Banjirembun.com - Tujuan dari sebuah iklan adalah supaya produk yang ditawarkan dibeli oleh konsumen. Sayangnya, agar pembeli punya minat tinggi terkadang pengiklan membuat strategi marketing "sampah". Salah satunya menggunakan teknik clickbait yang menggiurkan.
Baca juga: Clickbait Jadi Tren Penipuan Gaya Baru, Begini Cara Menghukumnya
Salah satu iklan menyesatkan yang sedang marak terjadi yaitu terkait penjualan tanah dan rumah. Bagi orang kaya baru (OKB) atau setidaknya para anak muda yang statusnya telah jadi pekerja bergaji lumayan bakal mudah tergiur pada iklan properti yang merajalela.
Misalnya, tertulis di reklame atau media promosi lain harga rumah cuma 200 jutaan. Ternyata setelah didatangi harga riilnya 285 juta. Ada lagi menjanjikan bonus, diskon, atau hadiah tapi begitu ditindaklanjuti pihak developer mengaku masa berlakunya sudah habis.
Tak habis pikirnya, tertulis di iklan 5 menit dari kampus ternama. Berjarak 1 Km lagi. Sungguh keterlaluan. Setelah dibuktikan sendiri waktu tempuh dan jaraknya tak sesuai kenyataan. Hal yang bikin heran, kenapa tidak ada yang menggugat. Bukankah itu bentuk iklan menyesatkan.
Maksud utama pembuatan iklan tersebut yaitu supaya kantor pemasaran perumahaan tersebut ramai. Dikunjungi oleh banyak calon konsumen. Dengan begitu aura kehidupan dan aktivitas bisnis seakan memancar. Selain itu, dapat menjaring pembeli yang punya uang tapi "buta" terkait jual-beli tanah dan rumah.
Jargon selanjutnya yang tak kalah membuat telinga calon pembeli bergejolak ialah "Daripada menunggu warisan, mending mencicil rumah dari sekarang!". Serta kalimat getir lain seperti "Lelaki idaman adalah yang punya rumah sendiri tanpa menunggu terima warisan".
Sesuatu yang kerap jarang disadari dari calon pembeli bahwa transaksi rumah dan tanah tak semudah beli kacang goreng. Punya uang semata lantas dibayar ke penjual tak cukup serta merta kepemilikan properti bisa pindah tangan begitu mudahnya.
Masih wajib melalui langkah berikutnya yang terkadang tak cuma rumit bagi pemula melainkan juga butuh waktu dan kesabaran ekstra. Sebut saja seperti tanda tangan PPJB dan AJB. Lalu balik nama SHGB. Kemudian peningkatan ke SHM.
Prosedur di atas pun dengan catatan kondisinya normal. Kalau ternyata penjual, agen, makelar, atau developer berbuat nakal yang terjadi jauh lebih bikin pusing. Contoh paling "ringan" ternyata sertifikat tanah atau rumah yang dibeli ternyata masih diagunkan atau dijaminkan ke bank.
Lebih parah lagi, aset properti yang dibeli statusnya sudah di-AJB-kan ke pihak lain. Artinya, terdapat dua AJB dalam satu bidang tanah dan rumah. Dapat dipastikan salah satunya ilegal. Sebab, mustahil dalam satu bidang lahan pada satu keadaan sama telah terjadi 2 kali AJB.
Bisa dibilang dalam bisnis properti sangat rawan penipuan. Mungkin saja awalnya penjual tak ada niat berbuat curang. Namun, setelah tahu pembeli orang awam dan terlihat mudah dibodohi membuat sales maupun makelar properti berbuat jahat.
Lebih baik sebelum membeli tanah atau rumah, cari tahu dulu informasi dan wawasan tentang jual-beli properti sebanyak-banyaknya. Bukan cuma di dunia nyata tapi juga di Google, YouTube, instagram, facebook, serta media sosial lainnya.
Rumah pertama yang dimiliki |
Hal yang tak kalah penting, hindari fanatik pada satu lokasi dan developer tertentu. Cari perbandingan tempat dan pengembang lain. Tujuannya agar pembeli tidak tersandera lantaran dalam posisi sangat butuh. Sebab, seharusnya yang butuh itu penjual bukan malah terbalik.
Kalau memang ingin segera hidup mandiri sehingga tak lagi menumpang di keluarga, jalan yang ditempuh yaitu kost atau mengontrak rumah dulu. Janganlah berfikir ingin segera punya tanah dan rumah milik sendiri tanpa melihat risiko dan kemungkinan buruk.
Bagi yang ingin tahu seluk-beluknya dunia properti agar tak tertipu saat proses pembelian silakan baca tulisan kami di tautan berikut https://www.banjirembun.com/search/label/Properti.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Alasan Rasional Kenapa Tak Boleh Tergiur dengan Iklan Penjualan Rumah dan Tanah"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*