Banjirembun.com - Konsep "Bela Negara" di Indonesia memiliki persamaan dengan program wajib militer di negeri lainnya. Bedanya, untuk gerakan bela negara sejauh ini belum menyentuh aspek militer. Misalnya, memakai seragam tentara atau pun latihan fisik. Artinya, bela negara bukanlah wajib militer.
Perbedaan lainnya yaitu kalau wajib militer diikuti oleh orang yang memenuhi syarat tertentu salah satunya cukup umur, sedang bela negara bisa diikuti oleh siapapun. Mulai dari anak-anak, Ibu-ibu, nenek-nenek, pelajar, petani, PNS, buruh, hingga pengusaha kaya raya sekalipun.
Bela negara bersifat sukarela dari kesadaran diri rakyat Indonesia untuk berperan aktif melindungi dan mempertahankan negara secara fisik maupun non fisik. Sebaliknya, untuk wajib militer bersifat memaksa rakyat tertentu yang memenuhi syarat dalam berperan aktif menjaga kedaulatan Indonesia.
Kendati demikian, perspektif bela negara di Indonesia mayoritas menyentuh aspek mental atau karakter. Para peserta pendidikan bela negara dari masyarakat umum digugah semangat, kesadaran, jati diri, hingga pandangan hidupnya agar tidak merugikan maupun membebani Indonesia.
Konsep bela negara di Indonesia lebih menyangkut tentang pertahanan diri dari potensi ancaman dalam negeri sendiri. Dengan kata lain, lebih memprioritaskan untuk membentangi warga Indonesia agar tetap menjalankan prinsip hidup sesuai dengan aturan negara. Serta tidak terpengaruh dengan intervensi negara lain.
Bela Negara adalah suatu pemahaman konsep, pendidikan, pelatihan, dan doktrinasi kepada individu hingga komunitas tertentu agar tumbuh jiwa patriotisme pada Indonesia. Diharapkan subjek atau pelaku kegiatan bela negara semakin cinta, peduli, dan merawat eksistensi negara.
Salah satu pihak yang tepat dan mendesak untuk menjadi bagian yang dilibatkan secara intens, serius, dan masif dalam program bela negara yaitu warga keturunan alias non pribumi. Mereka disinyalir hanya memperkaya diri di negeri ini. Hati dan jiwa mereka masih peduli dan membela nenek moyang di luar Indonesia.
Asumsinya mudah, seorang yang mengaku cinta pancasila dan negara semestinya menunjukkan bukti nyata. Dalam kehidupan sehari-hari mereka tidak korupsi, tak eksklusif (menutup diri), tidak merasa superior, tidak merusak alam, tidak mengganggu ketertiban, serta tidak hanya memperkaya diri dengan cara berbuat kezaliman.
Setiap warga negara Indonesia wajib menjaga diri supaya tidak menjadi bagian Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan (AGHT) yang berisiko terjadinya kemunduran dan lemahnya NKRI. Dari sini dapat dipahami bukan cuma teroris, perbuatan makar, pemberontak, atau separatis yang berbahaya bagi keutuhan bangsa.
Para pengkhianat rakyat Indonesia yang contohnya meliputi orang yang merusak moral, pengadu domba, pembuat rusuh, penebar keributan di media sosial, menyesatkan masyarakat, dan melakukan persaingan bisnis secara curang merupakan komponen negatif yang wajib diwaspadai, diantisipasi, dan ditanggulangi.
Implementasi Aksi Bela Negara dalam Kehidupan Sehari-hari
Implementasi nyata bela negara dalam kehidupan sehari-hari disesuaikan dengan usia, pekerjaan, agama, dan taraf ekonomi. Meski secara umum penanaman konsep bela negara sama, akan tetapi perwujudannya dalam perbuatan tetap beda. Disesuaikan dengan potensi dan kemampuan masing-masing.
Upacara bendera merupakan bagian dari penerapan bela negara (sumber gambar) |
Bagi usia anak-anak cara praktis penerapan bela negara di keseharian ialah hafal lagu nasional dan kebangsaan. Selain itu mereka juga harus mengenal wajah serta nama tokoh-tokoh pahlawan pra kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan. Serta tentunya tahu hal-hal sederhana terkait wawasan keindonesiaan.
Sedangkan untuk pelajar SMA dan mahasiswa sebagai bentuk tindakan nyata bela negara mereka mesti memahami sejarah perjuangan kemerdekaan sebelum tahun 1945 beserta upaya-upaya mempertahankannya dari tahun 1945 hingga sekarang ini. Mereka harus menyadari bahwa negeri ini dibangun dari darah nenek moyang.
Adapun usia sepuh sebagai bukti bela negara dapat ditunjukkan dengan cara memberikan cerita pada anak cucunya tentang wawasan kebangsaan di masa lalu. Bentuk sederhana lainnya yaitu ikut berperan aktif dalam mencoblos atau memilih dalam setiap pilkada dan pemilu.
Begitu pula profesi apapun itu semuanya berkesempatan sama ikut andil membela negara. Bekerja secara jujur, profesional, disiplin, tanggung jawab, dan totalitas merupakan kegiatan nyata bagian dari bela negara. Tentu semuanya dilandasi karena tidak ingin menjadi beban negara serta ingin melancarkan pembangunan bangsa.
Tak cuma itu, seluruh penganut agama di Indonesia dapat melakukan bela negara dengan cara mengimplementasikan Tri Kerukunan Umat Beragama. Lebih lengkapnya buka tautan ini Tujuan Tri Kerukunan Umat Beragama. Di sana didapati bagaimana cara menjadi umat beragama yang baik.
Bagi orang kaya sebagai wujud bela negara bisa dengan menjadi donatur acara Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN). Cara lainnya adalah membayar pajak sesuai dengan ketentuan. Lebih bagus lagi melakukan pengembangan bisnis yang tidak hanya memperkaya kelompok dan etnisnya. Namun, dapat memperkaya pula warga sekitar.
Kesimpulan dari bentuk implementasi Bela Negara dalam kehidupan sehari-hari adalah bila tidak bisa berperan aktif dalam memajukan negara maka jangan menjadi penghambat dan penganggu. Jadilah warga yang baik serta tidak menjadi penumpang gelap di kendaraan yang bernama Indonesia.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Arti Bela Negara dan Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari "
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*