Nyatanya, alih-alih dipedulikan oleh orang di luaran yang tak dikenal malah oleh teman-teman masa kecil hingga saat kerja sekarang ini tidak ada yang menghiraukan. Barangkali saja mereka telah muak dan jengah mendengar cerita hidup tentangnya.
Berhentilah memunculkan diri kalau cuma untuk ingin dipuji dan diakui. Buat apa menanti pujian serta pengakuan dari manusia. Lebih baik tenggelam dari "peredaran" lantaran sibuk mengembangkan diri ketimbang rajin memoles citra pribadi.
Ilustrasi mahkota (sumber gambar) |
Boleh-boleh saja unjuk diri. Menampakkan keunggulan dengan tujuan untuk promosi bakat, pemasaran bisnis, maupun guna misi sosial. Tentu itu niatnya bukan untuk memajang muka. Melainkan memperlihatkan kualitas dan kelebihan agar diserap masyarakat.
Hal utama lain ialah pamer pekerjaan dan kesibukan bagi pegawai atau karyawan terkadang enggak kalah penting. Kerja yang giat tersebut dapat jadi bukti bukan bagian orang yang suka makan gaji buta. Serta mampu meminimalkan prasangka buruk dari teman kerja.
Baca juga: Pengalaman Saya Pribadi, Tembus Ratusan Juta dalam Kurun 3 Tahun Menulis di Blog Pribadi
Tetaplah jaga privasimu. Sebab itu adalah mahkota kehormatanmu. Biarlah banyak orang menganggapmu sampah karena kamu dikira miskin dan tak punya pendapatan besar. Jangan pula terpancing untuk memberikan bukti atas apa yang bisa kamu beli dan miliki.
Abaikan hinaan, ghibah, ejekan, sindiran, hingga fitnah dari lisan manusia. Hal terpenting yang patut disyukuri yaitu kamu tak punya hutang. Hidupmu tak menggantungkan pada siapa pun. Termasuk juga tidak menggerogoti orang tua serta mertua.
Tak perlu menjelaskan atau memamerkan tentang dirimu, kebaikanmu, jati dirimu, prinsip hidupmu, kelebihan hartamu, pekerjaanmu, atau semacamnya kalau tujuannya cuma ingin mengalahkan sesama. Hanya ingin dibilang sudah mapan dan tidak miskin.
Tinggalkan orang-orang yang penasaran dengan kehidupanmu. Di mana, mereka mengurusi terkait pekerjaan dan menghitung penghasilanmu. Sebab, tugas hidupmu bukan berlomba mengalahkan pihak lain dalam masalah harta.
Begitu pula jangan sekali-kali membeberkan persoalan terkait keuanganmu. Baik saat di atas maupun di bawah, orang lain dicegah sampai tahu. Kembali ditegaskan, tak perlu beli ini atau itu agar menjadi bukti kamu punya uang.
Baca juga: Sudah Banyak Manusia Mengalami Kepahitan Hidup, Hindari Berpikir Merasa Paling Kuat Bertahan
Sesulit apapun keadaanmu tangkal diri supaya tidak menceritakan pada siapapun. Begitu juga sebesar apapun anugerah yang diterima harus hati-hati dalam mengumbar. Lebih baik diam. Lantas adakan acara syukuran dan sedekah masal.
Tabunglah uang secukupnya. Kalau jumlahnya terlalu banyak untuk disimpan jalan keluarnya bikin usaha. Bila tidak mau repot maka ubah uang itu jadi aset berharga yang aman. Misalnya dibelikan emas, tanah, rumah, sampai kos-kosan.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Privasimu Adalah Mahkota Sucimu, Semakin Terjaga Justru Tambah Terhormat "
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*