Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Penyebab-penyebab Autoimun

Banjirembun.com - Sebab-sebab penyakit autoimun bisa muncul sangat sulit dipastikan. Di mana, masing-masing pasien autoimun punya pengalaman dan risiko berbeda yang menjadi faktor terserang autoimun. Dengan kata lain, autoimun memiliki sifat unik.


Pasien autoimun tak boleh menyamaratakan antara satu kasus dengan kasus kejadian lain. Meskipun itu gejala yang dialami sama. Amat mungkin tingkat keparahan dan respon imunitas tubuh berbeda pada tiap individu. Intinya, pahami dan perlakukan secara tepat tubuh sendiri.


Secara umum ada 2 penyebab autoimun yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Namun, yang pasti hal itu disebabkan oleh perilaku sel-sel imun dalam tubuh yang tak terkontrol. Nah, salah satu penyebab utamanya karena usus mengalami kebocoran.


Ilustrasi usus bocor (sumber gambar)

Secara medis istilah usus bocor (leaky gut) atau likigan memang menurut sebagian ahli kesehatan belum diakui. Kendati seperti itu nyatanya banyak kasus pencernaan yang mengarah pada gejala sindrom usus bocor terjadi. Mengakibatkan sejumlah keluhan ringan hingga kronis.


Perlu diketahui bahwa usus mempunyai lubang-lubang kecil seperti pori-pori. Berfungsi menyaring sari-sari makanan. Agar hanya nutrisi dan kandungan sehat yang dibutuhkan tubuh yang masuk aliran darah. Dalam kasus usus bocor mekanisme tersebut gagal sehingga tak normal.


Benda-benda asing yang lolos masuk serta merta membuat sel imunitas tubuh bergerak reaktif menyerang. Sayangnya, bukan cuma patogen (sumber penyakit) yang ditaklukkan. Melainkan pula bagian-bagian tubuh lain. Tergantung bagian mana yang digempur sehingga menimbulkan penyakit spesifik.


Sel-sel imun yang seharusnya menyerang patogen seperti kuman, bakteri, virus, jamur, dan mikroskopis lain justru tak terkendali menggerogoti sel-sel sehat. Baik itu pada jaringan maupun organ tubuh. Tentu saja akibatnya fungsi tubuh mengalami kerusakan sehingga mengalami gangguan bahkan menyebabkan kematian.


Baca juga: Pengalaman Pribadi Menjinakkan Gejala Autoimun yang Terparah dalam Hidup


Penyebab autoimun belum dapat dipastikan. Akan tetapi hal-hal di bawah ini patut dicurigai jadi sebab penyakit autoimun muncul, yang meliputi sebagai berikut:


1. Kondisi bawaan (gen). Punya riwayat keluarga terkena autoimun. Jenis kelamin perempuan lebih rentan terkena. Selain itu, kondisi golongan darah A juga sama. Ras tertentu berisiko pula terkena autoimun jenis lupus, diabetes tipe 1, dan lain-lain.


Baca juga: Bukan Mistis, Secara Ilmiah Golongan Darah Sangat Berpengaruh Terhadap Panjang Umur dan Kekebalan pada Penyakit


2. Penggunaan antiseptik dan disinfektan berlebihan (takaran melebihi kebutuhan serta sering atau dalam jangka panjang).


3. Tekanan batin, stres, dan depresi. Kondisi psikologis sangat berpengaruh besar pada kesehatan metabolisme. Terutama pada bagian usus.


4. Paparan radiasi berlebihan termasuk salah satunya sinar matahari yang mengandung ultraviolet.


5. Konsumsi kuliner mengandung bahan kimia buatan secara berlebihan. Meliputi MSG (micin), pewarna, pemanis, dan pengawet.


6. Konsumsi santapan instan. Minuman sachet, mie instan, makanan cepat saji, minuman berkarbonasi, dan lain-lain.


7. Penggunaan obat-obatan berlebihan. Sakit sedikit saja langsung periksa ke dokter minta resep obat. Di mana, tentu obat itu harus dihabiskan. 


8. Kekurangan vitamin D terus-menerus dalam jangka panjang. Vitamin D dari makanan kadang tidak cukup. Masih butuh suplemen vitamin D. Begitu pula berjemur di bawah matahari guna membantu produksi vitamin D dalam tubuh malah berbahaya bagi kesehatan. 


9. Penggunaan antibiotik berlebihan (takaran melebihi kebutuhan serta sering atau dalam jangka panjang).


10. Diet. Pola makan yang salah walau mungkin terlihat menyehatkan tetap mampu menimbulkan autoimun. Misalnya konsumsi garam berlebihan.


11. Infeksi bakteri dan virus. Peradangan dalam tubuh pada kasus khusus dapat menyebabkan sel imun mengalami eror.


12. Kontaminasi rokok. Baik perokok aktif maupun pasif punya peluang sama terkena autoimun.


13. Kelelahan. Beraktivitas secara berlebihan sehingga kurang tidur (misal tidur cuma 3-5 jam sehari) maupun istirahat mengakibatkan tubuh mengalami tekanan sehingga muncul stres oksidatif.


14. Polusi udara. Polusi udara bisa berupa debu, asap kendaraan, asap pabrik, hingga kontaminasi partikel bahan kimia melayang di udara.


15. Tidak olahraga. Sering duduk dan berbaring membuat kondisi sistem dalam tubuh "kebingungan".


16. Paparan zat kimia pada peralatan rumah tangga dengan berlebihan. Kontaminasi esbes, merkuri, emas, atau perabotan berbahan "aneh" lainnya tak boleh diremehkan. 


17. Perubahan hormon. Terutama terkait hormon esterogen. Ketika mengalami kehamilan dan melahirkan biasanya gejala autoimun timbul. Begitu pula saat menopause maupun sebelum periode menstruasi.


18. Memakan hidangan dari produk industri peternakan dan pertanian yang menggunakan bahan olahan, obat-obatan, serta kandungan kimia berlebihan. Termasuk para pelaku usaha di bidang tersebut yang terpapar secara langsung di lapangan. 


19. Iritasi dan peradangan di usus. Faktor pemicunya makanan tak sehat, stres atau depresi, hingga genetik. Terkadang mungkin ada individu yang sejak lahir memiliki usus ringkih. Sebagaimana diketahui bahwa 70% lebih kesehatan seluruh tubuh ditentukan oleh keadaan usus.


20. Mutasi gen. Jangan heran kalau zaman dahulu sedikit ditemukan penyakit autoimun. Barangkali di waktu itu belum banyak faktor pemicu terjadinya mutasi genetik. Ada sejumlah alasan jadi pemicunya. Salah satunya makanan. Silakan baca tulisan ini "Jangan Asal Makan, Sebab Makanan Sangat Berpengaruh Besar pada Kondisi DNA atau Genetik Keturunan".


Disclaimer: Penyakit autoimun itu nyata. Akan tetapi untuk mengetahui seseorang terkena autoimun atau tidak harus melakukan tes darah di laboratorium. Dalam kasus tertentu diperlukan tes lanjutan guna mengetahui jenis autoimun apa yang diderita pasien. Hal itu supaya tepat dalam penanganan. Periksakan diri ke dokter Spesialis Penyakit Dalam atau lebih spesifik dokter ahli autoimun saat curiga terkena autoimun.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Penyebab-penyebab Autoimun "

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*