5 Penyebab Harga Jual Rumah Jadi Murah Jauh di Bawah Pasar, Masih Layak Dibeli?

Banjirembun.com - Harga rumah jadi murah ada banyak faktor, penyebab, atau alasannya. Secara umum sebuah rumah nilai jualnya turun karena pemilik sudah tak memerlukan lagi. Serta ada pula lantaran sedang butuh uang sehingga pasang harga serendahnya.

Rumah dijual murah biasanya hasil warisan. Di mana, kadang ahli waris lebih dari satu orang. Nah, dalam proses turun waris tersebut penerima atau ahli waris tidak punya uang untuk membayar biaya-biayanya. Misalnya salah satunya yang terbesar yaitu BPHTB (Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan).

Bisa dikatakan penyebab sebuah rumah berharga murah dalam banyak kasus adalah dilatarbelakangi kondisi psikologis dan ekonomi si penjual. Artinya, nilai suatu rumah dapat turun drastis di bawah pasaran tatkala posisi si penjual sudah "sadar diri" dan rela rumahnya dijual murah.

Penjual tahu betul rumahnya jarang diminati oleh banyak orang. Di sisi lain, dia juga ingin cepat-cepat menjualnya agar mampu mengurangi beban hidup. Sebab, sudah tak lagi sanggup memiliki rumah dengan situasi yang tak mendukung. Ditambah lagi kondisi rumah dan di sekitarnya telah mengalami perubahan.

Berikut ini 5 alasan harga sebuah rumah lebih murah di bawah standar pasar:

1. Bekas Bunuh Diri dan Pembunuhan

Rumah yang terkenal kehororannya sangat tidak diminati oleh pembeli. Kalaupun ada yang mau beli mereka menawar dengan harga lebih rendah dari standar pasar. Apalagi rumah bekas bunuh diri ataupun pembunuhan sangat membuat kejiwaan penghuni lama terpukul.

Terlebih oleh orang yang percaya mistis. Mereka menganggap rumah yang baru saja ada bunuh diri dan pembunuhan akan berubah jadi angker alias mencekam. Membuat orang yang tinggal di dalamnya gelisah, takut, dan terbayang-bayangi.

2. Dekat Kuburan

Rumah maupun perumahan dekat kuburan menurut banyak kebudayaan dan kalangan harus dihindari. Kalau masih ada pilihan dan uang untuk membeli hunian, lebih baik pilih lokasi lain yang jauh dari pemakaman. Masih dipercayai bahwa punya rumah mepet kuburan dinilai hal tabu.

Walau area kuburan terpagar rapat dan tertutup nyatanya itu belum jadi alasan utama memilih rumah di dekatnya. Sebab, suasana horor mungkin kadang tiba-tiba muncul. Belum lagi saat terdapat acara pemakaman tentu barangkali bakal ada bekas ingatan tersendiri.

3. Berada di Zona Merah

Zona merah atau hitam merupakan kawasan yang lebih baik dihindari. Bukan cuma adanya risiko kriminal, kejahatan, narkoba, atau semacamnya. Melainkan diperhitungkan pula terkait rawan bencana alam, dekat limbah atau polusi pabrik, Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan lain-lain.

Rumah di sekitaran wilayah yang sering banjir, macet, jalan rusak lama dibenahi, hingga minim lampu lalu lintas sebaiknya juga bukan jadi bahan pertimbangan dibeli. Ditambah lagi birokrasi pemerintah desa yang terkenal korup dan mempersulit lebih baik jangan memiliki rumah di sana.

4. Akses Akomodasi Ekstrim

Akses penghubung rumah menuju pusat keramaian yang sangat ekstrim sesungguhnya dapat menurunkan harga rumah. Contohnya jalan yang sempit, naik-turun ekstrim, melewati hutan lebat yang sepi, sampai berada di pinggiran jurang. Semua itu mempersulit hilir mudik lebih cepat.

Rumah dengan akses jalan menurun tajam

5. Posisi Rumah

Rumah menghadap ke mana juga harus diperhitungkan. Rumah mengarah ke timur kerap diminati karena ketika pagi hari seisi rumah berpeluang terhangatkan sinar mentari. Begitu pula lokasinya di dekat fasilitas ramai dan bising seperti sekolah atau tidak.

Hal yang enggak kalah penting perhatikan pula apakah posisi rumah tusuk sate? Kalau benar seperti itu tetap beli saja. Berikut ini tautan bacaan tentang cara mengatasinya "Rumah Tusuk Sate Dibeli Saja, Begini Cara Mencegah Dampak Buruknya".