Banjirembun.com - Jangan sekali-kali meragukan Allah SWT. Tak begitu percaya tentang sifat Maha Adil-Nya. Tetaplah berada di jalan kebenaran yang diridhoi oleh Allah. Tidak perlu ajari Dia bagaimana dan kapan membinasakan kebatilan. Tugas manusia adalah tetap bertaqwa pada-Nya. Bukan menggurui-Nya.
Hindari bertanya-tanya atau berangan-angan kapan Allah segera menghukum kebatilan, kezaliman, dan kesesatan. Sebab, semuanya sudah diurus oleh-Nya yang Maha Mengurusi. Tugas umat Islam hanya memastikan bahwa dirinya masih berada di jalan benar. Hatinya masih lurus tak terbelokkan.
Bukankah sudah dijelaskan dalam al Quran terkait kisah-kisah orang zalim di zaman dulu. Mereka semua akhirnya dibinasakan. Mati dalam keadaan mengenaskan bahkan ada yang memalukan. Sedang orang-orang saleh dan beriman yang mereka ganggu tetap hidup penuh damai.
Tidak usah sibuk memikirkan apa cara terbaik agar suatu kebatilan itu hilang. Sebab, hal tersebut merupakan kepastian. Entah cepat atau lambat. Ketimbang memikirkan sesuatu yang bukan tanggung jawab dan kewajiban. Lebih baik fokuslah terdepan bersama muslim lain di jalan kebenaran dalam membangun peradaban.
Ilustrasi bentuk kebatilan (sumber gambar) |
Seseorang yang tahu bahwa tetangganya dalam keadaan miskin kelaparan tapi tetap acuh sungguh itu berdosa. Namun, ketika ada tetangga yang zalim dan fasik belum tentu terkena dosa ketika "membiarkan". Dalam artian, hanya sanggup berdoa lantaran tak mampu berbuat nyata untuk menghilangkan kemungkaran.
Seandainya umat Islam secara individu (bukan komunitas) dikenai kewajiban untuk memberantas kezaliman secara "fisik" tentu itu berat. Seandainya pula pahala menjadi "pahlawan" penunduk preman dan pembungkam mulut si munafik secara terang-terangan itu hukumnya wajib tentulah itu membebani.
Rasulullah SAW tidak memerintahkan sahabat untuk membunuh para munafik. Mengaku Islam, ikut sholat, bahkan berada di barisan Nabi Muhammad SAW akan tetapi hati mereka sangat benci dengan agama Allah SWT. Tentu itu ada alasan dan hikmah tersendiri yang patut diteladani.
Cara membasmi kemungkaran, kezaliman, atau kebatilan tidak harus melenyapkan atau membumihanguskan secara "brutal". Cukup dengan cara mendirikan madrasah, pesantren, sekolah Islam, lembaga keuangan Islam, rumah sakit Islam, serta kekuatan masyarakat Islam lain yang besar maupun berkualitas akan membuat musuh terkencing-kencing.
Mengurangi jumlah dan tingkat keparahan atas kebatilan tak harus dengan cara menekan secara langsung. Cara lain bisa ditempuh melalui pencegahan. Pastikan generasi penerus bangsa kelak berada di jalur benar. Putus mata rantai potensi kebatilan sebanyak mungkin. Langkahnya perhatikan, rawat, ayomi, dan arahkan kader-kader umat Islam.
Yakinlah, hukuman dari Allah SWT tidak cuma di akhirat. Pelaku kebatilan pasti menerima dampak negatif dari apa yang dia berbuat. Sungguh beruntung baginya ketika azab yang mereka terima tak banyak diketahui orang. Akan lebih ngeri saat hukuman itu diketahui banyak orang. Bakal sangat malu.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Tak Perlu Ajari Allah SWT, Tetap Berada di Jalur Benar karena Kebatilan Pasti Bakal Dibinasakan "
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*