pendeteksi setrum) ditempelkan pada besi di dalam rumah hasilnya menyala. Hal yang bikin cemas tatkala hujan deras, risiko tersetrum makin meningkat.
6. Rawan Kebakaran
Jangankan SUTET, instalasi tiang listrik rumahan di pinggir jalan juga mampu bikin kebakaran. Banyak dijumpai pohon terbakar gara-gara tidak ditebang sehingga menjulur ke kabel SUTET. Belum lagi "loncatan" setrum SUTET bisa menyebabkan perangkat elektronik di rumah konslet.
7. Tersambar Petir
Petir sangat "menyukai" bangunan tinggi. Apalagi yang komponennya terdapat besi atau kabel yang menjulur ke tanah. Tower SUTET sebenarnya sudah diberi penangkal petir. Akan tetapi kenyataannya serangan sambaran petir tetap jadi momok bagi orang di sekelilingnya.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Kerugian Finansial dan Dampak Bahaya Beli Rumah Dekat SUTET"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*