Banjirembun.com - Investasi rumah kost memang harus diakui masih lebih ribet ketimbang "menanam uang" dalam bentuk konsep rumah pribadi maupun villa (rumah singgah). Di mana, cukup dikontrakkan atau disewakan dengan tempo dan waktu pembayarannya sangat jelas.
Berbeda halnya dengan indekos yang risiko uang menunggak dari konsumen cukup tinggi. Belum bayar kos tapi masih bisa tidur di kamar. Apalagi kos-kosan tersebut dihuni oleh mahasiswa dan karyawan muda. Padahal sudah ada uang tapi justru digunakan foya-foya. Di sinilah kerap terjadi konflik batin.
Sejujurnya, saran dalam artikel ini ditujukan bagi pihak yang memiliki modal kuat dan terjaga finansialnya. Artinya, setelah membeli rumah kos (rukos) kondisi keuangannya masih stabil. Serta tentunya proses pembeliannya dari kantong sendiri. Bukan hasil berhutang ke bank.
Berikut ini kelebihan beli rumah kost sudah jadi daripada bangun sendiri:
1. Tak Perlu Desain
Jangan dikira mendesain bentuk tampilan luar dan formasi bagian dalam bangunan rumah kost itu mudah. Walau membangun sendiri dengan menggunakan jasa arsitek, nyatanya risiko terjadi proyek "gagal" dan biaya membengkak juga masih mengancam.
Perlu diketahui sistem kelistrikan, air, dan ventilasi di gedung kos-kosan berbeda aturan mainnya. Hal itu agar tercipta keamanan, keselamatan, dan kenyamanan. Kendati semua itu ditentukan oleh model seperti apa kost yang ingin diterapkan. Apakah kos premium atau yang level di bawah.
Ilustrasi meteran listrik rumah kost |
2. Khusus Beli di Cluster Kost Tak Direpotkan Ikut Mengelola
Rukos yang berada di cluster kost biasanya lebih memanjakan pemilik bangunan kos. Jadi, layaknya perumahan eksklusif yang ada sistem penjagaan satpam 24 jam dan palang pintu (portal) sehingga developer masih tetap ikut andil dalam pengelolaan.
Pengembang rumah kost modern tersebut menggunakan sistem bagi hasil. Rumah kos bisa dimiliki secara pribadi. Akan tetapi urusan mengelola sepenuhnya dilakukan oleh manajemen developer rukos. Mulai dari mencari konsumen kost, menertibkan penghuninya, sampai urusan lain umumnya di indekos.
3. Tidak Usah Urusi Izin dan Persetujuan Tetangga
Rumah kos dengan jumlah minimal kamar tertentu harus terdapat izin formal. Salah satunya terkait urusan perpajakan. Serta yang lebih penting lagi mendapatkan izin, persetujuan, atau kerelaan dari para tetangga. Hindari menyepelekan masalah interaksi antar tetangga.
Rumah kos yang siap huni tentunya tak perlu rumit minta perizinan. Lebih-lebih lokasinya memang sudah berada di kawasan kost. Para tetangga mayoritas juga mempunyai kost sendiri. Dengan begitu orang yang menempati kamar kost tidak ewuh pakewuh alias interaksi "serba salah" terhadap tetangga.
4. Jadi Juragan Kost Secara Singkat
Enggak perlu minder disebut pakai jalan pintas alias cara instan untuk menjadi pemilik rumah kost. Anggap saja itu sebagai anugerah. Sebab, manusia punya kesibukan dan perhitungan sendiri. Satu sama lain tak boleh disamakan. Kecuali tatakla niatnya 100% murni jadi juragan kos. Bukan sebagai usaha sampingan.
Sebagaimana yang dikatakan pada tulisan di atas bahwa saran di artikel ini khusus orang berduit. Dengan kata lain, perjuangan yang sesungguhnya adalah di kala sebelumnya ketika mengumpulkan uang. Sekarang tinggal memetik hasilnya tanpa perlu pusing lagi mewujudkan diri jadi juragan kos.
5. Bisa Dikerjasamakan
Kerja sama dari titik nol di awal pembangunan tentu lebih membebani pikiran ketimbang rumah kost sudah jadi lantas dikerjasamakan. Pilihlah pihak manajemen kos yang jadi mitra dipastikan sudah profesional di bidang dunia kos-kosan. Jangan lupa ada hitam di atas putih supaya transparan.
Mekanisme kerja sama sangat cocok diterapkan bagi kalangan yang uangnya melimpah tapi sibuk dengan pekerjaan lain. Namun, lebih dulu pastikan rumah kost tersebut telah benar-benar dikuasai. Di mana Sertifikat Hak Milik (SHM) sudah dibalik nama. Hal tersebut untuk menghindari sengketa di kemudian hari.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "5 Keuntungan Beli Rumah Kost Siap Huni Daripada Bangun Sendiri"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*