Banjirembun.com - Kematian pasti terjadi pada semua makhluk yang bernyawa. Cepat atau lambat serta dengan cara apapun yang mungkin tak terduga. Sudah siap maupun belum kematian tetap datang.
Sebagai umat Islam yang telah diajarkan tentang cara berhubungan dengan Allah SWT, konsep takdir, serta cara berhubungan dengan makhluk semestinya tidak membuat takut apalagi benci kematian.
Berikut ini sejumlah alasan umat Islam untuk tidak takut pada kematian:
1. Proses Kematian Bagi Orang Beriman Lancar Tanpa Sakit
Proses dicabutnya nyawa bagi orang kafir, fasik, dan munafik (pengkhianat Islam) barang tentu amat menyakitkan. Pencabutan roh dari tubuh mereka bagaikan bulu domba dibasahi lantas dililitkan pada kayu berduri lalu ditarik kasar.
Adapun bagi umat beriman peristiwa hilangnya nyawa terjadi amat lancar. Bagaikan air di dalam kendi yang dikucurkan dengan deras. Oleh sebab itu, bukan sebuah alasan kematian ditakuti maupun dibenci.
2. Kematian Adalah Masa Panen Amal Soleh
Bagi sebagian besar umat Islam di zaman dulu yaitu era sahabat Rasulullah, tabiin, dan masa-masa setelah itu memandang kematian secara "asyik". Mereka justru bahagia tatkala kematian tiba. Sebab, itu adalah waktunya panen pahala.
Begitu pula sesama muslim yang akan kehilangan orang tercinta lantaran terkena sakit parah atau wafat di medan perang. Mereka memberi pesan pada saudara yang akan meninggal untuk jangan lupa memberi syafaat di akhirat kelak.
3. Kematian Menjadi Tempat Istirahat Terbaik
Umat Islam di kehidupan dunia diwajibkan dan diperintahkan melakukan ibadah-ibadah. Tentu terkadang ada rasa malas, jenuh, dan ragu. Belum lagi ujian atau cobaan bagi umat beriman terkadang sangat pedih serta menekan batin.
Dengan tibanya kematian, itu merupakan waktu istirahat bagi umat Islam. Tidak ada lagi kewajiban. Tidak ada lagi rasa khawatir. Serta tak perlu lagi takut menambah pundi-pundi dosa.
4. Setelah Kematian Tak Ada Kesulitan dan Siksaan
Bagi kafir dan umat Islam yang dosa-dosanya teramat banyak setelah mati bakal menemui kehinaan, rasa malu, kesakitan, hingga kesulitan. Dalam proses menuju neraka itu mereka lalui dengan perlakuan siksaan dari malaikat dan Allah SWT.
Sedangkan bagi umat Islam yang beriman dan pahalanya lebih mendominasi, setelah meninggal dunia tak akan merasakan kepedihan. Saat di alam kubur hingga menuju surga mereka lalui dengan lancar. Tanpa perlu menghadapi kesusahan.
5. Kematian Bukan Akhir dari Segalanya Tapi Awal dari Kehidupan Baru
Haram hukumnya bagi umat Islam meragukan adanya alam lain setelah kematian. Apalagi memandang bahwa kehidupan dunia lebih utama alias nomor satu. Sedangkan kehidupan akhirat diabaikan tanpa memperjuangkan dengan serius.
Baca juga: Renungan Bagi Umat Islam yang Masih Ragu Terhadap Adanya Kehidupan Abadi Setelah Kematian
Dimensi waktu dan tempat antara alam kematian dengan alam dunia berbeda. Bagi sebagian penduduk dunia akhirat hanya sebuah dongeng. Namun, bagi penghuni alam barzah kehidupan dunia justru dianggap sebatas mimpi. Seakan tiba-tiba terbangun dari tidur.
6. Di Alam Barzah Bisa Saling Bertemu Sesama Mukmin
Alam barzah atau dikenal sebagai alam kubur, roh orang-orang beriman dapat saling berjumpa. Mengobrol dan bertanya pada penghuni baru tentang kabar manusia yang masih hidup. Sebab, di alam itu para roh tidak bisa mengetahui kondisi kehidupan dunia.
Mereka dapat bertemu keluarga, saudara, tetangga, dan orang-orang lain yang dikenal saat hidup di dunia. Kebersamaan itu dapat berlangsung dari dunia hingga di alam kubur maupun setelah hari kebangkitan terjadi sampai di surga. Sungguh kenikmatan tiada tara.
7. Kematian Sebagai Pengingat
Mengaku cinta dan rindu Allah SWT maupun Rasulullah SAW tapi takut pada mati. Padahal untuk bertemu sudah barang tentu harus melalui kematian dulu. Selain itu, tentu harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian.
Jadikan mati sebagai pengingat. Jangan merasa tabu tatkala membicarakan kematian. Sebaliknya, terus belajar dan saling mengingatkan satu sama lain tentang kematian. Masing-masing harus siap meninggalkan maupun ditinggalkan.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Sungguh benar Firman.Allah SWT ia
BalasHapus