Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Baca Ini Agar Tak Lagi Dongkol Akibat Dibodohi Akun Palsu yang Berkomentar Menyesatkan di Media Sosial

Banjirembun.com - Di YouTube, instagram, Google Maps, website, facebook, twitter, hingga whatsapp sekalipun tak sedikit ditemukan komentar menyesatkan. Dibilang seperti itu lantaran tanggapan yang dilontarkan dilakukan oleh akun palsu, kloning (ganda), maupun anonim.


Kendati akun yang ikut berkomentar berstatus asli, kenyataannya mereka dibayar untuk ikut andil meramaikan postingan tertentu. Hampir mirip dengan gerombolan buzzer. Meski tidak dibayar, setidaknya ternyata mereka ada hubungan ideologi dan ikatan sosial yang kuat.


Baca juga: Pantesan Bawel di Internet, Ternyata Segini Bayaran dan Tugas Buzzer


Yang lebih bikin miris ada media sosial tertentu, termasuk YouTube, yang mengizinkan pemosting konten menyeleksi komentar yang boleh diterbitkan. Artinya, komentar yang dianggap merugikan pemilik postingan bisa disembunyikan dari mata publik. Hanya yang dianggap sesuai yang dipublikasikan.


Salah satu tujuannya yaitu ingin menggiring opini. Dengan cara seolah-olah pendukung dari gagasan, konsep, keyakinan, pandangan politik, serta produk bisnis yang disebarkan banyak peminatnya. Padahal kenyataannya akun sejumlah "tim hore" itu palsu.


Dalam konteks strategi marketing, biasanya seorang yang ingin dagangannya laku akan memposting produknya di media sosial. Lantas akun-akun palsu bakal difungsikan berbeda. Ada yang kasih like, komentar, serta ada yang membagikan postingan bosnya.


Bagi masyarakat awam tentu mudah percaya begitu saja ketika melihat ada testimoni positif dan jumlah jempol like yang melimpah dari para pendukung abal-abal. Mereka bakal terpengaruh untuk membeli, mengikuti, tertarik, bahkan sampai makin fanatik pada produk itu.

Ilustrasi komentar di YouTube (hanya untuk contoh bagaimana bentuk komentar di medsos)


Modus yang dipakai akun palsu salah satunya seorang laki-laki yang berpura-pura jadi wanita. Akun seperti itu dijuluki sebagai hode. Biasanya sasaran korbannya adalah kaum adam. Lebih jelasnya buka tautan Ciri-ciri Akun Hode di Media Sosial, Aslinya Cowok tapi di Profilnya Mengaku Cewek.


Trik lainnya yaitu menggunakan nama akun yang terkesan agamis seperti Muhammad, Aisyah, Fatimah, Ahmad, dan lain-lain. Maksud dari cara itu yaitu ingin meraih simpati dari umat agama tertentu. Dengan begitu netizen akan mudah ditipu, dipengaruhi, dan dicuci otaknya. Agama hanya sebagai kedok.


Taktik nekat dan brutal terkadang juga dilakukan. Misalnya, ada akun tertentu yang ditugaskan menyebarkan hoax. Kemudian setelah hoaks itu tersebar luas para korban yang termakan hoax dibuli dan dicaci habis-habisan. Padahal merekalah yang memproduksi hoax, lalu menyebarkan, lantas meributkannya.


Setelah tahu tentang fenomena di atas semestinya siapapun tidak akan lagi gusar. Begitu pula tidak emosional tatkala ada opini, gagasan, paham, maupun dukungan terhadap hal tertentu yang kontroversial tapi ternyata memiliki banyak pembelanya di medsos. Harus dimaklumi bahwa dunia Internet terdapat banyak kepalsuan.


Saat menemukan komentar yang tak sesuai dengan hati nurani sebaiknya diabaikan. Jangan ikutan berkomentar. Percuma saja, pasti komentar itu ditenggelamkan. Jalan cerdas yang pantas ditempuh yaitu memblokir akun meresahkan, keluar grup, unsubscribe, dan tidak merekomendasikan channel muncul di beranda.


Bukankah niat awal membuka media sosial untuk mendapatkan hiburan bermanfaat, inspirasi, ilmu, wawasan, pengalaman dari para pelaku yang sukses, informasi, sampai mendapatkan tutorial tertentu. Oleh sebab itu, jauhi di medsos hal-hal negatif yang bikin jengkel dan dongkol.


Itulah pentingnya sikap bijaksana dalam bermedsos. Yakni, mampu menjaga diri dari pengaruh buruk. Serta tepat menggunakannya untuk kebutuhan penting. Media sosial tak boleh dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang tanpa memilah dulu, meluapkan gejolak jiwa, sekaligus berbuat semau sendiri tanpa aturan.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Baca Ini Agar Tak Lagi Dongkol Akibat Dibodohi Akun Palsu yang Berkomentar Menyesatkan di Media Sosial "

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*